Topswara.com -- Betapa banyak kebesaran Allah SWT ditunjukkan di sana. Ciptaan-Nya, Kuasa-Nya, dan segala sebutan untuk memuji-Nya. Tersebab di sana terdapat wilayah pembagian. Bagi kita hanya pada wilayah mengakui, bersyukur, mengagumi, dan menaati semua perintah-Nya. Dan hanya bagi Allah-lah tempat segala aturan dan Kuasa
Maka, sungguh manusia itu sangat lemah dan memang makluk yang lemah.
Renungkanlah!
Ayat 31:
أَلَمْ يَرَوْا كَمْ أَهْلَكْنَا قَبْلَهُمْ مِنَ الْقُرُونِ أَنَّهُمْ إِلَيْهِمْ لَا يَرْجِعُونَ
Tidakkah mereka mengetahui berapa banyak umat-umat sebelum mereka yang telah Kami binasakan. Orang-orang (yang telah Kami binasakan) itu tidak ada yang kembali kepada mereka.
Manusia merasa dirinya perkasa, buktinya tidak ada bedanya dengan zaman dahulu hingga sekarang. Masih banyak para pembangkang. Allah selalu memperingatkan dengan ayat ini agar kita mau memperhatikan nasib orang kafir zaman dahulu. Mereka mendapat murka Allah hingga hancur lebur dan lenyap dari muka bumi. Mereka tidak akan pernah kembali lagi. Lalu mana buktinya “Allahmu lemah”
Mari kaum muslimin menjadikan kisah-kisah itu sebagai pelajaran dan iktibar, sehingga dapat menambah dan menguatkan iman kita masing-masing.
Ayat 38:
وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَهَا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
Sungguh ini salah satu bukti yang menjelaskan kekuasaan-Nya. Beredarnya matahari pada garis edarnya dengan tertib, menurut ketentuan yang ditetapkan Allah. Sedikit pun ia tidak menyimpang, ia taat dan patuh pada ketentuan-Nya.
Ayat 39:
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
Dan telah Kami tetapkan tempat peredaran bagi bulan, sehingga (setelah ia sampai ke tempat peredaran yang terakhir) kembalilah ia seperti bentuk tandan yang tua.
Masya Allah pada posisi ciptaan-Nya yang ini, ternyata terkuak tentang tak terbatasnya ruang alam ini. Karena betapa besar kekuasaan Allah menciptakan dan mengatur makhluk-Nya. Allah Maha Pengatur, menetapkan jarak-jarak tertentu bagi peredaran bulan. Pada setiap jarak tersebut, bulan mengalami perubahan bentuk maupun ukurannya maupun dalam kekuatan sinarnya. Bentuk bulan akan mempengaruhi besar dan kecilnya cahaya bulan.
Seberapa tahukah kita mengamati makluk ciptaan Allah ini? Ia, bulan sebagai satelit alami milik planet bumi. Subhanallah ia taat, bergerak mengikuti bumi, berotasi, dan berevolusi.
Masha Allah...
Di sana, di ruang angkasa masih terdapat bermilyar-milyar benda-benda angkasa lainnya, dengan jarak dan besar yang berbeda-beda, juga gerak yang berlainan pula. Semuanya berjalan dengan teratur dan rapi. Dan taat. Subhanallah, tiada yang pantas terucap dari mulut seseorang beriman kecuali Allahu Akbar, Allah Maha Besar, Maha Besar kekuasaan-Nya.
Ayat : 40
لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ ۚ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Tidaklah mungkin bagi matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Masing-masing beredar pada garis edarnya.
Lagi-lagi Subhanallah...
Ini baru sebagian benda-benda langit. Belum seluruh alam jagad raya ini, bagi Allah sangatlah mudah mengaturnya. Keberadaan nan teratur itulah sunatullah. Karena tidak terjadi tabrakan tugas masing-masing benda. Semua akan berjalan sesuai dengan apa yang ditetapkan.
Kita bandingkan dengan peraturan manusia mengenai lalu lintas jalan di jalan raya saja, beragam rambu-rambu lalu lintas jalan, tetapi tetap terjadi kecelakaan lalu lintas di mana-mana. Di sini peraturan manusia selalu menunjukkan kelemahannya.
Renungkan!
Betapa kecilnya kekuasaan manusia dibanding kekuasaan Allah yang menciptakan dan mengatur semuanya dengan tertib termasuk manusia di dalamnya. "Agung" itu hanya milik Allah.
Harusnya semakin lanjut usia kita harus banyak tahu, memuji-Nya dan sadar bahwa manusia itu makluk yang lemah. Maka bersegeralah mau di atur oleh aturannya. Malu dengan benda-benda angkasa dan lainnya tersebut yang patuh dan taat pada ketetapannya.
Oleh: Titin
(Owner Angkringan Jahe Merah)
0 Komentar