Topswara.com -- Untuk kesekian kalinya, pemerintah melalui Kementerian Agama membuat keputusan yang sangat menyinggung hati dan perasaan umat Islam. Sudah berapa banyak ajaran Islam, simbol-simbol Islam, dan syiar-syiar Islam dilecehkan dan direndahkan oleh musuh-musuh Islam. Bahkan menteri agamanya pun mengkriminalisasi ajaran agamanya sendiri? Na'udzubillahi min dzalik!
Seperti yang kita tahu bahwa baru-baru ini Menteri Agama RI Yaqut Cholil Coumas membuat aturan untuk pengeras suara azan di masjid-masjid agar memelankannya sampai frekuensi 100 desibel saja, supaya tidak mengganggu pemeluk agama lain dengan tujuan untuk menjaga keharmonisan.
Tidak hanya itu, dia juga menganalogikan suara azan dengan gonggongan anjing, padahal suara azan merupakan syiar-syiar Allah. Panggilan Allah yang mulia untuk menyeru hamba untuk menghadap kepada-Nya dan berinteraksi dengan-Nya (shalat).
Ibaratnya kita ditelepon oleh orang yang kita cintai, tapi teleponnya suruh dikecilkan volume panggilannya oleh orang lain? Kira-kira bagaimana perasaan kita? Tentunya sakit hati! Begitu pun dengan azan juga, Allah (Tuhan kita) sedang memanggil kita untuk mengajak kita bertemu dengan- Nya, supaya bisa curhat denga Allah, tapi malah disuruh mengecilkan volumenya? Marah kan harusnya? Wajib!
Bahkan ulama madzhab pun berpendapat, "di sunahkan mengeraskan suara azan sehingga sampai ke telinga manusia yang belum hadir di masjid agar maksud azan yang sebagai panggilan shalat tercapai". Inilah pendapat dari madzhab Syafi'i, Hambali, dan satu dari Hanafi.
Diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri ra, ia berkata kepada Ibnu Abbis Sha'sha'ah, "Aku lihat kamu sangat suka dengan kambing dan gurun, jika kamu sedang menggembalakan kambingmu atau sedang berada di gurun, maka kumandangkan lah azan dengan suara yang keras, sebab tidaklah jin, manusia, atau benda lainnya mendengarkan suara mu'adzin kecuali mereka akan memberikan kesaksiannya pada hari kiamat." Abu Said berkata, "Aku mendengarnya dari Nabi Saw. (HR. Bukhari dan an-Nasai).
Pertanyaannya, kenapa sekarang azan dipermasalahkan? Padahal sudah bertahun-tahun azan dikumandangkan dengan keras, tapi tidak ada umat agama lain yang protes atau terganggu, malah ada orang nonmuslim yang ketika mendengar berita tentang azan tersebut merasakan sakit hati karena azan dihinakan.
Padahal rumahnya dekat dengan masjid, bahkan ia mengaku hatinya merasa tenteram ketika mendengar suara azan. Sedangkan sekarang Menteri Agamanya sendiri yang menghinakan azan.
Jadi, pokok permasalahannya bukanlah pada suara azan, tapi toleransi dan intoleransi yang menjadi salah satu narasi yang sangat massif diaruskan. Sesungguhnya di balik narasi ada upaya untuk melumpuhkan bahkan melenyapkan ajaran Islam. Narasi telah menumbuhkan keraguan pada umat islam akan kebenaran ajaran Islam.
Untuk itu, umat Islam harus selalu waspada dan peka terhadap keputusan yang dibuat pemerintah. Apakah itu melenceng dari syariat dan melecehkan Islam atau tidak. Kita bahkan sebagai umat Islam wajib marah ketika agamanya dihina.
Karena pemerintah sekarang yang selalu memojokkan umat Islam, selalu diam dan bahkan tidak menindaklanjuti orang yang menghina Islam. Imam Syafi'i rahimahullah berkata: "Siapa saja yang dibuat marah, namun ia tidak marah, maka ia adalah (seperti) keledai" (HR. al- Baihaqi).
Ulama besar Buya Hamka rahimahullah juga mempertanyakan orang yang tidak muncul ghirahnya ketika agamanya dihina. Beliau tegas menyatakan, "Jika kamu diam saat agamamu dihina, gantilah bajumu dengan kain kafan."
Begitulah, Islam saat ini benar-benar dihinakan dari segala sisi. Namun tidak ada yang dapat melindungi dan membelanya dengan kekuatan selain khilafah, sang perisai dan pelindung yang kuat yang sangat kita rindukan. Maka dari itu, berhati-hatilah dengan perbuatan dan lisan kita yang bisa jadi karena kebodohan dan ketidaktahuan kita terhadap ajaran agama kita sendiri sehingga menyebabkan diri kita menghinakan agama secara tanpa sadar.
Pelajarilah Islam secara kaffah (menyeluruh tidak sebagian) dengan sungguh-sungguh untuk bekal kita dalam berdakwah memperjuangkan khilafah islam! Sungguh, umat saat ini membutuhkan pembela dan pelindung yang agung itu. Itulah khilafah! Allahu Akbar!
Wallahu a'lam bishawwab
Oleh: Ilma Althafun Nuha
(Santriwati Ponpes Darul Bayan Sumedang)
0 Komentar