Topswara.com -- Ketika cahaya redup dalam senja
Ketika usia bertambah berubah
Terbayang dunia riuh gemerlapnya
Dan kita di sana terlupa terlena
Dalam tangis dalam tawa
Banyaklah waktu yang hilang terbuang sia-sia
Dalam bisik dalam sepi
Hati memohon selamatkanlah hamba
Astaghfirullah Rabbal Baraya
Astaghfirullah Minal Khataya
Ya Allah Ya Allah Ya Allah Ya Allah
Ampuni ampuni segala dosa-dosa
Sebuah lirik lagu tentang Istighfar cukup menggambarkan akan kekacauan Negeri ini, jengkel, marah, benci, muak, jijik terhadap kemaksiatan yang dengan pede di publikasikan. Kaum Liwath yang tidak malu menceritakan kisah cinta terlarang, yang katanya mereka memperoleh restu kedua orang tua. Naudzubillah mindzalik
Cinta terlarang kaum sodom itu seolah membuahkan hasil bagi mereka, bagaimana tidak mereka diundang dan di wawancarai di salah satu akun medsos. Bak selebritis papan atas yang sedang naik daun, mereka diberikan kebebasan berekspresi untuk menyampaikan kisah cintanya. Muak dan jijik rasanya, entah kenapa mereka merasa bangga bahkan terharu atas perjuangan panjang mereka kini membuahkan hasil.
"DC yang tengah ramai diperbincangkan netizen di media sosial. Pasalnya, belum lama ini DC mengundang RM dan FV pasangan gay tersebut ke dalam podcast YouTubenya. Minggu, (sindonews.com 08/05/22)
Kepopuleran yang mereka peroleh, dianggap sebagai dukungan masyarakat pada mereka. Padahal faktanya apa yang mereka lakukan sangatlah dibenci dan dilaknat Allah Subhannahu wa ta'ala.
Tidak ada air yang paling najis, kecuali air laki-laki yang tumpah sebelum ijab kabul. Tidak ada rahim yang paling kotor dan lebih kotor dari selokan, kecuali rahim wanita yang terbasahi oleh air laki-laki sebelum ijab kabul. Itulah sedikit gambaran tentang pelaku zina.
Sebagaimana Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabnya berjudul ; "Nashaihul 'Ibad." Dikatakan "Barang siapa yang telah berbuat dosa, sementara ia tertawa atau merasa senang dan bangga atas dosa yang ia tanggung, kelak Allah akan masukkannya ke neraka dalam keadaan menangis.
Begitulah seharusnya ia menyesali perbuatan buruk itu, dan beristighfar memohon ampunan kepada Allah Subhannahu wa ta'ala. Dan barang siapa yang taat kepada Allah, sementara ia menangis karena malu dan takut kepada Allah atas dosa dan kelalaiannya dalam ketaatan kelak Allah akan masukkan ia ke dalam surga dalam keadaan tertawa atau sangat bahagia sebab ia telah memperoleh apa yang ia inginkan yakni ampunan Allah SWT."
Rosullullah SAW., pernah bersabda ; "Setiap umatku akan mendapatkan ampunan, kecuali orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa."
Lalu bagaimana jika mereka diberikan kebebasan untuk menyuarakan ide sesat tersebut? Apakah hal demikian patut untuk dibanggakan. Padahal kenikmatan itu adalah dosa yang paling Allah benci yakni zina dan liwath. Dosa zina dan liwath adalah bentuk penentangan terhadap hukum Allah dan dosa tersebut mempercepat turunnya azab Allah Naudzubillah mindzalik.
Rosul SAW. bersabda ; "Tidaklah perbuatan zina dan riba itu telah tampak secara terang-terangan di suatu kaum, kecuali mereka telah menghalalkan azab Allah bagi mereka sendiri." (HR. Ahmad).
Seharusnya, perbuatan itu dibarengi dengan rasa penyesalan dan memohon ampunan Allah Subhannahu wa ta'ala. Bukan malah mempublikasikan dan menganggap hal itu keren.
Dalam sistem kapitalis sekuler yang menuhankan meteri, serta melahirkan para pelaku zina dan liwath mereka tidak akan pernah jera. Justru sebaliknya mereka diberikan ruang bebas untuk mengekspresikan kemaksiatan, parahnya mereka bukan hanya dibebaskan dari penyimpang tersebut, mereka pun didukung dengan dalih ini adalah Negeri demokrasi, jelas para pelaku zina dan liwath bertepuk tangan.
Begitulah pentingnya penerapan sistem Islam. Dan seorang Khalifah yang akan memberikan solusi terbaik dan membuat jera pelaku zina dan liwath.
Pelaku sodomi itu akan dilaknat. Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (2915) dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
( لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، لَعَنَ اللَّهُ مَنْ عَمِلَ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ ، ثَلاثًا )
“Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth. Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth, beliau sampaikan sampai tiga kali”. [Dihasankan Syaikh Syu’aib Al-Arna`uth].
Seseorang yang dilaknat oleh Allah, berarti dimurkai oleh-Nya, dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
Pelaku sodomi dan pasangannya itu dihukum mati Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
( مَنْ وَجَدْتُمُوهُ يَعْمَلُ عَمَلَ قَوْمِ لُوطٍ فَاقْتُلُوا الْفَاعِلَ وَالْمَفْعُولَ بِهِ )
“Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, maka bunuhlah pelaku dan pasangannya” [HR Tirmidzi dan yang lainnya, dishahihkan Syaikh Al-Albani]
Wa'allahu'alam bishawab
Oleh: Lia Haryati, S.Pd.I.
Pemerhati Politik
0 Komentar