Oleh : Rismawati, S.Pd
(Pemerhati Sosial)
Topswara.com -- Semua ibu-ibu menggerutu
Pun bapak-bapaknya sudah barang tentu
Kocar-kacir di pasar-pasar
Aneh rasanya, kok bisa hilang
Kalaupun ada harganya selangit
Usut punya usut ternyata ditimbun
Oleh siapa? Konon oleh tujuh konglomerat tambun
Aku kesal, kok konglomerat tega?
Aku resah, kok polisi tak berdaya?
Aku marah, kok pemerintah begitu mudah dipermainkan?
Aku geram, kok kasus itu terus berulang?
Ini seperti tikus mati di lumbung padi
Bahan kita banyak, sawit jutaan hektar
Lalu kenapa hilang dan menghilang?
Dasar mafia, masa bodoh orang susah
Mungkin mafia dan aparat ada main?
Pura-pura hilang tapi diumpetin
Kok susah amat memberantasnya?
Potongan lagu yang berjudul “Minyak Goreng” yang diciptakan oleh salah satu artis legendaris dan terkenal Iwan Fals menggambarkan kondisi bahan pangan minyak goreng hari ini. Betul, bahwa para ibu-ibu, bahkan bapak-bapak kini mulai kocar-kacir mencari minyak goreng, sebab minyak goreng adalah salah satu bahan pokok yang harus selalu ada di dapur para Ibu-ibu. Karena itu, banyak Ibu-ibu rela mengantri berjam-jam demi mendapatkan minyak goreng.
Sebagaimana yang di lakukan seorang ibu yang bernama Hasnawati di Sulawesi Tenggara, tepatnya di kota Kendari. Beliau berasal dari kelurahan Lahundape Kecamatan Kendari Barat, ibu Hasna mengaku datang ke pasar murah mulai pukul 06.30 WITA untuk mengantri minyak goreng bersama ratusan ibu-ibu lainnya. Padahal jam di bukanya pelayanan minyak goreng dimulai jam 10.30 WITA. Namun, demi mendapatkan minyak goreng yang lebih murah dari harga pasaran, para ibu rela mengantri lama dan berdesak-desakan. Karena menurut Ibu Hasnawati, harga jual Migor di pasar murah untuk 2 liternya sekitar 50 ribu saja, sementara di pasaran harganya 50 ribu hanya untuk 1 liter. Kendariinfo (25/03/2022).
Fakta bahwa keadaan negeri ini tidak baik-baik saja, sebab banyak bahan pokok tiba-tiba naik secara drastis. Contohnya Migor dan ironisnya bukan hanya naik tapi juga menjadi langkah, padahal Indonesia adalah salah satu negara penghasil sawit yang besar. Migor kini seorang menjadi Sultan yang harganya mewah, dan seolah menjadi Berlian yang dicari-cari para Ibu-ibu.
Bagaimana Solusi Negara Menangani Naiknya Migor?
Negara yang menganut sistem kapitalis sekuler yang dasarnya hanya memikirkan materi semata, kini seolah angkat tangan dalam problem yang menimpa rakyat. Bahkan ada seorang Menteri yang hanya mengatakan “Pilih mana, minyak goreng murah tapi langkah atau minyak goreng mahal tapi banyak?” pernyataan yang begitu menyakitkan hati rakyat. Namun lagi-lagi rakyat hanya manut dalam kepemimpinan kapitalisme serta pemimpin pun hanya memberikan solusi yang tetap menyayat hati rakyat.
Berbanding terbalik dengan Sistem Islam yang memang dasarnya adalah memberi kesejahteraan pada rakyat karena keteguhannya dalam ketaatan kepada Allah.
Oleh karena itu, dalam sistem Islam tidak ada tempat bagi pelaku kecurangan serta penimbunan barang yang mengakibatkan kelangkaan dan kenaikan bahan pokok. Sebab kecurangan dalam perdagangan itu adalah haram. Nabi saw. Memberikan pujian kepada para pedagang yang jujur dan terpercaya. Beliau bersabda:
التَّاجِرُ الأَمِينُ الصَّدُوقُ الْمُسْلِمُ مَعَ النَّبِيِّيْنَ وَ الصِّدِيْقِيْنَ وَ الشُّهَدَاءِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Seorang pedagang Muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama para nabi, para shiddiqqîn dan para syuhada pada Hari Kiamat (nanti).” (HR Ibnu Majah).
Di antara praktik perdagangan yang terlarang menurut Islam adalah menimbun komoditi perdagangan agar harga meroket sehingga menguntungkan produsen dan para pedagang. Nabi saw. Bersabda:
مَنِ احْتَكَرَ عَلَى الْمُسْلِمِينَ طَعَامَهُمْ، ضَرَبَهُ اللهُ بِاْلإِفْلاسِ، أَوْ بِجُذَامٍ
Siapa yang melakukan menimbun makanan terhadap kaum Muslim, Allah akan menimpakan kepada dirinya kebangkrutan atau kusta (HR Ahmad).
Penimbunan yang dimaksud adalah penimbunan berbagai komoditi perdagangan, bukan saja makanan. Tujuannya agar harga menjadi mahal. Lalu mereka menjualnya untuk mendapatkan keuntungan berlebih.
Adapun menyimpan stok makanan, termasuk minyak goreng, untuk keperluan rumah tangga atau untuk bahan baku usaha seperti yang dilakukan pedagang makanan bukan termasuk penimbunan yang dilarang. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Pernah menyimpan bahan makanan pokok untuk kebutuhan keluarganya selama setahun.(BuletinKaffah 236)
Dalam sistem Islam pemimpin akan mengontrol setiap penyaluran baran ke masyarakat agar merata dan tidak menyulitkan rakyatnya. Sebab. Pemimpin dalam sistem Islam menjadikan hukum Islam(hukum Allah) sebagai pedoman kepemimpinan mereka.
Oleh karena itu, untuk mencapai kesejahteraan rakyat maka di perlukan sebuah sistem yang menganut buku dari sang Pencipta Alam Semesta yaitu sistem Islam. Wallahu a’lam bissawab.
0 Komentar