Topswara.com -- Berbicara soal semangat dakwah, Analis Mutiara Umat Institute Sri Purwanti mengatakan, sebetulnya motivasi terbesar itu diri sendiri. Yakni, pertama, meluruskan niat karena Allah SWT.
"Jadi, kita harus selalu meluruskan niat, lillah. Karena keimanan kadang mengalami pasang surut jika niat kita belok sedikit saja pas kondisi surut maka kita enggak akan bergerak. Namun, jika lillah apa pun kondisinya kita akan tetap semangat, jatuh bangun lagi dan segera aksi lagi," katanya kepada Topswara, Selasa (7/2/2022).
Menurut dia, yang kedua, menjaga hubungan dengan Allah, perbaiki kualitas ibadah baik yang wajib maupun sunah.
"Yakin bahwa Allah tidak akan meninggalkan kita dalam kondisi apa pun. Dengan begitu meksipun semua orang menjauhi kita, benci dengan apa yang kita bawa, kita akan tetap optimis, mengapa? Karena kita yakin pertolongan Allah akan hadir pada saat yang tepat," jelasnya.
Ketiga, memilih kawan yang tepat. "Mengapa? Karena kawan itu besar sekali pengaruhnya kepada kita. Ketika kita berkawan dengan orang yang suka meremehkan amanah, orang yang memiliki sifat hasad atau nifak misalnya lambat laun kita akan terbawa," bebernya.
Ia mengutip, sebagaimana firman Allah: "Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, dan sekali-kali kamu tiada mempunyai seorang penolongpun selain daripada Allah, kemudian kamu tidak akan diberi pertolongan.” (TQS. al-Hud: 113)
Keempat, sering mengingat kematian. "Sehingga kita akan bersegera melakukan kebajikan? Tidak menunda-nunda, tidak malas-malasan. Karena ajal bisa datang kapan saja. Tentu kita ingin pulang dalam kondisi terbaik kan? Sebagai pengemban dakwah yang hanif," jelasnya.
Kelima, aktif dalam majelis ilmu, setiap ada majelis ikuti saja, sehingga bisa nge-charge semangat. "Selain itu bisa upgrade tsaqafah jadi punya bahan untuk kontak, mungkin itu ya," tandasnya.[] Jesiati
0 Komentar