Topswara.com --Munculnya sebutan pelakor menurut Motivator Keluarga Sakinah Annisa Widayati, S.Pt. dibentuk dari pemikiran kapitalisme sekularisme yang tidak berlandaskan keimanan kepada Allah SWT, tetapi orientasinya pada materi.
“Manusia muncul seperti Lidya yang jahat perilakunya dibentuk dari pemikiran kapitalisme sekularisme yang tidak berlandaskan keimanan kepada Allah SWT, tetapi orientasinya pada materi,” lugasnya dalam acara Mamamia's Talk 41: Kamu Team Kinan atau Team Lidya? secara daring via Zoom Mamamia, Ahad (23/01/2022).
Ia mengatakan, solusi bagi perempuan-perempuan ya tim Lidya nih, (tokoh dalam serial Layangan Putus harus dikasihani dan didakwahi Islam. “Dakwahnya harus semakin meluas, kenapa? Karena, banyak Lidya-Lidya di luar sana yang dia tidak paham Islam, sehingga setan masuk. Terkesannya jadi jahat,” tuturnya.
“Fitrah manusia itu sama seperti kertas putih. Seorang anak itu kertas putih yang enggak punya dosa. Perempuan itu adalah makmum, dia butuh bersandar. Manakala tidak ada tempat bersandar, maka dia cari itu entah tiang jemuran, tiang listrik pun jadi sandaran. Asal jangan suami orang jadi sandaran," katanya.
Menurutnya lagi, ditambah tidak ada peran negara untuk mengurus mereka, sehingga mencari tiang untuk bersandar. Tidak ada tiang jemuran, tidak ada tiang listrik untuk bersandar, akhirnya suami orang pun dijadikan sandaran.
“Enggak ada perempuan yang ingin jadi pelakor, semua pasti ingin menjadi permaisuri,” tegasnya.
Perempuan dalam Islam
"Di dalam Islam, perempuan adalah permata yang harus dijaga, dilindungi, dan dinafkahi," katanya.
Motivator keluarga sakinah tersebut juga menyinggung realita apabila seorang perempuan tidak dinafkahi, tidak dilindungi, dan ada kesempatan baginya untuk dinikahi orang yang notabene adalah suami wanita lain. "Nah, ini tadi memang ada syariat Islam yang memperbolehkan poligami, tetapi poligami yang adil tentunya," tegasnya.
Ia mengutip Al-Qur’an surah An-Nisaa ayat 3 yang artinya, ”Dan jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah perempuan (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Tetapi jika kamu khawatir tidak akan mampu berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja atau hamba sahaya perempuan yang kamu miliki. Yang demikian itu lebih dekat agar kamu tidak berbuat zalim."
“Islam harus ditegakkan dalam kehidupan keluarga. Allah SWT menurunkan Islam sebagai konsep yang rapi dan sesuai dengan fitrah manusia, sehingga harus ditegakkan dalam keluarga dan didakwahkan di tengah-tengah umat,” tuturnya.
Ia mengatakan, dengan ditegakkan Islam dan didakwahkan, harapannya tiada lagi perempuan yang rela dihujat karena kebodohannya. Tiada lagi Lidya maupun Miranda yang rela membodohi dirinya dengan menjadi pelakor dan mengizinkan seluruh dunia untuk menghujatnya dan menghina tersebab minimnya pemahaman agamanya.
“Minimnya pengetahuan agama ini nampak pada kebanggaan mayoritas perempuan memperlihatkan auratnya. Perempuan-perempuan bangga jadi tontonan, kita lihat Lidya dan Miranda itu kan enggak nutup aurat. Lidya yang cantik, kemana-mana kalau sedang menghadiri wawancara seringkali belahan dadanya kelihatan ya kan," lugasnya.
Icha tak menampik realita sekarang sering dijumpai fakta sebaliknya, yaitu pelakor yang menutup aurat. "Tadi ada kawan juga bilang, ternyata pelakor itu ada juga yang brukut (tertutup auratnya), dia berkerudung dan sebagainya," gumamnya.
Selain itu, minimnya pemahaman Islam pada perempuan, menurutnya menjadi penyebab kerugian pada banyak perempuan itu sendiri.
"Perempuan adalah pihak yang amat sangat dirugikan, baik sebagai Kinan, Lidya, maupun Miranda. Maka perempuan harus membekali dirinya dengan Islam agar dia mengenal Tuhan-Nya, bagaimana Islam memuliakan dirinya, bagaimana dia harus bertahan," katanya.
Terakhir agar wanita tidak menjadi pelakor, ia menjelaskan wanita harus menutup aurat, negara mengatur pergaulan dengan sistem pergaulan Islam, serta kesadaran umat tentang kewajiban nafkah atas perempuan yang telah dibebankan kepada laki-laki dalam keluarganya.
"Islam justru sangat memuliakan perempuan, sehingga ia wajib dinafkahi oleh suaminya, bapaknya, keluarga bapaknya, dan anak laki-lakinya. Jikalau semuanya sudah enggak ada (meninggal), maka akan dinafkahi oleh negara," pungkasnya.[] Heni
0 Komentar