Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

L98T Problem Sistematis


Topswara.com -- Secara global masifnya LGBT melalui media massa yang berpotensi merusak lingkungan bermasyarakat, bagaimana tidak, bila pasangan gay diberi panggung jelas sosialisasi aktivitas mereka akan tergambar pada masyarakat, dan seakan memberi dukungan bagi mereka atas perbuatannya, di anggap biasa, hak kebebasan, padahal perbuatan tersebut mengundang murka Allah SWT. 

Dilansir dari Republika.co.id (26/06/2020), Perusahaan Unilever berkomitmen memberi dukungan untuk  LGBTQ+ Karena itu mereka mengambil aksi dengan menandatangani Declaration of Amsterdam untuk memastikan setiap orang memiliki akses secara inklusif ke tempat kerja.

Dedy Corbuzier memberi panggung atau mengundang pasangan gay di podcash youtubenya yang berdurasi satu jam itu banyak membahas seputar kehidupan dan hasrat seksual seorang gay, (sindownews.com, 08/05/2022).

Ini membuktikan LGBT makin masif, sehingga besar peluang mereka untuk hidup bebas di tengah kaum Muslim di Indonesia hingga akan terang-terangan mengkampanyekan perbuatannya. Sebab itu, kekecewaan publik terhadap artis Dedy Corbuzier yang telah memberi ruang ekspresi bagi LGBT, kritikan-kritikan itu pun dilontarkan oleh netizen yang merasa kecewa. 

Mereka melontarkan banyak kata pedas di media sosial sala satunya ialah “yang kayak gini jangan diberi panggung” dan “mengapa hal buruk dijadikan idola?”. Benar sekali mengapa hal-hal yang negatif diberikan panggung, dijadikan idola bahkan mendapat penghargaan, sedangkan hal-hal baik di abaikan dan ditutupi.

Media hari ini semakin gila, tontonan-tontonan tidak berfaedah terus ditampilkan, mirisnya tontonan-tontonan yang membahayakan generasi kian membubung. Faktanya, generasi hari ini sangat minim ilmu agama. Kebobrokan itu hadir akibat kelalaian pemimpin negara dalam mengawasi media yang menjadi asupan generasi. Seharusnya pemimpin negara wajib menyediakan asupan bergizi bagi otak generasi karena generasi adalah tonggak kemajuan bagi bangsa dan negara. Oleh sebab itu, perhatian lebih terhadap generasi wajib di berikan bukan justru di abaikan.

Dalam ilmu psikologi LGBT dipandang sebagai perilaku yang menyimpang norma dan fitrah manusia dan bisa disembuhkan dengan konseling dan terapi yang berkesinambungan. Namun, klaim ini diragukan. 

Ahli Neurologi, dr. Ryu Hasan mengatakan tidak ada istilah sembuh bagi orang yang memiliki orientasi seksual lesbian gay, dan biseksual. Menurut dunia kedokteran saat ini, lesbian, gay, dan biseksual bukanlah penyakit dan bukanlah gangguan. Jadi tidak perlu disembuhkan, kecuali jika orang tersebut merasa tidak nyaman, itu bisa dibilang gangguan dan baru dilakukan terapi.

Akibat kebebasan, perbuatan yang Allah benci dilakukan, perbuatan kaum Luth kembali di akhir zaman inilah Rasulullah takutkan kalau umatnya akan berbuat seperti kaum sebelumnya. 

Pentingnya anak-anak dididik dan ditanamkan nilai-nilai Islam agar mereka tahu fitrah dan tujuan hidupnya, agar tidak kebablasan dengan keadaan saat ini, bila anak tidak di didik dengan Islam maka mereka mudah terjun dalam perangkap sekularisme, misalnya anak laki-laki yang menjadi bergaya ala perempuan di biarkan, alhasil tumbuh dewasa dengan jiwa wanita, menjadi anak rumahan, manja, bahkan berpenampilan seperti wanita, sedangkan Allah telah mencipkan laki-laki dan perempuan dengan fitrahnya masing-masing, wanita berdiam di rumah sedang laki-laki mencari nafkah di luar. Perbuatan ini telah melanggar agama bila dibiarkan dan mendapat dukungan maka tunggu saja murka dari Allah.

Sebagaimana Allah membalikkan kota kaum Nabi Luth atas perbuatannya menghilangkan fitrahnya menyukai wanita yang justru menyukai sesama jenis, Naudzubillah. Allah SWT. Berfirman:

لَمَّا اءَ ا لْنَا الِيَهَا افِلَهَا ا لَيْهَا ارَةً لٍ

“Tatkala datang azab Kami, Kami datang negeri kaum Luth itu yang di atas ke (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi.” (QS. Hud: 82).

Rasulullah SAW pernah bersabda  yang dikutip dari hadits yang diriwayatkan Ahmad ibn Hanbal (w. 855-56 M). “Siapa yang kalian dapati mengerjakan perbuatan kaum Luth (homoseksual), maka bunuhlah”.

Seperti yang telah terjadi dinegara Islam, Khalid bin Walid melaporkan kepada Abu bakar bahwa ia telah melihat laki-laki menikahi laki-laki (setubuhi), dan abu bakar bermusyawarah hingga menuliskan  kepada Khalid bin Walid agar pelaku homoseks dibakar.

Juga berkata Abdullah bin Abbas, Dicarikan bangunan yang paling tinggi di daerah tersebut, lalu pelaku homoseks dilemparkan dari atasnya dalam kondisi terbalik (kepala di bawah dan kaki di atas), sambil dilempari dengan batu.” (Riwayat ad-Duri, al-Ajurri, Ibnu Abi Syaibah, dan al-Baihaqi).

Homoseks membawa murka Allah, oleh karena itu pelaku LGBT tidak bisa dibiarkan, dan wajib diberi sanksi sesuai syariat Islam.
Wallahu A’lam bisshawab

Oleh: Sasmin, S.Pd. 
Pegiat Literasi
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar