Topswara.com -- Lelah. Apa ada kehidupan di dunia ini yang tidak melelahkan? Sekolah, kuliah, kerja, mengurus rumah tangga, kejar target, dan sebagainya. Yang masih sekolah atau kuliah, banyak tanggungan tugas dan deadline kelulusan. Yang ibu rumah tangga, mengurus anak, menyiapkan keperluan keluarga, dari masak, mencuci baju, dan sebagainya. Yang tukang bangunan, naik turun tangga, aduk semen, menata bata, dan sebagainya. Ternyata memang hidup tidak ada yang tidak melelahkan.
Pertanyaannya, bagaimana kehidupan agar tidak terasa lelah dan bisa bernilai balasan berlipat ganda? Lakukanlah dengan lillah, ikhlas karena Allah SWT. Pekerjaan yang berat akan terasa ringan apabila dilakukan dengan tulus. Pekerjaan yang ringan akan terasa berat apabila dilakukan tanpa ketulusan.
Kunci dari nikmatnya hidup adalah soal ketulusan. Biasa kita menyebutnya keikhlasan. Lantas definisi keikhlasan sebenarnya apa? Kita dapat merasakan nikmatnya keikhlasan apabila kita melakukan sesuatu tulus karena Allah azzawajalla. Bukan tanpa pamrih saja, tetapi benar-benar melakukan karena Allah azzawajalla dan hanya mengharapkan keridhaan-Nya. Karena tidak dipungkiri, terkadang ada hasutan-hasutan yang mengajak untuk melakukan sesuatu demi mengejar pujian ataupun keridhaan manusia sering membelokkan niat kita.
Menjadi pribadi yang ikhlas itu sulit. Sulit sekali, bisikan setan dan iblis senantiasa berupaya agar kita tergelincir ke jurang kesombongan dan keangkuhan. Belum lagi, hawa nafsu yang dititipkan Allah SWT kepada kita. Terkadang hawa nafsu ini yang memicu ketidakikhlasan dengan menghembuskan, rasa lelah, capek, malas, dan sebagainya.
Ini yang menjadi catatan penting dalam kehidupan. Setelah perbuatan dilakukan sesuai dengan ketentuan syarak, penentu diterima amal shalih adalah niat yang erat kaitannya dengan keikhlasan. Oleh karena itu, penting sebagai Muslim senantiasa memelihara keikhlasan di dalam hatinya. Keikhlasan adalah amalan hati, yang tidak dapat ditampakkan, hanya kita dan Allah SWT saja yang tahu.
Dalamnya lautan dapat diukur, tapi dalamnya ketulusan siapa tahu? Tajamnya raut muka dapat dinilai, tapi suara hati siapa yang tahu? Gerak-gerik laku dapat dilihat, tapi kejujuran hati siapa yang sangka?
Banyak yang hidupnya lelah, capek, dan hampa karena tidak memiliki beyond inspiration. Sudah capek-capek kerja, korban waktu, tenaga, uang, dan keluarga, tetapi tidak mendapatkan apa-apa. Tentunya kita tidak mau sedemikian hingga. Sebagai seorang Muslim, yang menjadi beyond inspiration adalah keyakinan, ketulusan, keikhlasan karena Yang Mahabenar. Melakukan semuanya atas dasar keikhlasan karena Allah SWT. Yakni, karena ibadah.
Sekolah karena ibadah, kuliah, kerja juga. Masak, mencuci baju, menyapu, dan sebagainya karena ibadah. Kerja dakwah, kerja keras, kerja cerdas, karena ibadah. Sungguh apabila senantiasa disandarkan ketulusan karena Allah SWT, akan ringan seberat apa pun beban kehidupan ataupun amanah kehidupan yang didapatkan.
Betapa tenteram dan damainya diri apabila yang menjadi trigger setiap perbuatan kita adalah keikhlasan. Keikhlasan di sini memang harus ditumbuhkan dan dikondisikan. Tidak mungkin orang bisa menjadi ikhlas jika tidak berusaha mengkondisikan diri dan hatinya.
Sebagaimana yang bisa kita ingat, hidup itu pilihan. Menjadi ikhlas atau tidak itu adalah pilihan. Jika kita telah memilih menjadi pribadi yang ikhlas, maka kita perlu melakukan tujuh langkah berikut. Pertama, pupuklah perbuatan dengan yang baik-baik saja. Kedua, kelola prasangka hanya bersandar pada Allah SWT saja. Ketiga, banyak berzikir kepada Allah SWT. Keempat, berkumpul dengan teman-teman yang baik. Kelima, berkata yang baik-baik saja. Keenam, sering-seringlah bercermin untuk memuhasabah diri. Ketujuh, mengambil hikmah di setiap kejadian yang ditemui.
Baik, begitulah yang bisa disampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga keberkahan senantiasa menaungi kita semua dan mudah-mudahan Allah SWT jadikan kita pribadi yang ikhlas. Wallahu a'lam. [] Ika Mawarningtyas
0 Komentar