Topswara.com-- Pakar Parenting Islam, Ustaz Bendri Jaisyurrahman, mengingatkan kepada orang tua mengenai cara pandang sekuler dalam mengatasi persoalan pengasuhan anak.
"Jangan sampai orang tua menjadi pengagum dari hal-hal teknis, yang justru itu cara pandang sekuler untuk mengatasi persoalan urusan pengasuhan (anak) yang memisahkan bagian Allah yang menjadi satu hak utama Allah," tuturnya dalam kajian Renungan Subuh, Parenting Series Sesion 5, Sabtu (19/2/2021), di kanal YouTube Cinta Qur'an.
Ia menambahkan, yaitu dengan mendekati Allah terlebih dahulu, kalau orang tua sadar ada tantangan yang dimiliki anak-anak.
"Kenapa demikian? Karena Allah yang mengikat hati. Makanya harus menyadari tidak ada yang menguatkan orang tua ketika mendapatkan bertambahnya zaman bertambahnya tantangan," ungkapnya.
Hal-hal yang berat kata ustaz Bendri dalam berdakwah adalah kepada anak sendiri, bukan sesuatu yang ringan bukan sesuatu yang mudah.
"Dari keluarga sendiri kadang mengalami penolakan, tapi kita sadar (melihat) Nabi Muhammad SAW ketika berdakwah. Nabi memberikan sebuah resep harus menjadi amal unggulan orang tua," ucapnya
"Barang siapa mengikuti resep Nabi, ia akan mahir mengatasi kesulitan-kesulitan. Disebutkan dalam surat Muzammil, sesungguhnya diberikan kepadamu Muhammad perkataan yang berat," imbuhnya.
Ia membeberkan, para musafir mengatakan Nabi sebagai pendakwah, karena Baginda Nabi ketika mendapatkan tugas barunya sebagai Nabi berdakwah menyampaikan kebaikan. Tentu hal tersebut suatu yang berat.
"Kenapa berat? Karena memiliki risiko dibuli, dihina, dicaci-maki, difitnah, bahkan dihancurkan kehormatannya. Ujung-ujungnya yang lebih ekstrim adalah dibunuh. Ini tantangan Nabi," kata Ustaz Bendri.
Orang Tua Handal dan Sukses Mendidik Anak
Pertama, mulailah dengan ketakwaan. Karena di antara kita lupa anak itu sejatinya berada di genggaman Allah. Hatinya dimiliki oleh Allah. Apa-apa yang terjadi pada anak kita sejatinya dalam kuasa Allah SWT.
"Sebagian besar orang tua jika ingin menjalin hubungan dengan anak, mengokohkan ikatan hati, anak mudah dalam kendali, maka jangan diremehkan dari masa ke masa yaitu perbaikan spiritualitas. Inilah yang selama ini kita lupakan, hati anak kita meskipun berjarak mungkin kita sibuk. Maka kita lupa sejati meskipun jauh berjarak hati mereka terikat selagi kita terikat kepada Allah," terangnya.
Menurutnya, tidak ada bekal orang tua di akhir zaman ini tidak melakukan tradisi atau kebiasaan salafus shalih itu bangun di tengah malam. Banyak pergaulan yang merusak, LGBT, lingkungan yang merusak.
"Maka minta kepada Allah, shalat malamnya kuatin, terusin. Walaupun semalam dua rakaat saja enggak masalah, teruskan saja. Itu menjadi penguat," tandasnya.
Kedua, baca Al-Qur'an dengan tartil. Membaca Al-Qur'an dengan tartil adalah cara kita komunikasi kepada Allah untuk mengadukan, mengeluhkesahkan yang dirasakan.
"Dan mencari sebuah jawaban menjadikan Allah sebagai konselor, ketika membaca seolah-olah kita lagi ngobrol dengan Allah, dan jawabannya dari apa yang kita baca. Yaitu mencari dari Al-Qur'an," pungkas Ustaz Bendri. [] Munamah
0 Komentar