Topswara.com -- Pernah dengar istilah rewrite atau menulis ulang? Tentunya bagi sebagian orang istilah itu sudah familiar, tapi bagi sebagian lainnya merupakan hal yang baru? Anda termasuk yang mana?
Menulis ulang (rewrite) adalah cara menulis ulang artikel orang lain dengan gaya bahasa Anda sendiri (parafrase). Artinya, Anda tidak sedang plagiat/menjiplak, karena Anda tidak meng-copy-paste seluruh isi tulisan orang lain, tapi memparafrasekan kembali apa yang dibaca (menulis ulang tulisan orang lain dengan gaya bahasa Anda sendiri), mengambil ilmunya, kemudian ditulis dengan bahasa yang unik dan menarik.
Setelah melakukan rewrite, pastikan tulisan Anda cek juga ke mesin plagiat agar dapat diketahui apakah tulisannya masih ada plagiatnya atau belum.
Dengan teknik ini, walaupun Anda melihat tulisan orang, dijamin tulisan Anda bisa seratus persen original/asli. Bagi teman-teman yang mentok, bingung atau kehilangan ide apa yang akan ditulis, rewrite bisa jadi solusinya.
Selamat Mencoba!
Cara Melakukan Rewrite dalam Tulisan
Ada beberapa cara yang harus dilakukan penulis agar tulisannya tidak sama dengan sumber aslinya dan untuk meminimalisir plagiat bahkan bisa unik sampai seratus persen.
Pertama, mengubah kalimat/paragraf secara keseluruhan tanpa mengubah maknanya.
Contoh:
Benarkah mendakwahkan ajaran Islam seputar perbandingan agama merupakan penistaan? Bukankah di dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat-ayat yang membahas bantahan terhadap keyakinan umat lain? Bukankah setiap Muslim wajib meyakini bahwa hanya Islam yang benar dan agama lain batil?
Diubah menjadi:
Sebagian orang berpendapat, ketika orang Islam mendakwahkan ajaran agamanya (Islam) seputar perbandingan agama merupakan penistaan. Benarkah demikian? Tentu tidak. Mendakwahkan ajaran Islam seputar perbandingan agama bukanlah penistaan, karena di dalam Al-Qur’an secara tegas membahas ayat-ayat terkait perbandingan dan bantahan terhadap keyakinan umat lain. Kita pun sebagai seorang Muslim wajib meyakini hanya Islam agama yang benar dan yang lainnya batil/tertolak.
Kedua, mengubah kalimat langsung menjadi tak langsung atau sebaliknya.
Contoh:
Kalimat langsung diubah menjadi kalimat tak langsung.
“Karena pandemi Covid-19 masih terus meningkat, baiknya hindari dulu bepergian jauh,” kata Pak RT mengimbau warganya.//Pak RT mengimbau warganya untuk tidak bepergian jauh karena pandemi Covid-19 masih terus meningkat.
Kalimat tidak langsung menjadi kalimat langsung.
Pak Guru mengatakan bahwa besok akan diadakan ujian.//Pak Guru berkata, “Besok akan diadakan ujian.”
Ketiga, mengubah kalimat kalimat aktif menjadi pasif atau sebaliknya.
Contoh:
Kalimat aktif diubah menjadi kalimat pasif.
Pemerintah mencabut subsidi BBM.//Subsidi BBM dicabut pemerintah.
Kalimat pasif menjadi aktif.
Penjahat itu telah ditangkap polisi pukul sembilan malam tadi.// Polisi telah menangkap para penjahat itu pukul sembilan malam tadi.
Keempat, mengganti kata dengan menggunakan sinonim atau persamaan. Bisa mengganti satu kata, beberapa kata atau semua kata dalam kalimat tersebut.
Contoh:
Mengganti satu kata:
Tanpa disadari separuh waktu kita sudah habis untuk bermain gadget.// Tanpa disadari separuh waktu kita sudah habis untuk bermain gawai.
Mengganti beberapa kata:
Selama sistem kapitalis diterapkan penguasa negeri ini, kondisi masyarakat akan semakin menderita.//Sepanjang sistem kapitalis digunakan rezim negeri ini, keadaan rakyat akan semakin sengsara.
Bagaimana dengan mengutip hadis atau Al-Qur’an?
Jika Anda mengutip hadis atau Al-Qur’an, biasanya mesin plagiat akan mendeteksi kutipan itu plagiat. Maka Anda bisa mengubahnya, tanpa menghilangkan makna dan isi dari hadis dan ayat Al-Qur’an tersebut.
Caranya:
Pertama, bisa mengutip dari nash Al-Qur’annya maupun terjemahnya, hanya mengutip
Contoh:
Allah SWT juga memerintahkan kaum Muslim agar menjadi para penolong agama-Nya:
ÙŠٰاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا اِÙ†ْ تَÙ†ْصُرُوا اللّٰÙ‡َ ÙŠَÙ†ْصُرْÙƒُÙ…ْ ÙˆَÙŠُØ«َبِّتْ اَÙ‚ْدَامَÙƒُÙ…ْ
Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian (TQS Muhammad [47]: 7).
Diubah menjadi:
Allah SWT juga memerintahkan kaum Muslim agar menjadi para penolong agama-Nya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian” (TQS Muhammad [47]: 7).
Kedua, bisa menghapus terjemahnya tapi nomor surah dan ayatnya tetap dicantumkan.
Contohnya:
Allah SWT juga memerintahkan kaum Muslim agar menjadi para penolong agama-Nya, bisa dilihat dalam (QS Muhammad [47]: 7).
Ketiga, bisa mengubah kalimat di awalnya saja, tapi isi Hadits atau ayat Al-Qur’annya tetap.
Contoh:
Rasulullah SAW bersabda, “Imam (khalifah) adalah ra’ain (pengurus rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya" (HR Ahmad, Bukhari).
Bisa diubah:
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan Ahmad dan Bukhari, Rasulullah SAW bersabda, “Imam (khalifah) adalah ra’ain (pengurus rakyat) dan dia bertanggung jawab terhadap rakyatnya.”
Begitu juga:
“Dan barang siapa berpaling dari peringatanku, Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS Thaha [20]:124)
Diubah menjadi:
Sebagaimana yang dijelaskan dalam firman Allah SWT Al-Qur’an surah Thaha ayat 124 yang artinya, “Dan barang siapa berpaling dari peringatanku, Maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.”
Depok, 2 Februari 2022
Oleh: Siti Aisyah
Koordinator Kepenulisan Komunitas Muslimah Menulis Depok
0 Komentar