Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kebijakan Ambigu Berpotensi Menghalangi Kegiatan Ibadah


Topswara.com -- Di saat melonjaknya kasus Covid-19 akibat adanya varian Omicron yang seharusnya negara mampu menjadi perisai umat, malah membuat umat bingung dengan kebijakan yang mereka terapkan. Lantas, mampukah negara memberikan solusi yang tepat dalam menangani hal ini?

Melonjaknya kasus Covid-19 akibat adanya varian Omicron, kembali Menag meminta rumah ibadah memperketat prokesnya. Tak hanya itu, mengenai proses pelaksanaan kegiatan di rumah ibadah, Yaqut Cholil Qoumas selaku menteri Agama mengeluarkan Surat Edaran (SE) yang salah satunya berisi tentang pengaturan jarak antar jamaah paling dekat 1 meter dengan memberikan tanda khusus pada lantai, halaman, atau kursi. Juga pembatasan melakukan ibadah di rumah ibadah. (republika.id, 07/02/2022).

Alih-alih ingin memberikan yang terbaik bagi rakyat, pemerintah hari ini malah degan sengaja menerapkan peraturan ambigu. Pembatasan kegiatan di tempat ibadah ini membuat masyarakat bertanya-tanya. 

Sebab, pada waktu yang bersamaan pula fakta menunjukkan tempat umum lainnya seperti tempat wisata, pasar, mal dan pusat perbelanjaan lainnya dibiarkan tetap terbuka tanpa ada pembatasan kegiatan yang berarti.

Sehingga dari sini, membuat masyarakat bingung dengan peraturan yang dibuat oleh pemerintah saat ini, dan pada akhirnya tak jarang, banyak dari masyarakat yang enggan mengikutinya malah mereka melakukan berbagai pelanggaran terhadap apa yang telah ditetapkan pemerintah. 

Dari hal ini tampaklah bahwa setiap solusi yang tawarkan penguasa hari ini hanya menimbulkan permasalahan yang baru saja di tengah-tengah umat.

Selain itu, pemerintah hari ini tampak setengah hati dalam menuntaskan masalah pandemi. Tidak secara totalitas memberikan fasilitas terbaiknya untuk mengurusi urusan umat. 

Namun pada faktanya, umat dibiarkan sendiri menanggung berbagai beban hidupnya di saat pandemi melanda negeri ini. Jika diperhatikan lagi, penguasa hari ini hanya terfokus pada sektor ekonomi saja namun abai pada sektor yang lain seperti kesehatan masyarakatnya.

Tak hanya itu, lonjakan kasus Covid-19 yang terus saja meningkat hari demi hari sama sekali masih tak mampu membuka mata pemerintah untuk menawarkan solusi hakiki. Pemerintah seharusnya menerapkan peraturan yang sesuai dengan keadaan yang ada agar dapat menyelesaikan setiap permasalahan tanpa menimbulkan masalah baru.

Seharusnya pemerintah fokus pada masalah yang ada, bukan malah mengesampingkan persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat, dan dari sinilah kita dapat berpikir sudah selayaknya kita beralih ke sistem yang benar-benar mampu menyelesaikan persoalan pandemi yang sedang merebak di tengah-tengah masyarakat. Sebab, sistem hari ini sudah terbukti gagal dalam menyelesaikan masalah pandemi.

Hal ini sangat berbeda jauh dengan sistem Islam yang diterapkan secara menyeluruh dalam institusi sebuah negara. Pada masa Islam diterapkan sebagai Mabda dan juga tuntunan dalam kehidupan, penguasa pada saat itu benar-benar mampu mengurusi setiap urusan rakyatnya terlebih pada saat pandemi melanda. 

Selain itu, segala kebutuhan masyarakat menjadi tanggung jawab negara. Sehingga masyarakat tak lagi pusing di saat pandemi seperti hari ini. Penguasa juga melakukan karantina wilayah agar virus yang ada tidak menyebar dan masalah ini pun dapat segera dituntaskan.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW. berikut:
“Apabila kalian mendengar wabah di suatu tempat, maka janganlah memasuki tempat itu, dan apabila terjadi wabah sedangkan kamu sedang berada di tempat itu, maka janganlah keluar darinya.” (HR. Muslim).

Sabda Rasulullah di atas seharusnya menjadi acuan dalam menyelesaikan masalah pandemi di negeri ini. Pemerintah seharusnya sadar betapa sistem Islam solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. 

Sebab, wajah asli kapitalisme telah tampak, betapa Mabda tersebut tak mampu memberikan solusi tuntas hingga menyentuh akar permasalahan. Untuk itu, sudah seharusnya kita ganti sistem hari ini degan sistem Islam yang benar mampu memberikan solusi hakiki.

Wallahualam bissawab.


Oleh: Sindi Laras Wari
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar