TintaSiyasi.com -- Ngomong-ngomong soal ngomong, semua pasti bisa ngomong. Berbicara soal bicara, semua pasti bisa bicara. Lalu, bagaimana caranya ketika kita ngomong, kita bicara, itu tidak asal? Simpel saja, bicara adalah olah kata, cara berkomunikasi, dan salah satu cara berinteraksi dengan sesama.
Berbicara tidak ngasal karena setiap kita berbicara pasti memiliki tujuan. Tujuannya adalah agar ide, maksud, gagasan, atau pesan yang sedang kita emban sampai ke target yang kita ajak berbicara. Nah, dari sini, kita perlu memahami, berbicara ternyata ada ilmunya. Tidak hanya asal bicara.
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam surah Fushilat ayat 33: Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang Muslim (yang berserah diri)?"
Dalam surah di atas dijelaskan, sebaik-baiknya perkataan, sebaik-baiknya pembicaraan adalah yang mengajak kebaikan. Kebaikan apa? Kebaikan Islam. Yakni, dakwah menyeru kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Inilah sebaik-baiknya perkataan. Bahkan, dalam sebuah hadis dikatakan, jika kita tidak memiliki harta untuk disedekahkan, maka berkata baiklah, berdakwahlah. Karena ucapan yang baik (dakwah) itu adalah sedekah.
Nabi Muhammad Saw. bersabda, “(Mengucapkan) kalimat yang baik adalah sedekah, setiap langkah yang dia berjalan menuju masjid untuk shalat adalah sedekah dan menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Nabi juga bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga terdapat satu ruangan yang di dalamnya terlihat dari luarnya dan luarnya terlihat dari dalamnya yang Allah Ta'ala siapkan bagi orang yang memberi makan, berpuasa, *berkata lembut,* dan shalat pada malam hari sedangkan manusia dalam keadaan tidur." (HR Ahmad).
Nah, setelah kita memahami, sebaik-baik perkataan adalah dakwah. Tentunya kita tidak ingin ucapan, kata, omongan yang kita biasa lakukan tidak bernilai di hadapan Allah SWT. Atau bahkan, menggelincirkan kita ke neraka, karena mendatangkan dosa, astaghfirullahal'adzim na'zubillah.
Oleh sebab itu, perlu kita memahami. Berbicaralah yang baik atau diam. Ada pepatah terkenal, diam itu emas, jika diamnya kita untuk menahan dari kata-kata kotor, yang tidak bermanfaat, atau menyakiti orang lain. Tapi, berbicaranya kita bisa menjadi lautan emas, jika apa yang kita sampaikan adalah kebaikan, yakni, dakwah Islam. Karena bicara itu tidak cuma asal-asalan ngomong dan kita ingin apa yang kita sampaikan ini bernilai pahala.[] Ika Mawarningtyas
0 Komentar