Topswara.com -- Ada sebuah teori yang mengatakan kita hidup didalam sebuah simulasi yang dijalankan oleh entitas yang jauh lebih cerdas dari kita, yaitu alien dari luar angkasa. Jadi kita itu sebenarnya bukanlah materi, tapi sekumpulan kode....
Diantara buktinya adalah adanya de Javu, mandella effect, dan lain lainnya. Bahkan kalau kita perhatikan, game itu suatu bentuk simulasi, kita yang tidak begitu cerdas saja bisa bikinnya. Kalau kita sekarang ternyata hidup dalam permainan makhluk yang lebih cerdas, masuk akal, kan?
Wow... Wow... Wow...
Take it easy, man! Jangan terburu-buru ngomongnya, deh! Biar tidak belepotan fantasy kek gitu. Get real, dong Say! Eh, elu ngomongin alam semesta padahal panca indera elu saja kan terbatas. Gimana mau memikirkan sesuatu yang faktanya tidak bisa dicerap? Yang benar saja!
Nih, gua jelasin ye! Buat menjawab pertanyaan besar tentang kehidupan, dari mana kita berasal, buat apa kita hidup dan akan kemana setelah semua berakhir itu butuh pemikiran rasional. Yaitu ada faktanya, ada datanya. Soalnya itu persoalan besar. Tidak bisa memakai cara ngayal seperti itu, bro!
Segala sesuatu yang terindera itu bisa kita sebutin satu-satu, yaitu manusia, alam semesta dan kehidupan. Nah ini yang ane sebut dengan fakta terindera.
Kalau kita perhatiin nih ye, segala sesuatu yang bisa kita indera itu bersifat lemah, terbatas dan membutuhkan sesuatu buat menopang eksistensinya. Kalau begitu, semuanya menunjukkan sebuah fakta penciptaan. Semua yang terindera itu berarti mahluk dari Sang Pencipta.
Nah pertanyaannya sekarang, siapakah Sang Pencipta itu? Alien? Nih, bro! Kalau Alien memang benar Sang Pencipta, maka pasti menurunkan kitab petunjuk manual buat kita hidup. Nyatanya kan tidak? Kitab apa yang diturunkan oleh Alien? Tidak ada, kan?
Prinsipnya adalah kita tidak akan tahu siapa Tuhan kita, apabila Sang Pencipta itu tidak memberitahukannya pada kita. Allah SWT yang memberitahukan kepada kita bahwa Dia lah Tuhan manusia, alam semesta dan kehidupan ini. Baik di kitab Taurat, Zabur, Injil maupun Al-Qur'an.
Nah, menurut Allah Sang Pencipta kehidupan, tujuan hidup kita itu supaya beribadah, bro! Bukan kita dimainin sama orang. Kita punya wilayah ikhtiyar yang disana kita dihisab atas Log-log kita. Ada catetannya, tuh. He he he
Terkait hal yang diluar nalar, kita cuman disuruh meyakini bahwa hal itu adalah hak Allah SWT, baik maupun buruk anggapan kita. Tidak ada hak kita bikin script sendiri, bro.
Jadi yang elo sebut glitch in the Matrix itu adalah Khowariqul addah. Memang Allah SWT sendiri yang mau, bukan kesalahan pemrograman. Program di kepala elo, ntuh yang masih banyak bug. Ha ha ha... Makanya ngaji, bro! Wallahu a'lam bishshawwab
0 Komentar