Topswara.com -- CEO Educoach dan Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur DR. Nasrul Syarif M.Si mengatakan, pentingnya mengenali potensi dahsyat manusia, sehingga kita bisa memberikan prestasi yang terbaik kepada Allah dan Rasul-Nya.
"Pentingnya mengenali potensi dahsyat manusia, sehingga kita bisa mensykurinya dengan memberikan prestasi yang terbaik kepada Allah dan Rasul-Nya," tutur Faqih sapaan akrabnya kepada TopSwara.com, Sabtu (8/1/2022)
Faqih, sapaan akrabnya, menanyakan, apa saja potensi dahsyat manusia yang merupakan Anugerah Allah SWT yang luar biasa bagi manusia. Kemudian ia menerangkan bahwa potensi dahsyat tersebut diantaranya,
Pertama, kekuatan akal. Menurutnya, akal manusia berkaitan dengan pikiran, intuisi, wawasan, dan kearifan. "Keadaan anda saat ini adalah hasil berpikir Anda di masa lalu. Akal Anda adalah pimpinan Anda. Prestasi Anda adalah hasil ciptaan akal Anda. Kekuatan akal ini memunculkan the power of mind, the power of dream, the power of learn, the power of focus," katanya.
Kedua, kekuatan fisik atau fungsi tubuh. "Kita dianugerahi oleh Allah SWT fungsi tubuh yang luar biasa dan itu yang membuat kita bisa melakukan tindakan-tindakan untuk menghasilkan karya dan membangun peradaban," bebernya.
Ketiga, kekuatan spiritual. Ia menegaskan, menumbuhkan keyakinan dalam diri manusia bahwa dia adalah karya yang hebat dan luar biasa dari Allah SWT. Sehingga layak memberikan prestasi terbaik kepada-Nya.
"Kekuatan spiritual ini akan memunculkan the power of believe yang harus dibangun kesadaran akan hubungan kita dengan Allah SWT sebagai Rabb seluruh alam, yakni kesadaran penciptaan, kesadaran pengaturan dan kesadaran pertanggungjawaban. Manusia, Alam semesta dan kehidupan ini adalah ciptaan Allah. Tuhan ada di dalam diri kita, kita diberi kuasa untuk melanjutkan ciptaannya," paparnya.
Keempat, kekuatan emosi. Faqih menerangkan, kekuatan tersebut dapat memunculkan kekuatan cinta, kekuatan memaafkan dan rasa iba. "Kalau kita berhasil dan mengelola emosi kita dengan baik, maka kita akan menjadi orang yang asyik dan luar biasa dalam kehidupan ini," terangnya.
Kelima, kekuatan adversity atau daya juang. "Tidak ada kesuksesan tanpa memiliki daya juang yang luar biasa. Kekuatan adversity ini berkaitan dengan ego dan harga diri. Kekuatan ini memunculkan the power of survival dan the power of self discipline, ujarnya.
Ia meyakinkan bahwa sebenarnya Allah SWT sangat sayang kepada hamba-Nya. Ternyata Allah SWT sudah memberikan potensi dahsyat kepada hamba-Nya untuk mengarungi kehidupan sebagai modal dasar yang diberikan gratis kepada manusia.
"Tugas kita adalah menggunakan potensi dahsyat itu sebagai wujud syukur kita kepada-Nya dengan menaati aturan Allah dan Rasul-Nya dan memberikan prestasi yang terbaik yang membuat Allah dan Rasul-Nya layak mencintai dan menolong kita," yakinnya.
Menemukan Potensi Diri
Faqih mengajak, agar manusia menemukan dan mengenali potensi diri sendiri. "Kemudian ketahui dengan jelas apa tujuan hidupmu, selanjutnya yang perlu kamu lakukan adalah mencari cara untuk bergerak mencapai tujuan,” ajaknya.
Ia menunjukkan, salah satu caranya adalah dengan berkumpul bersama orang-orang yang memiliki vibrasi visi dan tujuan yang sama. "Dengan begitu kamu akan semakin kuat untuk mencapai tujuan hidup," sarannya.
Ia juga mengungkapkan, cara memilih teman dan memilih komunitas adalah memilih masa depan. "Maka bertemanlah dengan teman yang memiliki semangat dan visi yang kuat dan sama dengan Anda. Kalau kamu berkumpul dengan orang yang punya visi besar yang sama dan valensi di atas kita, kamu akan semakin kuat bertahan menuju tujuan besar hidup Anda," ungkapnya.
Ia mengingatkan bahwa orang yang mempunyai vibrasi positif kebaikan akan memberikan dampak positif kepada orang lain di sekitarnya. Sedangkan orang dengan vibrasi negative keburukan akan meracuni orang-orang di sekitarnya. "Jangan sampai kamu salah memilih vibrasi. Karena vibrasi yang buruk akan bisa membuatmu ada dalam masalah besar," ingatnya.
Faqih berpesan, seseorang tidak akan mencapai kesuksesan jika dia terlalu banyak mendapatkan “sampah” dari orang lain. "Sampah yang saya maksud adalah sampah pikiran yang tidak memberikan manfaat untuk pengembangan diri. Sampah yang lainnya juga bisa datang dari informasi yang kamu konsumsi," pungkasnya.[] Nabila Zidane
0 Komentar