Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Remaja Ikut Merayakan Valentine, Mutiara Umat Institute: Itu Adalah Konformitas


Topswara.com -- Analis Mutiara Umat Institute, Heni Trinawati, S.Si. menilai, banyaknya remaja Muslim yang ikut-ikutan merayakan hari Valentine tanpa mengetahui maknanya sebagai konformitas.

"Itu adalah konformitas, yaitu bagaimana lingkungan sosial dapat membentuk sebuah pola perilaku individu," ungkapnya dalam acara True Love Never Lies, di depan puluhan remaja Muslim yang disiarkan juga secara live via Instagram Teman Surga Mungkid, Ahad (13/02/2021).

Ia menambahkan, konformitas mampu mengubah benar dan salah dalam berperilaku.

"Konformitas yang berlaku sekarang, orang itu kalau tidak pacaran tidak benar, enggak laku, kudate alias kurang update. Bahkan kalau enggak Valentine-an nih enggak dianggap benar," imbuhnya.

Walaupun menurutnya perayaan Valentine kerap diiringi seks bebas. "Padahal isi dari perayaan hari Valentine terkadang sampai dengan dilakukannya seks bebas," tuturnya.

Jurnalis TintaSiyasi.com ini pun mengatakan, orang yang enggak punya pacar bisa resah saat hari Valentine tiba.

"Enggak ada yang ngirimi coklat, enggak ada yang ngasih bunga sehingga seolah-olah salah nih," cetusnya.

Kak Heni, sapaan akrabnya, membeberkan bahwa konformitas itu memiliki dorongan.

"Manusia itu sebenarnya punya rasa bangga, suka dipuji, takut terhadap penolakan, ingin bisa diterima kelompok sosialnya, dan keinginan untuk merasa benar," ujarnya.

Menurutnya, konformitas sangat dipengaruhi oleh sistem kehidupan. "Kalau sekarang sistemnya membuka pintu maksiat lebar-lebar sehingga orang yang berpendidikan tinggi pun pacaran, seks bebas," imbuhnya.

Jadi walaupun tujuan pendidikan yang tertuang dalam undang-undang menurut kak Heni bagus namun bertumpu pada asas yang salah, mustahil tujuan itu terealisasi.

"Di dalam tujuannya pengennya beriman dan bertakwa, tetapi akarnya demokrasi," jelasnya.

Sebaliknya di era sistem Islam dahulu, ia menyebut lahir manusia-manusia yang ilmuan sekaligus shalih.

"Di era sistem Islam dahulu, kita kenal ada Ibnu Firnas, ada Ar Razi yaitu tokoh-tokoh Muslim yang menjadi ilmuan sekaligus berakhlakul karimah, jadi ulama. Karena sistemnya benar," pungkasnya.[] Ummu Syifa
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar