Topswara.com -- Hampir dua tahun sudah pandemi nerubah banyak aktivitas masyarakat diantaranya sistem pembelajaran yang dilaksanakan secara daring atau PJJ. Hal ini dilakukan karena adanya himbauan dari pemerintah yang menyerukan gerakan work from home (WFH), sehingga kegiatan pembelajaran di laskanakan dari rumah.
Hal ini tentu saja membawa dampak baik positif maupun negatif. Dampak langsung dari gerakan WFH selama pandemi Covid-19 adalah peningkatan traffic penggunaan media sosial yang cukup signifikan.
Saat ini, informasi telah masuk dalam jajaran kebutuhan pokok masyarakat. Arus informasi yang sangat pesat menjadikan manusia semakin haus akan informasi.
Tak hanya bagi yang kalangan kelas atas, masyarakat menengah ke bawah juga membutuhkan informasi dalam keseharian mereka sebagai kebutuhan untuk menjalani aktivitas.
Media sebagai penyedia informasi tentu menjadi sangat lekat dengan manusia, terlebih peran media sebagai sarana hiburan.
Teori use and gratification pada intinya menganalisis audiens atau khalayak yang menggunakan media berdasarkan motivasi tertentu. Ketika khalayak merasa bahwa kebutuhan dan kepuasan terhadap media sudah terpenuhi, media tersebut dapat dikatakan sebagai media yang efektif.
Seiring dengan derasnya arus informasi di masa pandemi ini, kemampuan manusia juga terus tumbuh dan mengalami perkembangan.
Kecepatan arus informasi juga berpengaruh terhadap aspek kognitif manusia, yang kemudian mewujud pada pilihan sikap dan tindakan manusia dalam menghadapi sesuatu. Misalnya dalam hal memilih media atau konten informasi yang hendak dikonsumsi. Dalam hal ini, manusia telah menjadi subjek yang aktif.
Kecerdasan teknologi telah mendorong manusia untuk memiliki kemampuan dan kekuasaan terhadap informasi yang hendak dipilih dan kemudian dicerna dalam benaknya.
Situasi WFH yang menyebabkan peningkatan akses media merupakan bukti dari kehadiran teori use and gratification. Masyarakat atau individu memiliki kuasa penuh untuk memilih dan menggunakan atau mengkonsumsi media. Dengan pilihan akses media tersebut, masyarakat pun merasa puas karena motif-motif mereka terpenuhi.
Selain dampak penggunaan media yang terus meningkat di tengah masyarakat, dampak mewabahnya virus Corona juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Langkah yang diambil tentu kegiatan belajar dan mengajar dilakukan dirumah atau secara online.
Pemerintah berharap dengan kebijakan ini diharapkan bisa mengurangi mobilitas pelajar dan mahasiswa sehingga dapat menekan penyebaran virus Corona. Namun dalam praktiknya, sejumlah kesulitan ditemui para guru dan siswa saat menjalankan metode belajar dari rumah.
Memang jika dilihat belajar di rumah menjadi langkah yang paling ampuh dalam memutus rantai penyebaran virus Corona. Metode seperti ini tidak luput dari berbagai persoalan.
Salah satu persoalan adalah banyak murid atau mahasiswa yang mengalami kesulitan untuk mengakses internet. Karena memang hal yang utama agar kegiatan belajar online ini berjalan lancar adalah dengan adanya internet yang baik.
Mungkin sebagian murid atau mahasiswa yang berada di tempat yang akses internetnya mudah tidak mengalami kesulitan dan sangat senang dengan metode pembelajaran seperti ini. Tetapi bagaimana dengan mereka yang berada di tempat yang kurang strategis untuk mengakses internet. Tentu akan sangat mengalami kesulitan.
Metode seperti ini tentu akan sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Indonesia. Sistem pembelajaran dalam jaringan (daring) di Indonesia selama masa pandemi Covid-19, terlihat kaku dan gagap. Keadaan ekonomi tidak mencukupi. Sistem pembelajaran pun tidak menjamin adanya pertukaran pengetahuan sesuai disiplin ilmu.
Sebetulnya sistem pembelajaran daring yang diterapkan oleh pemerintah tujuannya sangat baik, yakni untuk menekan penyebaran dari virus Corona atau untuk memutus mata rantai penyebarannya. Namun di sisi lain pemerintah juga seharusnya memikirkan atau mempertimbangkan dengan baik akan apa yang diputuskan agar tidak menimbulkan persoalan lain.
Seperti yang sudah terjadi saat ini sistem pembelajaran jarak jauh tetaplah sebuah solusi yang baik selama masa pandemi. Namun pembelajaran jarak jauh yang efektif tergantung dari bagaimana institusi pendidikan menjalankan sistem yang sudah di rencanakan sebaik mungkin.
Walaupun keadaan sedang tidak mendukung, dengan diterapkannya sistem yang baku dan komprehensif, maka pemebelajaran jarak jauh itu dapat berjalan efektif.
Wallahu a'lam bishawwab
Oleh: Luthfan Abdul Aziz
(Sahabat Topswara)
0 Komentar