Topswara.com -- Nursing Editor Rizal do mengatakan, patah hati dapat menimbulkan kematian.
"Broken Heart Syndrom gejalanya mirip serangan jantung, namun dipicu oleh kondisi stres yang sangat berat sehingga hormon stres yang dikeluarkan memengaruhi kerja ventrikel kiri di kanan", ungkapnya dalam laman akun Twitter pribadinya @afrkml, Senin (2/04/2022).
Ia melanjutkan, broken heart syndrome atau Takotsubo cardiomyopathy pertama ditemukan di Jepang karena bentuk ventrikel yang terganggu mirip Takotsubo.
"Pemicunya adalah keadaan stres yang sangat sangat berat seperti kematian terkasih, public speaking, pengkhianatin, cerai, atau patah hati berat," contohnya.
Ia mengingatkan, untuk berhati-hati bagi orang-orang yang sedang patah hati, serta jangan berlarut-larut dalam rasa sakit.
"Segera minta pertolongan jika muncul gejala-gejala seperti sesak napas, dada terasa penuh, dan nyeri dada, terutama yang muncul ketika baru saja mengalami kondisi stresor berat, seperti putus (cinta) misalnya," imbuhnya.
Ia menghimbau, bagi orang lain jangan mudah menyakiti hati orang lain. Mari belajar saling mengasihi dan menyayangi sesama makhluk.
"Selalu ingat bahwa stres akan selalu ada selama kita masih hidup. Yang menjadi masalah adalah bukan pada stresnya, namun pada cara kita menghadapi dan mengelolanya. Jadi jangan berharap terbebas dari stres, namun berlatih menghadapinya secara adaptif. Langkah awal adalah carilah hobi," tegasnya.
Ia menuturkan, jika seseorang memiliki hobi, bisa digunakan sebagai strategi koping menghadapi stres. Atau, bisa juga curhat ke orang terdekat yang terpercaya.
"Atau, kamu bisa berlatih melakukan teknik relaksasi napas dalam," sarannya.
Ia menjelaskan, ada berbagai cara untuk menghilangkan stress, oleh karena itu silakan pilih mana yang paling cocok asalkan konstruktif dan adaptif.
"Bukan checkout syopi tapi ya, stres ilang duit ikutan ilang terus stres lagi," pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar