Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Penembakan Massal Berulang di AS : Ujung Tanduk Peradaban Kapitalisme



Topswara.com --Dikutip dari CNN Internasional, selama periode 2014-2021 setiap tahun setidaknya ada lebih dari 200 kasus penembakan massal di negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Hal.ini terjadi dengan tren yang cenderung meningkat hingga mencapai sekitar 600 kasus pada 2021.

Yang terbaru adalah penembakan massal oleh seorang pemuda berusia 18 tahun di sebuah toko di kawasan kulit hitam atau Black Buffalo, New York, Amerika Serikat pada Sabtu (14/5/2022) yang menewaskan 10 orang, dan sebagian besar korbannya adalah orang berkulit hitam. Aparat kepolisian dan FBI menyebut serangan ini “bermotivasi rasial” dan disiarkan langsung secara online. (Tempo.co, 15/5/22).

Bila dilihat kembali, dari banyaknya kasus penembakan massal di Amerika, sebagian besar motifnya karena rasisme (kebencian terhadap ras tertentu. Biasanya ras yang dianggap lebih rendah) dan islamofobia (kebencian terhadap agama Islam dan penganutnya). 

Rusaknya Sistem Kapitalisme

Kapitalisme pada dasarnya merupakan sistem yang rusak, karena lahir dari asas sekularisme (pemisahan kehidupan dari aturan agama). Dalam sistem kapitalisme legitimasi yang digunakan adalah manfaat, materi, untung dan rugi. 
Sistem ini melahirkan manusia-manusia yang memiliki orientasi duniawi dan materi. Standar kebahagiaannya apabila telah mendapatkan kepuasan-kepuasan yang bersifat duniawi pula. 

Maka tak heran, di negara pengusungnya, yakni Amerika, ciri masyarakat adalah individualis, matrealistik, hedon, dan liberal. 
Memandang segala sesuatu berdasarkan standar materi dan duniawi. Senang berkelompok dengan yang setara dengan mereka, sehingga apabila ada ras ataupun agama yang dianggap lebih rendah dari mereka. Maka mereka tak segan-segan untuk mengusiknya bahkan memusnahkan nya. 

Inilah rusaknya sistem kapitalisme yang diusung oleh Amerika. Negara yang tanpa rasa malu mendikte negeri-negeri kaum Muslim dengan cap rasis, radikal, dan teroris, tanpa alasan yang jelas sangat manipulatif. 

Amerika tak ubah seperti harimau ompong, mengklaim diri sebagai negara super power, padahal sedang sakit parah. Kekayaan yang diperoleh Amerika tak lepas dari hasil mengintervensi negeri-negeri kaum Muslim dan lainnya dengan sumber daya alam yang dieksploitasi oleh mereka. 

Ujung Tanduk Peradaban Kapitalisme

Sejatinya sistem kapitalisme saat ini tengah berada di ujung tanduk. Masyarakat dunia, bahkan di Amerika sendiri pun sudah jengah dengan penerapan sistem kapitalisme ini. 
Kapitalisme telah gagal menciptakan tatanan kehidupan yang aman, damai, dan adil. 

Kepemimpinan Islam yang Rahmatan lil alamiin

Sejarah pernah mencatat betapa kepemimpinan Islam mampu menciptakan tatanan kehidupan dan corak masyarakat yang aman, damai dan sejahtera. 
Selama kurang lebih 14 abad lamanya menguasai sekitar 2/3 dunia. Islam mampu menyatukan manusia plural dengan berbeda suku, ras dan agama dalam naungan kepemimpinan yang adil. 

Inilah warisan yang ditinggalkan oleh Rasulullah, yakni Al-Quran dan sunah (syariat Islam). Sepeninggalnya Rasul, mulai dari Khulafaur Rasyidin hingga kekhilafan Utsamni di Turki, tercatat masyarakat plural hidup berdampingan di bawah penerapan Syariat Islam secara kaffah (sempurna). 

Seperti yang dijanjikan Allah dalam firman-Nya, “Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan.” (TQS Al-A’raf: 96)

Hal ini membuktikan, apabila Al-Quran dan sunah diterapkan di tengah-tengah kehidupan manusia secara keseluruhan, maka akan mendatangkan rahmat dan berkah, yakni berupa kehidupan yang aman, damai dan sejahtera.

Lantas apakah kita akan tetap bertahan dengan kondisi yang ada? Atau justru bergerak untuk melakukan perubahan menuju kehidupan yang lebih baik di bawah aturan Islam.

Wallahu a'lam bishawwab

Oleh : Vindy W. Maramis, S.S.
 (Pegiat Literasi Islam, Aktivis Dakwah Medan) 
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar