Topswara.com -- Isu kekerasan dan penindasan kaum minoritas Muslim di India kembali mencuat. Aksi penindasan tersebut dilakukan oleh ekstrimis Hindu yang menginginkan kehancuran kaum minoritas Muslim di India.
Tidak dapat dipungkiri penindasan kaum Muslim minoritas di Rohingya, Suriah, Palestina, Uyghur, India, dan lain-lain begitu gencar dilakukan, sehingga banyak korban yang berjatuhan. Hal tersebut menuai banyak kecaman umat Muslim lainnya. Lalu sampai kapan umat muslim terus dikriminalisasi dan diintimidasi?
Kaum Muslim Membisu Karena Sekat Nasionalisme
Penindasan yang dilakukan oleh oknum yang tidak senang dengan Islam dan ajarannya serta kebangkitannya, membuat mereka ingin merebut wilayah negeri Muslim perlahan-lahan. Mulai dari perang fisik maupun perang pemikiran terus berlangsung dari sejak runtuhnya daulah khilafah Islamiyyah pada tahun 1924 sampai sekarang. Hal ini terjadi karena saat ini tidak ada satupun kepemimpinan yang mampu menghentikan secara totalitas.
Runtuhnya Daulah Khilafah Islamiyyah akibat dari gencarnya serangan imperialisme membuat umat Muslim bagaikan anak ayam yang kehilangan induknya. Lihat saja bagaimana nasib anak ayam yang kehilangan induknya, anak ayam tersebut akan selalu dipatuk dan dicabik oleh ayam-ayam yang ada di sekitar karena induknya yang seharusnya melindungi sudah hilang.
Begitulah nasib umat Islam saat ini, kekerasan dan intimidasi berupa pembunuhan, pemerkosaan, dan pengusiran yang tiada hentinya. Begitu miris seakan-akan kaum Muslim dan ajarannya bagaikan virus yang harus diwaspadai dan dimusnahkan.
Kezaliman atas kaum Muslim minoritas akan terus terjadi bilamana peraturan di suatu negara akan tetap dalam pendiriannya. Sekat-sekat nasionalisme telah melekat pada hampir setiap individu rakyat di seluruh dunia. Tidak diragukan lagi keberhasilan Barat untuk menguasai pemikiran manusia di bumi ini telah berhasil.
Nasionalisme merupakan racun yang membuat kaum Muslim perlahan akan hancur. Bagaimana tidak, seperti yang kita ketahui bersama akibat nasionalisme Muslim Rohingya menjadi terlunta-lunta dan tidak punya akses legal ke nagara manapun bahkan di negara sendiri, Myanmar.
Begitupun terhadap yang menimpa Muslim Uighur, Palestina, Xinjiang dan saat ini Muslim di India. Mirisnya lagi dengan kata nasionalisme pula kita sebagai seorang Muslim tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka yang sejatinya itu merupakan sebuah kewajiban umat Muslim untuk membela dan melindungi Muslim yang lainnya.
Tidak bisa dipungkiri atas nama nasionalisme membuat umat Islam terpecah belah dan mudah ditindas. Karena pada kenyataannya pemimpin di negeri-negeri Muslim pun tidak peduli dengan apa yang terjadi pada mereka, yang mereka pikirkan adalah wilayahnya saja.
Ibarat kata asalkan wilayah mereka tidak diganggu dalam arti "perang fisik" lantas untuk apa ikut campur dengan masalah di wilayah lain, masalah itu adalah masalah mereka. Begitulah arti dari nasionalisme itu sendiri. Walaupun sebenarnya semua masalah yang menimpa mereka itu adalah masalah umat Muslim seluruhnya.
Ketakutan Barat
Kelemahan kaum Muslim saat ini akibat mereka tidak taat dengan aturan Islam. Mereka beranggapan bahwa Islam hanyalah sekadar agama ritual. Hanya sebatas menjalankan salat, puasa, zakat, dan naik haji.
Padahal sejatinya aturan Islam mengatur sedemikian rupa supaya akidah dan akhlak akan selalu tertanam pada diri seorang Muslim. Tetapi umat saat ini begitu mengabaikan aturan tersebut sehingga mudah terhasut oleh pemikiran Barat, salah satunya paham nasionalisme tadi.
Terbukti bahwa nasionalisme melemahkan suatu kaum sehingga ketika ada hal yang terjadi pada Muslim diluar wilayahnya tidak dipedulikan.
Barat melancarkan aksinya tersebut lantaran untuk membendung kebangkitan umat Islam, mengkotak-kotakan mereka sehingga umat mudah dijajah. Karena Barat paham betul, ketika umat Islam bersatu dengan akidah Islam dalam satu institusi maka kaum Muslim akan kuat. Lalu kepada siapa umat Muslim minoritas harus mendapatkan perlindungan hukum?
Faktanya peraturan-peraturan skala internasional yang ada tidak mampu menghentikan serangan penindasan dan kekerasan terhadap kaum minoritas Muslim di dunia.
Tampaknya undang-undang internasional pun tidak berpihak pada keadilan. Hal ini semakin nampak jelas bahwa bagaimana permainan oknum-oknum penguasa dunia untuk menghancurkan umat Islam.
Bahkan penguasa dalam negeri mayoritas Muslim pun ikut bungkam dan tunduk pada Barat. Sungguh miris!
Umat Islam Harus Bersatu
Sekat nasionalisme telah menjauhkan umat Islam dari kepedulian terhadap sesama saudara Muslim. Tak sedikit Muslim yang berpikiran, "mereka bukanlah siapa-siapa. Kami beda negara". Inilah sejatinya kehancuran yang sesungguhnya. Ketika seorang Muslim tidak ada kepedulian terhadap Muslim lainnya.
Jangankan beda negara, beda kota bahkan beda RT pun bisa acuh tak acuh. Sekalinya peduli dan ingin membantu, bukan dalam hal mengirim pasukan militer, hanya sekadar bantuan logistik kadang bisa tidak tersampaikan.
Karena dihadang oleh penguasa negeri tersebut atau bahkan penguasa dalam negeri sendiri. Untuk itu, sudah seharusnya paham nasionalisme ini kita buang jauh-jauh.
Ikatan nasionalisme harus diganti dengan ikatan yang lebih kuat, yakni ikatan akidah Islamiyyah. Akidah Islamiyyah yang kuat hanya bisa dibentuk dan dibangun dalam sistem kehidupan yang berasaskan ideologi Islam (daulah khilafah).
Dengan demikian tidak ada yang namanya penindasan. Karena dengan adanya daulah khilafah semua umat muslim akan dilindungi atas dasar perintah Allah dan sabda Rasullulah.
Dari Abdullah ibn Umar r.a bahwa Rasul SAW bersabda, “seorang Muslim adalah saudara bagi seorang Muslim yang lain, yang tidak boleh menganiaya saudara semuslim dan juga tidak boleh menyerahkan saudara Muslim itu kepada musuh. Dan barangsiapa meringankan seorang Muslim dari kesulitan maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. (H.R Al-Bukhari)
Jadi sudah jelas pemimpin dalam Islam tidak akan pernah membiarkan umat Muslim disakiti oleh musuh-musuh Islam karena jika itu terjadi maka mereka akan memeranginya. Jadi umat Muslim akan terjaga dari segala bentuk intimidasi dan segala hal yang mengancam jiwa dan keselamatan kaumnya. Jangankan kaum Muslim, kaum kafir saja yang tunduk pada aturan Islam dalam daulah akan dilindungi dan sama haknya dengan umat Muslim lainnya.
Maka dari itu yang bisa menghentikan segala bentuk kezaliman yang terjadi pada kaum minoritas Muslim yang tertindas di belahan bumi ini atau mayoritas Muslim di suatu negara kapitalisme yang saat ini tengah digempur habis-habisan, yang membuat kebobrokan akhlak dan akidah rusak dengan perang pemikirannya hanyalah khilafah Islamiyyah.
Satu-satunya sistem yang mampu mewujudkan peradaban umat manusia yang berkualitas dan mampu berjaya. Sejarah mencatat masa keemasan yang mereka torehkan. Selama 1300 tahun khilafah Islamiyyah mampu menorehkan prestasi gemilang, membela dan melindungi serta mensejahterakan rakyatnya hingga mampu membuat kekaguman di berbagai pihak di belahan bumi.
Wallahu a'lam bishawab
Oleh: Andriani
(Sahabat Topswara)
0 Komentar