Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Simak Respon Syaikh Dr. Samih Salim Al-Mishri tentang Buta Aksara Qur'an


Topswara.com -- 
Ustaz Yudiar:
Ya Syaikh, akan tetapi kami di Indonesia menghadapi masalah, apa komentar Anda wahai Syaikh, atas data statistik yang menyebutkan bahwa 53 persen masyarakat Indonesia, tidak mampu membaca Al-Qur’an, tidak paham huruf-huruf hija’iyyah.

Syaikh:
Hal ini, secara hakiki merupakan musibah, kita memohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan, innâlillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn, data statistik ini hakikatnya merupakan hal yang sangat mengejutkan, bagaimana bisa suatu negeri kaum Muslim terbesar dikatakan menghadapi data statistik yang mengkhawatirkan ini?

Jika demikian adanya, maaf, banyak kaum Muslim mengabaikan kesempatan yang besar ini, bagaimana bisa? Prosentase ini bagi Saya sangat mengejutkan, sebelum menjadi hal yang mengejutkan bagi setiap Muslim lainnya. Saya mengira negeri terbesar kaum Muslim ini diikuti dengan banyaknya orang-orang yang ahli, bagaimana bisa kondisi umat, di negeri terbesar umat Islam ini berada pada kondisi tersebut?

Hal ini hakikatnya menjadi hal yang mengejutkan, dengan demikian, nasihatku kepada saudara-saudaraku di Indonesia, hendak lah menjadi orang yang menegakkan aktivitas dakwah dan keilmuan, pengajaran, kepada seluruh kaum Muslim di seluruh penjuru Indonesia, para ahli ilmu, para pemilik harta, begitu pula masyarakat secara umum, Saya katakan kepada mereka, “bertakwalah kepada Allah”, kita wajib memperbaiki hidup kita dengan Al-Qur’an al-Karim, dan kita wajib berjalan pada tujuan yang benar. 

Sesungguhnya umat tidak akan pernah meraih kemuliaan, kecuali jika berpegang teguh pada Al-Qur’an. Lantas, bagaimana bisa kita tidak bisa membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang benar? Sampai kapan? Sampai kapan ada pemisah antara kita dan kitab suci Rabb kita?  

Syaikh:
Poin kedua, Saya katakan, bagaimana bisa kita tidak belajar Bahasa Arab padahal ia adalah bahasa Din kita? Bahasa Arab bukan lah bahasa yang biasa saja, kalau Bahasa Arab adalah bahasa yang biasa-biasa saja, maka tak mengapa, akan tetapi ia adalah bahasa Din ini, bahasa shalat, bahasa bacaan Al-Qur’an, bagaimana bisa ada seseorang yang tidak mengenal huruf Arab, dimana ia seharusnya menikmati melihat huruf-hurufnya? 

Sesungguhnya Allah menurunkan Al-Qur’an al-‘Azhim ini dengan Bahasa Arab, yang bahasa ini mengandung petunjuk kebahagiaan bagi umat manusia. Bahasa Arab mampu menyampaikan kepada Anda limpahan makna dari lafal, huruf yang sedikit saja.

Oleh karena itu akan terhalang dengan penghalang yang besar, siapa saja orang yang tidak memperhatikan Bahasa Arab yang seharusnya ia pelajari. Ia adalah bahasa penduduk jannah, bahasa yang agung ini dengannya dipahami makna-makna Al-Qur’an, makna-makna hadits Nabi SAW, bahasa yang agung ini dengannya benar lah shalat Anda, benar lah haji Anda, lantas bagaimana bisa Anda mengabaikannya?

Syaikh:
Sesungguhnya mempelajari Bahasa Arab adalah kemuliaan bagi setiap muslim di muka bumi manapun, maka sudah seharusnya wahai saudara-saudara yang mulia, mewajibkan mempelajari Bahasa Arab, dan tidak mengabaikan upaya membaca Al-Qur’an al-Karim, dan data statistik seperti ini menunjukkan hal yang mengkhawatirkan, harus Saya katakan, “Hati-hati! Di sana ada masalah yang besar!” Seorang Muslim harus memperbaiki cara hidupnya, kalau tidak -kita memohon kepada Allah keselamatan- bisa jadi hilang lah kenikmatan, Allah berfirman:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ {٧}
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim [14]: 7)

Bahkan bisa jadi setelah kesempatan muncul beragam ujian, kita memohon kepada Allah keselamatan, dan hendaknya setiap Muslim memanfaatkan waktu luangnya sebelum datang kesibukannya, masa sehatnya sebelum sakitnya. Sesungguhnya Allah akan meminta pertanggungjawaban umur Anda untuk apa saja dihabiskan? 

Rasulullah SAW dengan keagungan kedudukannya dan kemuliaan posisinya, dimana Allah berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانْصَبْ {٧}
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS. Al-Insyirâh [94]: 7)

Yakni jika Anda sudah menyelesaikan pekerjaan di waktu siang, maka bekerjalah di waktu malam untuk Allah, lantas bagaimana bisa dikatakan sekarang, “Ada seorang Muslim tidak bisa membaca Al-Qur’an”, sampai kapan? Sampai kapan ia akan terhalang dari Al-Qur’an al-Karim, kita memohon keselamatan dan kesehatan kepada Allah, dan hakikatnya ini merupakan perkara yang membuat saya sedih. 

Ustaz Yudiar:
Ya Syaikh, apa nasihat Anda bagi siapa saja yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan pengajaran Al-Qur’an seperti ini, dan bagi siapa saja yang mengikutinya?

Syaikh:
Tidak ada keraguan Wahai Saudaraku yang mulia, ini merupakan tanggung jawab yang besar. Allah akan meminta pertanggungjawaban kita pada hari kiamat atas amanat yang ada di pundak kita.

Oleh karena itu, Saya menyeru kepada setiap Muslim, kepada setiap yayasan, kepada setiap orang yang diamanahi harta benda, kepada para muhsinîn, Saya menyeru kepada seluruh umat, ini adalah amanah yang ada di leher kita semua, tidak lah seorang Muslim itu melainkan selama-lamanya harus memperhatikan Al-Qur’an, dan Allah akan memberinya kecukupan di hari kiamat.

Syaikh:
Al-Qur’an al-Karim akan membalas jasa apapun yang dilakukan, Al-Qur’an al-Karim jika seseorang membaguskan interaksi dengannya dan menyeru manusia kepadanya, dan mengajak manusia menyebarkannya dan menerima Al-Qur’an ini dengan sungguh-sungguh, maka Allah akan mengabulkan apa yang ia kehendaki di akhirat sebelum urusan dunia.

Maka nasihatku teruntuk mereka yang mendirikan yayasan-yayasan:

Pertama, mengikhlaskan niat semata-mata karena Allah Ta’âlâ;

Kedua, meningkatkan kualitas penyelenggaraan berbagai kegiatan keilmuan yang berpengaruh dan besar manfaatnya;

Ketiga, hendaklah kita semua turun ke tengah-tengah masyarakat, orang-orang awam di masjid-masjid mereka, kita sampaikan kepada mereka berbagai acara melalui zoom, Youtube, dan mengajak mereka di kediaman-kediaman mereka, untuk menyebarkan berbagai ragam kegiatan dalam sehari, bagi siapa saja yang bekerja di sore hari maka kita ajak ia mengikuti acara di pagi hari, bagi siapa saja yang bekerja di pagi hari maka kita ajak ia mengikuti acara di sore hari. 

Ibu rumah tangga, seorang ibu yang mulia dengan beraktivitas di rumah, orang tua, tidak mengapa misalnya kita buka kelas untuk mereka di perkuliahan kita, di lembaga pendidikan kita, di madrasah-madrasah kita, pada malam hari untuk mengajarkan Bahasa Arab kepada masyarakat, tidak cukup pergi ke masjid-masjid dan tidak menunggu seseorang mengajak kita membersamai mereka, akan tetapi kita sendiri harus turun ke tengah-tengah masyarakat, umat membutuhkan hal tersebut.

Syaikh:
Begitu pula perlu kita katakan: “Peranan bagi setiap individu-individu, mengupayakan meraih kesempatan ini.” Allah Ta’âlâ menganugerahkan pada mereka nikmat-Nya, memberikan mereka kemuliaan, memudahkan urusan mereka. Lantas apa yang mereka tunggu?

Kepada seluruh umat, hendak lah menyadari bahwa seseorang jika ia tidak memanfaatkan waktunya, bisa jadi tercabut darinya kenikmatan dari Allah, dan seseorang hendaknya mengetahui jika ia tidak mengambil manfaat dari persahabatan dengan ahlul Qur’an maka ia akan bersahabat dengan orang yang buruk, maka kelak ia akan menyesal di Hari Kiamat, Allah berfirman:

الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ {٦٧}
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Zukhruf [43]: 67)

Nasihatku kepada yayasan, kepada individu-individu, berpegang teguh lah pada Al-Qur’an, maka di dalamnya terdapat keberhasilan, wallâhu a’lam, wa shallallâhu ‘alâ muhammadin. []
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar