Topwara.com– Menanggapi anak muda yang senang melakukan rebahan, Ustazah dr. Faizah Rosyidah mengatakan, para pemuda dan pemudi Islam adalah para pejuang Islam, generasi perubahan.
“Para pemuda dan pemudi Islam, para pejuang Islam para generasi perubahan yang mereka itu terkumpul pada diri mereka profil dimulai dari bangunan imannya yang kokoh,” ungkapnya dalam acara Live Taman Ibunda: Generasi Rebahan, Jangan Jompo di Usia Muda, di kanal YouTube Khilafah Channel, Sabtu (23/4/2022).
Ia melanjutkan, pemuda Islam adalah orang-orang shalih, artinya ketaatan kepada syariat Allah dilaksanakan dan meninggalkan larangannya. Melaksanakan perintah Rasul, apa yang disampaikan oleh Rasul para pemuda menyambutnya dengan sami'na wa atho'na dengan segera.
“Mereka bersegera ketika mengambil dan melaksanakan satu kewajiban, menyambut satu seruan itu mereka bersegera ibadah. Mereka istimewa, fisik mereka kuat, kalau perang kalau yang membutuhkan fisik itu keliatan sekali mereka kuat. Mereka juga cerdas, life skill-nya bagus, mengerti bagaimana kemudian merawat diri, merawat lingkungan, hewan. Daya juangnya hebat," cetusnya.
Ia melanjutkan, para pemuda Islam misalnya tidak takut mati kalau itu dalam rangka membela kebenaran, tidak khawatir tentang terjaminnya rezeki di tangan Allah. Yang penting ikhtiar, tidak mudah menyerah, itu bagian dari keimanan yang kokoh.
“Contohnya yang paling dekat dengan Rasulullah SAW, Ali bin Abi Thalib, yang sangat fenomenal di antaranya adalah ketika Rasul hijrah ke Madinah. Pada saat situasi genting, penduduk Makkah semua sudah mengirimkan jagoan-jagoan terbaiknya untuk mengepung rumah Rasul bersenjata lengkap. Kanan kiri pintu belakang semua sudah dikepung. Begitu mengerikan. Itu Ali bersedia menggantikan Rasul di tempat tidur beliau untuk mengecoh para orang yang siap membunuh Rasul. Itu menunjukkan keberanian, keberanian yang luar biasa,” contohnya.
Ia menyebutkan, contoh pemuda dengan ketinggian ilmu misalkan Zaid bin Tsabit pemuda Anshar. Masuk Islam pada usia 11 tahun beberapa kali meminta ikut perang, perang Badar, perang Uhud tetapi ditolak Rasul karena masih kecil.
“Lha ini menunjukkan belum dewasa saja, belum mukallaf, mereka tidak memiliki rasa takut berarti pemberani, baru diizinkan berperang pada perang Khandaq tahun 5 Hijriyah. Zaid bin Tsabit sangat cerdas sampai kemudian dipercaya menjadi khatibnya Rasul penulis wahyu termasuk penguasaan bahasanya yang bagus yang kemudian menulis surat meminta Zaid bin Tsabit,” ungkapnya.
Oleh karena itu ia menjelaskan, para pemuda harus tegak dahulu profil yang hebat. Profil berkepribadian Islam yang tinggi, kokoh, hebat.
“Kalau pakai bahasa umum, profil adalah shalih dan muslih, dia orang yang baik dan memperbaiki. Membangun profil berawal dari memahami jati diri, memahami jati diri bahasa lainnya menemukan akidah yang kokoh,” terangnya.
Kemudian ia mengemukakan, menetapkan visi misi. “Kalau kita membaca tuntunan dalam Islam, visi generasi di dalam Islam kita harus menjadi khalîfah fil ardhi (QS. Al-Baqarah: 30), muttaqinna imama (pemimpinnya orang-orang yang bertakwa) (QS. Al-Furqan: 74), menjadi generasi yang tangguh (QS. An Nisa: 9), menjadi umat terbaik generasi terbaik yang dia melakukan amar makruf nahi mungkar (QS. Ali-Imran: 110), maka itu yang kemudian direalisasikan,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar