Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mewaspadai Bahaya Moderasi Beragama Bagi Umat Islam


Topswara.com -- "Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan akibat ulah tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian apa yang mereka perbuat agar mereka kembali" (T.QS Ar-Rum: 41).

Maha benar Allah dengan segala firman-Nya. Ayat ini begitu relevan dengan fakta yang dialami umat Islam saat ini. Bahkan di penghujung tahun 2021 kerusakan yang terjadi, kian sempurna. Ayat yang singkat namun padat dan lengkap (meliputi fakta, analisa dan solusi) mengandung makna dan ibrah yang begitu dalam.

Sepanjang tahun 2021 negeri ini tak henti didera bencana alam. Mulai dari banjir bandang, erupsi gunung berapi, gempa dan tentu saja pandemi. Sikap menyalahkan alam, adalah bukti sistem kapitalisme yang diterapkan negara gagal mengelola alam. Pengabaian konservasi ekologi yang terjadi selama ini dan lemahnya mitigasi memperparah dampak yang ada. 

Lagi-lagi rakyat kecil yang paling merasakan kerugiannya. Di bidang ekonomi, angka kemiskinan terus bertambah. Sementara kebutuhan asasi sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan kian menjulang. BPJS sendiri makin jelas wajah kapitalistiknya. Korban PHK masih menanti asa. Tetapi korupsi dan pengerukan kekayaan alam oleh swasta dan asing makin parah. Karut marut masalah negeri ini makin runyam. 

Potret buram dunia pendidikan, hukum, politik dan sosial, makin nyata. Kasus-kasus kekerasan, pelecehan seksual, pergaulan bebas memuncaki kerusakan diakhir tahun. 

Keresahan umat makin terasa, dengan banyaknya isu dan tudingan negatif yang menohok Islam dan umatnya. Semua narasi tersebut justru dilontarkan para pejabat, publik figur dengan bangga. Seorang pejabat melontarkan fitnah bahwa Islam sebagai sumber krisis dunia. Bahkan seorang yang mengaku kyai menyebut Islam agama yang tak sempurna. Dilanjut pernyataan pimpinan KSAD bahwa semua agama benar, bahkan menggugat tuhan bukan orang Arab. 

Umat Islam selalu jadi target, mereka mengacak-acak sumber syariat, Al-Qur'an dan sunah melalui rekontekstualisasi fiqih. Umat ditohok tak perlu belajar agama secara mendalam hingga stigma islam intoleran, radikal dan sebagainya. Ajaran Islam jihad dan khilafahpun jadi objek persekusi.

Bahaya Moderasi Beragama

Sayangnya sebagian besar umat Islam tak menyadari semua kerusakan ini. Mereka  tergiring isu moderasi beragama yang digencarkan pemerintah sebagai program prioritas melalui seluruh jajaran kementriannya. Bahkan program ini tertuang dalam RPJMN 2020-2024. Semua lini harus mengarus utamakan moderasi beragam. 

Namanya memang moderasi beragama namun targetnya hanya Islam. Moderasi beragama tampil ramah membawa damai. Dari istilahnya seolah Islam berdampingan dengan kemodernan dibumbui dalil tafsir umatan washatan yang gegabah. Sehingga umat tak melihat hakekat sekularisasi yang samar dimata umat.

Moderasi beragama menyerang Islam politik, dan racunnya kini mulai bekerja. Muncul generasi Islam moderat, yang daya politisnya mandul. Mereka yang kompromis dengan Barat, hingga Barat leluasa menjarah dan menjajah negeri.

Selain itu daya kritis umat lemah terhadap problematika umat bahkan cenderung tak peduli, individualistik. Bagi mereka yang penting bisa bertahan hidup. Di samping daya nalar terhadap pemahaman Islam lemah, walhasil mereka sendiri fobia terhadap ajaran Islam seperti khilafah dan jihad. 

Inilah bahaya virus moderasi beragama yang jauh lebih berbahaya daripada virus Corona. Bila virus Corona melumpuhkan fisik atau ekonomi negara, maka bahaya virus moderasi beragama dapat menghambat kebangkitan umat Islam dan masa depan peradaban terbaik. 

Virus ini menciptakan sosok umat yang zahirnya Islam tapi menganut pola pikir Barat. Bahkan menjunjung tinggi nilai-nilai Barat seperti sekularisme, demokrasi, kapitalisme, liberalisme, feminisme dll.  

Islam cukup di wilayah keyakinan dan ritual tak perlu mengatur hidup manusia. Ia jadi sosok yang yang menyerang Islam, musuh dalam selimut bagi umat Islam. 

Virus moderasi beragama bukan lagi wacana atau sekedar opini. Tetapi sudah terimplementasi merata mulai paud hingga kampus. Dari keluarga sampai negara, dari  pendidikan sampai semua bidang kehidupan. Dari rakyat biasa hingga para tokoh bahkan ulama. Kuku-kukunya menancap kuat di benak umat Islam, inilah tujuan dari Barat yang termuat dalam dokumen RAND.corp "Building Islamic Moderate". Yaitu mengokohkan peradaban Barat dengan menciptakn sosok Muslim moderate yang sekuler.

Kembali Pada Islam

Umat Islam adalah umat terbaik, yang membawa rahmat bagi seluruh alam, manakala berpegang pada syariat islam yang mulia. Surat Ar Rum 41 di atas dengan jelas tersirat, dan juga menurut para mufasir bahwa ketika terjadi kerusakan kemadlaratan, hendaklah kita kembali kepada syariat yang diturunkan Allah SWT. 

Jadi jelas solusi semua masalah ini adalah menerapkan Islam kaffah, bukan moderasi beragama sebagaimana yang digadang-gadang pemerintah. 

Di balik penampilan moderasi beragama yang seolah ramah, membawa madu tapi sesungguhnya ia menyimpan racun. Sehingga umat Islam harus memahami bahayanya. Ikut bersama memahami Islam kaffah dan menyuarakan di tengah umat. Berdakwah menyelamatkan umat meninggikan kalimat Allah. Sehingga negeri ini bisa mwnjadi negeri yang penuh dengan keberkahan.

Wallahu 'alam bishawab


Oleh: Rengganis Santika A, S.TP.
(Sahabat Topswara)
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar