Topswara.com -- Remaja sekarang sering mengalami low mood. Low mood adalah orang-orang yang sedang murung, males berbuat sesuatu, tidak bersemangat dan pikiran kusut. Jika dibiarkan saja, bisa masuk ke tahap depresi. Gejalanya lebih parah seperti hilang harapan, tidak memiliki gairah hidup, sulit konsentrasi dan berkeinginan untuk melukai diri sendiri, bahkan bunuh diri. Astagfirullah.
Nah, low mood biasanya disebabkan karena faktor eksternal seperti kondisi yang membuat sedih, tertekan atau kecewa, misalnya kehilangan sesuatu, memikirkan beban tugas, atau utang dan segala hal yang bikin mood buruk.
Oleh karena itu, low mood bagi generasi muda bentukan sistem kapitalisme memang tidak bisa terhindarkan. Dikarenakan sistem kapitalisme membuat orang berpandangan kalau hidup di dunia untuk meraih keuntungan materi sebanyak-banyaknya dengan standar kebahagiaannya materi.
Oleh karena itu, ketika mendapat masalah sedikit langsung low mood. Meskipun efeknya bikin diri dan tidak produktif, tetap saja low mood dipelihara. Bahkan tidak ingin bangkit sebelum kebahagiaan versinya didapatkan.
Kebahagiaan materi itu yang menurutnya bisa jadi booster untuknya. Ini gambaran generasi muda berpikir kapitalis. Padahal kalau nunggu itu, kapan bangkitnya dari keterpurukannya. Bahkan bakalan lama atau malah enggak bangkit-bangkit, sehingga berujung depresi. Naudzubillah mindzalik.
Inilah akibat negara tidak membentuk cara berpikir yang benar pada warga negaranya karena negara menerapkan sistem sekularisme atau memisahkan agama dari kehidupan. Makanya, output yang dihasilkan adalah generasi yang tidak memiliki paham tujuan hidup dan bagaimana menjalani hidup sebagai seorang Muslim.
Seorang Muslim harus paham bahwa tujuan hidup untuk beribadah kepada Allah. Sebagaimana dalam firman Allah SWT, “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” (QS. az-Zariyat: 56).
Dengan demikian, seseorang akan selalu berupaya agar setiap langkahnya bernilai ibadah. Dia paham banget kalau waktu yang diberikan Allah untuk hidup di dunia ini tuh terbatas, sedangkan dia butuh banyak amal supaya layak masuk surga.
Akhirnya, ketika dia dapat masalah yang bikin low mood, dia akan segera move on. Dia tidak akan mau sedetik pun waktunya sia-sia hanya karena sesuatu yang sudah menjadi qadha Allah SWT. Dia akan percaya kalau qadha atau ketetapan Allah itu yang terbaik.
Jika dia bersabar, dia akan mendapatkan pahala dan bisa menghapuskan dosa-dosanya di masa lalu. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah dari seorang Muslim yang tertusuk duri hingga apa-apa yang lebih berat jadinya ketulis dicatat baginya derajat dan dihapus dari nya dengan hal itu kesalahan” (HR Muslim).
Ujian hidup itu adalah qadha Allah, maka tidak akan dihisab. Sehingga, masalah yang menimpa manusia tidak ada buruknya, jika dihadapi dengan kesabaran. Hal ini akan mudah dipahami dan dilaksanakan dalam kehidupan, ketika kita belajar Islam dengan mengkaji Islam kaffah.
Islam yang tidak hanya mengatur ibadah ritual saja, tetapi Islam sebagai tata aturan yang mengatur kehidupan manusia. Islam kaffah inilah yang wajib banget didakwahi kepada yang lain agar mereka terhindar juga dari penyakit low mood.
Selain itu, kita butuh bantuan negara yang menerapkan Islam kaffah dalam sebuah institusi negara dinamakan khilafah. Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang tujuannya itu untuk membentuk generasi yang berkepribadian Islam, menguasai tsaqafah Islam dan juga IPTEK.
Sehingga, warga negaranya akan paham tujuan hidupnya dan tidak gampang terkena penyakit low mood. Generasi muda masa itu adalah generasi yang gemilang, produktifnya minta ampun, sampai-sampai menghasilkan karya yang luar biasa. Sebagai contoh adalah al Khawarijmi, Ibnu Sina, dan banyak lagi. Bukan generasi moody seperti zaman sekarang.[]
Oleh: Nurul Azizah
Mahasiswi/Anggota Komunitas Menulis Depok
0 Komentar