Topswara.com -- Kita ketahui bersama bahwa mahasiswa/i adalah agen of change menuju kemerdekaan dan peradaban emas bagi negara Indonesia yang kian lama Indonesia terhimpit berbagai masalah dari luar maupun dalam, oleh karenanya mahasiswa diberi arahan untuk menggali dan mendalami potensi atau bidangnya.
Dilansir dari KENDARI, TELISIK.ID (21/04/2022), Untuk menuju Indonesia emas di tahun 2045, seluruh pemuda khususnya mahasiswa harus mendalami bidangnya dan mengkader diri, karena hal tersebut merupakan bagian dari proses mencapai mimpi demi terwujudnya Indonesia emas. Hal itu disampaikan, mantan Komisioner Ombudsman Republik Indonesia (RI), La Ode Ida saat menjadi pembicara dalam giat, seminar nasional dan temu daerah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Nusantara, Sulawesi Tenggara (Sultra) untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
Dari persoalan negara yang terus ada, pasti mahasiswa berada di garda terdepan untuk menuntaskan setiap problematik, mengkritik pemimpin yang salah kaprah menjalani jabatannya, memberi saran kepada wakil-wakil rakyat, kerja keras mahasiswa demi tujuan kesembuhan negara bukanlah kaleng-kaleng, mereka rela tidak tidur karena memikirkan obat dari penyakit yang terus datang, memikirkan dampaknya ke masyarakat.
Mahasiswa juga punya pemikiran mendalam untuk menganalisis isu-isu yang kerap menjadi hantu dalam tidur masyarakat, jiwa kepedulian begitu tinggi kontribusi terhadap negara amatlah besar. Itulah mengapa peran mahasiswa sangat di harapkan untuk membangun peradaban emas karena potensi mahasiswa begitu tajam. Saking besar pengaruh mahasiswa untuk negara Ir. Soekarno pun berkata “berikan aku sepuluh pemuda maka akan kuguncangkan dunia”.
Bilamana kebangkitan Indonesia berada ditangan mahasiswa maka begitu pun sebaliknya kerusakan Indonesia berada di tangan mahasiswa. Mahasiswa juga bisa menjadi dalang rusaknya bangsa. Bagaimana bisa? Ketika mahasiswa menggunakan potensinya untuk kemaslahatan pribadi dan kelompok tertentu, bergabung dalam kubu politikus barat yang jelas-jelas musuh dalam selimut. Kebenaran di bungkam, yang salah justru di tampakkan dan dijadikan pedoman bernegara, semua demi mendapatkan kursi jabatan.
Selain itu, mahasiswa dirusaki oleh sistem yang dianut negara hari ini yakni sekularisme, pembelajaran yang digunakan adalah kurikulum barat yang sengaja merasuki pemikiran mahasiswa dengan ilmu-ilmu Barat dan menjauhkan Islam dari kehidupan mahasiswa.
Sedari SD,SMP, SMA, sampai perguruan tinggi hanya berfokus pada nilai manfaat dan keuntungan tersendiri, sedangkan akhlak di abaikan hanya teori semata tanpa ada praktik. Itulah mengapa hari ini kita melihat banyaknya pemuda dan mahasiswa berpikir kritis tapi kurang berakhlak. Sedangkan kebangkitan suatu negara bukan hanya berpikir kritis tapi juga berakhlak Islam.
Sebagaimana Indonesia merdeka dari penjajah Belanda karena kontribusi para pemuda yang berakhlak baik yakni anak-anak santri yang begitu taat oleh Allah SWT. Perjuangannya didasari oleh keimanannya tidak semata-semata untuk kepentingan pribadi melainkan kemaslahatan bersama agar hidup dinegara yang aman.
Oleh sebab itu, agar Indonesia menjadi negara emas yakni dengan memperbaiki Pemikiran dan akhlak mahasiswa dengan penerapan sistem pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam adalah membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, memiliki karakter, menguasai sains teknologi dan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan hanya bisa diwujudkan melalui sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam memang bertujuan untuk mewujudkan hal itu. Tujuan itu akan dijawantahkan dalam semua rincian sistem pendidikan.
Sistem pendidikan Islam menjadikan akidah Islamiyah sebagai dasarnya. Karena itu keimanan dan ketakwaan juga akhlak mulia akan menjadi fokus yang ditanamkan pada anak didik. Halal haram akan ditanamkan menjadi standar. Dengan begitu anak didik dan masyarakat nantinya akan selalu mengaitkan peristiwa dalam kehidupan mereka dengan keimanan dan ketakwaannya.
Dengan semua itu, pendidikan Islam akan melahirkan pribadi Muslim yang taat kepada Allah; mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya. Ajaran Islam akan menjadi bukan sekedar hafalan tetapi dipelajari untuk diterapkan, dijadikan standar dan solusi dalam mengatasi seluruh persoalan kehidupan.
Seperti dimasa kejayaan Islam yang bertahan selama kurang lebih 1400 tahun karena pemuda/i-nya memiliki pola pikir dan akhlak Islam semua didapatkan dari kurikulum yang didudukinya yakni Islam, begitu pun keruntuhan Islam dikarenakan pengaruh luar yang sengaja mengubah pola pikir dan pola sikap mahasiswa dengan sekularisme.
Wallahu a’lam bisshawab.
Oleh: Sasmin S.Pd
(Pegiat Literasi)
0 Komentar