Topswara.com -- Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati beberkan anggaran negara yang dihabiskan untuk perlehatan MotoGP 2022 di Indonesia.
Gelaran MotoGP Mandalika 2022 tak lepas dari keserius pemerintah Indonesia dengan menggelontorkan dana triliunan demi kesuksesan event olahraga internasional ini.
Sir Mulyani menyebut ajang balap motor kelas dunia ini bakal sulit terselenggara jika tanpa adanya kucuran dana dari negara melalui APBN.
Alokasi dana triliunan Rupiah digelontorkan negara melalui skema penyertaan modal negara (PMN) BUMN, dana yang dialokasikan senilai Rp1,3 triliun.(JakBarNews.com, 20/3/22)
Sepertinya Allah ingin menunjukkan kepada kita semua, betapa bobroknya hidup di sistem ini, dimana pemerintah sama sekali tidak berpihak pada rakyat. Seperti perhelatan MotoGP pemerintah berani mengucurkan dana 1,3 triliunan rupiah hanya untuk perhelatan MotoGP, yang belum tentu bermanfaat untuk kemaslahatan rakyat.
Sedangkan di luar sana rakyat menjerit, karena harga minyak goreng yang melambung tinggi seolah menutup mata dan telinga pemerintah. Abai tak peduli derita rakyat. Padahal seandainya pemerintah tak lalai dalam menempatkan kebijakan bisa saja uang yang dipergunakan untuk MotoGP bisa untuk membantu rakyat.
Mengapa harus MotoGP disaat pederitaan rakyat semakin menumpuk, mengapa dan mengapa pemerintah lebih mementingkan para pengusaha?, Padahal jika dilihat belum tentu tempat itu bisa terus dipergunakan lagi. Seandainya tidak, berapa banyak pemerintah mengalami kerugian? Bukankah lebih baik uang itu dipergunakan untuk kepentingan rakyat bersama?
Sudah seharusnya rakyat bicara jangan diam dengan apa yang terjadi selama ini. Bukankah tugas kita adalah mengingatkan para penguasa dan pimpinan yang zalim terhadap rakyat?
Hadis Rasulullah SAW:
عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ خَمْسَةٌ وَ أَرْبَعَةٌ أَحَدُ الْعَدَدَيْنِ مِنَ الْعَرَبِ وَاْلآخَرُ مِنَ اْلعَجَمِ فَقَالَ إِسْمَعُوْا هَلْ سَمِعْتُمْ أَنَّهُ سَيَكُوْنُ بَعْدِيْ أُمَرَاءُ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يَدْخُلْ عَلَيْهِمْ وَلَم يُعِنْهمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ وَلَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ.
"Dari Ka’ab bin ‘Ujrah (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw menghampiri kami, kami berjumlah sembilan, lima, dan empat. Salah satu bilangan (kelompok) dari Arab sementara yang lain dari ‘Ajam. Beliau bersabda: Dengarkan, apa kalian telah mendengar bahwa sepeninggalku nanti akan ada pemimpin-pemimpin, barangsiapa yang memasuki (berpihak kepada) mereka lalu membenarkan kedustaan mereka serta menolong kezaliman mereka, ia tidak termasuk golonganku dan tidak akan mendatangi telagaku. Barangsiapa tidak memasuki (berpihak kepada) mereka, tidak membantu kezaliman mereka dan tidak membenarkan kedustaan mereka, ia termasuk golonganku, aku termasuk golongannya dan ia akan mendatangi telagaku."
Dan inilah peringatan bagi para pemimpin dari Rasulullah SAW, dan janganlah kalian mempermainkan amanah yang Allah titipkan pada kalian karena suatu hari nanti kalian akan kembali dan hanya amal ibadahlah yang kalian bawa bukan harta ataupun jabatan kalian, maka tunduklah kalian kepadaku dengan menjadi pemimpin yang amanah.
Wallahu a'lam bish-shawab
Oleh: Ermawati
(Pemerhati Umat, dan Pendakwah Ideologis)
0 Komentar