Topswara.com -- Menulis dan menyebarkannya merupakan salah satu teknik (uslub) dakwah yang dapat dilakukan. Apalagi di era media sosial seperti sekarang ini, siapa saja bisa menulis setidaknya di akun medsos sendiri dan menyebarkan ke lingkaran pertemanannya. Namun terkadang hilang semangat ketika hendak melakukannya. Berikut beberapa kiat agar tetap bersemangat berdakwah lewat tulisan.
Pertama, ingatlah berdakwah itu hukumnya wajib. Berdakwah itu bukan hanya kewajiban habib, syekh, kiai, dan ustaz saja tetapi kewajiban seluruh kaum Muslim termasuk kita. Bila kita memilih menulis menjadi salah satu uslub dalam berdakwah maka seriusilah, jangan asal-asalan. Karena haram hukumnya menjalankan kewajiban dengan asal-asalan.
Kedua, ingatlah sekali menulis, dua, tiga kewajiban tertunaikan. Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah ilmu dengan menulis” (Shahih al-Jami’). Ibarat pepatah “Sekali dayung, dua, tiga pulau terlampaui”, sekali menulis juga bisa menjaga ingatan terkait suatu ilmu yang diterima karena sesungguhnya ketika menuliskannya dengan khusyuk dan khidmat itu sama saja dengan menghafalnya; selain itu menjadi catatan yang bisa dibuka sewaktu-waktu bila diperlukan lagi (karena terlupa, misalnya); dan bisa disebarluaskan sebagai uslub dakwah.
Ketiga, ingatlah tetap dapat pahala menulis meskipun sedang tidak menulis. Bila menulis sudah diagendakan secara rutin sebagai uslub dakwah, namun pas jadwal menulis bertepatan dengan sakit atau pun bepergian sehingga tidak dapat menulis, pahala menulis insyaallah tetap didapat. Syaratnya, ketika tidak berhalangan, istiqamah melakukannya sebagai uslub dakwah.
.
Rasulullah SAW bersabda: "Jika seorang hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat" (HR Bukhari). Jadi, jangan malas-malasan, harus segera menulis kalau sudah jadwalnya.
Keempat, ingatlah berdakwah lewat tulisan itu salah satu mata air pahala jariah. Memang ketika menulis dengan niat untuk menjaga ilmu itu mendapat pahala; pahala juga akan bertambah bila diniatkan pula untuk dijadikan uslub dakwah; pahala akan terus bertambah dari setiap orang yang membacanya dan tercerahkan.
Nah, ketika orang-orang yang tercerahkan mengamalkannya, pahala jariah akan mengalir untuk penulis dan penyebar; pahala jariah akan terus bertambah ketika isi tulisan tersebut disebarkan/diajarkan pula oleh mereka yang tercerahkan.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mengajak menuju hidayah maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tapi tanpa mengurangi sedikit pun dari pahala-pahala mereka. Barangsiapa yang mengajak menuju kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya, tapi tanpa mengurangi sedikit pun dari dosa-dosa mereka” (HR Muslim).
Semoga dengan mengingat keempat hal di atas kita jadi semakin semangat dan istiqamah menjadikan menulis sebagai uslub dakwah. Aamiin.[]
Joko Prasetyo
Jurnalis
Disampaikan dalam webinar Launching Pelatihan Kepenulisan Artikel Islam yang diselenggarakan Kerohanian Islam Teknik (Ristek) Universitas Negeri Semarang, 18 Desember 2021.
Oleh: Joko Prasetyo
Jurnalis
0 Komentar