Topswara.com -- Sudah lebih sepekan kita mendengar dan menyaksikan pemberitaan kaum Muslimah India di Negara Bagian Karnataka mengalami pelarangan berhijab di berbagai lingkungan pendidikan.
Tidak hanya pelajar dan mahasiswa, termasuk tenaga pengajar perempuan pun dipaksa melepas hijabnya ketika memasuki lingkungan sekolah dan kampus. Pelarangan ini disinyalir oleh instruksi langsung dari Kementerian Pendidikan India.
Kebijakan diskriminatif ini menyebabkan protes dan kekerasan yang meluas. sejumlah pelajar India melakukan aksi unjuk rasa untuk memprotes larangan gadis Muslim berhijab untuk masuk ke ruang kelas di beberapa sekolah di negara bagian Karnataka, India selatan, di Kolkata, India.(REPUBLIKA.CO.ID, 10/02/2022)
Aktivis hak asasi manusia, termasuk Malala Yousafzai, pemenang Nobel, sudah menyuarakan keprihatinan mereka dengan menyebutkan pelarangan hijab berisiko meningkatkan Islamofobia.
Mereka mengatakan kekerasan dan ujaran kebencian terhadap Muslim semakin meningkat di bawah pimpinan Modi dan partai nasionalis Hindu.
Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas menyesalkan larangan penggunaan hijab di beberapa lembaga pendidikan di India. Tindakan tersebut dinilai sebagai islamphobia bagi umat muslim di sana.
Sekaligus juga telah menyakiti hati umat islam yang ada di indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia.
Karena itu kekerasan dan intimidasi yang dialami Muslimah di Negara Bagian Karnataka sesungguhnya hanyalah bagian dari rangkaian gelombang Islamofobia di India. Tragisnya, Muslim India nyaris tidak mendapatkan perlindungan dari negara, juga dari lembaga-lembaga dunia, termasuk dari para pemimpin Dunia Islam.
Pada dasarnya, penderitaan yang dialami kaum muslim khususnya Muslimah di India, haruslah menjadi bagian dari derita kita. Sebab, kaum Muslim itu bersaudara laksana satu tubuh. Satu sama lain saling terhubung.
Sehingga satu sama lain bisa merasakan derita bersama-sama. Allah SWT telah memerintahkan umat Muslim untuk senantiasa memberikan bantuan manakala saudaranya membutuhkan pertolongan.
Allah SWT berfirman:
Jika mereka meminta pertolongan kepada kalian dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan (TQS al-Anfal [8]: 72).
Menolong sesama Muslim yang dianiaya adalah fardhu kifayah. Haram berdiam diri saat melihat saudara seiman terzalimi. Kewajiban ini baru tuntas saat mereka yang terzalimi mendapat perlindungan sempurna.
Penghinaan dan penindasan yang dialami kaum Muslim India, khususnya para Muslimahnya, seharusnya menjadi peringatan keras bagi kaum Muslim sedunia, bahwa persoalan ini tidak bisa ditangani secara individual, organisasi atau lembaga dunia sekalipun seperti PBB.
Kaum Muslim sedunia harus memiliki institusi sendiri yang bersifat global dan memiliki kekuatan besar untuk melindungi dan membela kehormatan mereka. Institusi global itu tidak lain adalah khilafah Islam.
Sebab, derita kaum Muslim khususnya di India, tidak akan terjadi manakala Khilafah Islam hadir sebagai perisai kokoh yang menjaga dan membela kehormatan umat. Nabi saw. telah mengingatkan kita betapa urgen keberadaan Khalifah/Imam sebagai perisai bagi umat.
Beliau bersabda:
Sungguh Imam (Khalifah) itu (laksana) perisai; orang-orang akan berperang di belakang dia (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya (HR al-Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, Abu Dawud dan Ahmad).
Hari ini kaum Muslim juga terkerat-kerat oleh batas-batas teritori negara mereka masing-masing. Hati dan pikiran mereka juga terbelenggu oleh paham kebangsaan.
Paham ini menjadikan umat dan para pemimpin mereka tidak punya kepedulian dan enggan menolong saudara-saudara mereka yang tertindas. Mereka juga lebih takut dengan aturan internasional soal larangan intervensi terhadap negara lain. Padahal saudara mereka seiman terzalimi di sana.
Beda dengan negara-negara imperialis saat ini seperti AS, Inggris atau Prancis. Mereka bisa leluasa mengintervensi bahkan melakukan invasi militer ke negeri-negeri kaum Muslim seperti ke Irak, Afganistan dan Suriah. Bahkan PBB dan organisasi dunia manapun tidak mencegah mereka. Para penguasa Dunia Islam juga tak memprotes atau menahan mereka.
Sungguh, tidak ada yang bisa menolong saudara-saudara kita, khususnya kaum Muslimah India, kecuali kita kembali ke pangkuan Islam dengan melanjutkan kehidupan Islam dalam institusi khilafah. Inilah yang dulu pernah dilakukan oleh kaum Muslim saat mereka berada di bawah naungan khilafah. WalLâhu a’lam bi ash-shawwâb. []
Oleh: Mesi Tri Jayanti, S.H.
Sahabat Topswara
0 Komentar