Topswara.com -- Menjelang Ramadhan semua harga kebutuhan pokok merangkak naik.
Diawal RamadhanKomisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menemukan komoditas daging ayam, bawang putih, cabai, gula, minyak goreng, daging sapi, telur dan tepung terigu selalu mengalami kenaikan harga tiap jelang Ramadhan.
Komisioner KPPU Dinni Melanie mengatakan, sebagian besar komoditas belum menunjukkan gejala kelangkaan. Hanya saja KPPU menyoroti lonjakan cabai merah yang diduga disebabkan oleh faktor cuaca.
"Tahun ini, kenaikan harga cabai merah teridentifikasi cukup signifikan di berbagai wilayah. Saat ini masih diduga sebagai akibat dari faktor cuaca," ujar Dinni dalam keterangan tertulis, Jakarta (Kompas.com 2/4/2022).
Sepertinya nasib rakyat semakin terpuruk baru awal Ramadhan saja, semua kebutuhan pangan kian meroket.
Dan seperti biasa bukan solusi yang diberikan pemerintah, melaikan hanya melempar jawaban saja dengan menyalahkan kalau ini musim hujan, sehingga para petani gagal panen.
Jadi rakyat mau tidak mau harus menerima, semua keputusan dan kebijakan yang telah ditetapkan. Dan semua ini diserahkan kepada rakyat yang harus berpikir lebih kreatif, bagaimana caranya agar bisa mempertahankan hidup.
Seharusnya pemerintah menyediakan semua bahan pangan yang dibutuhkan oleh rakyatnya dan memberikan solusinya. Jika permasalahannya ada pada petani, bagaimana caranya agar para petani tidak gagal panen lagi secara terus menerus di musim penghujan ini, sehingga tidak menyebabkan kekurangan penyediaan bahan pangan dan tidak pula berdampak pada kenaikkan harga.
Dengan demikian rakyat dapat menjalankan ibadah puasa Ramadhan di tahun ini dengan penuh ketenangan. Tanpa harus memikirkan kenaikkan harga pangan yang kian meroket.
Allah Swt berfirman:
اِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَاِيْتَاۤئِ ذِى الْقُرْبٰى وَيَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Allah Swt berfirman:
يٰدَاوٗدُ اِنَّا جَعَلْنٰكَ خَلِيْفَةً فِى الْاَرْضِ فَاحْكُمْ بَيْنَ النَّاسِ بِالْحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ الْهَوٰى فَيُضِلَّكَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَضِلُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيْدٌ ۢبِمَا نَسُوْا يَوْمَ الْحِسَابِ ࣖ
“Wahai Dawud! Sesungguhnya engkau Kami jadikan khalifah (penguasa) di bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu, karena akan menyesatkan engkau dari jalan Allah. Sungguh, orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan".
Disinilah kita menyadari bahwa pentingnya memiliki pemimpin yang faham dan mengerti syariat dan hukum Islam. Karena selain menegakkan hukum Islam ia juga akan mengutamakan kepentingan dan kemaslahatan rakyatnya diatas kepentingannya.
Dan Rasullullah SAW sudah mengajarkan bahwa pilihlah seorang pemimpin diantaramu karena ia takut kepada Allah. Rasa takutnya akan membuatnya merasa selalu diawasi, maka semua perbuatannya sesuai dengan syariat dan hukum Islam.
Oleh karena itu, Islam memandang tugas kepemimpinan dalam dua tugas utama, yaitu menegakkan agama dan mengurus urusan dunia. Sebagaimana tercermin dalam do'a yang selalu dimunajatkan oleh setiap muslim: “Rabbanaa atinaa(Yaa Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat).
Waallahu a'lam bish-shawab
Oleh: Ernawati
Pemerhati Umat dan Pendakwah Ideologis
0 Komentar