PENERAPAN
METODE BERNYANYI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN AL-QUR’AN DI SD ISLAM AL AZHAR 2 PASAR MINGGU
Wardah Suhaeri
Eka Naelia Rahmah
Insitut Ilmu Al-Qur’an Jakarta
eka@iiq.ac.id
Abstract
In studying Al-Qur’an Education subjects whose
contents are mostly memorized, it will definitely feel boring if learning is
only delivered with a monotonous lecture method. As creative teacheR, , of course, we don't want students to feel bored with the existing
learning, therefore as much as possible we use a variety of methods to make the
classroom atmosphere fun and learning does not feel boring anymore. Against this background, the author is
interested in discussing the role of the singing method in fostering student
learning motivation. The purpose of this
research is to find out how the role of the singing method in fostering student
motivation in Al-Qur'an Education subjects at Al Azhar Islamic Elementary
School 2 Pasar Minggu. This study
focuses on the role of the singing method in fostering student learning
motivation in Al-Qur'an Education subjects, but in other studies this method is
able to improve children's memory. This study
uses qualitative research, using observation, interviews, and documentation
methods, and using data analysis techniques, namely data reduction, data
presentation, and drawing conclusions. The results of this study concluded that the singing method is one of the
variations of learning methods that can be used by teachers of Al-Qur'an
Education subjects, the application of this singing method can make students more interested and more focused
during learning, this makes it easier
students to capture the material discussed and also make it easier for
students to memorize the material.
Because students feel the material becomes easier when learned, this
fosters student motivation to study harder.
Keywords: Singing Method, Learning
Motivation, Al-Qur’an Education
Abstrak
Dalam
mempelajari mata pelajaran Pendidikan AL-Qur’an yang isinya mayoritas hafalan,
pasti akan terasa membosankan apabila pembelajaran hanya disampaikan dengan
metode ceramah yang monoton. Sebagai guru yang kreatif tentunya kita tidak
ingin murid merasa bosan dengan pembelajaran yang ada, maka dari itu sebisa
mungkin kita menggunakan berbagai variasi metode untuk membuat suasana kelas
terasa menyenangkan dan pembelajaran tidak terasa membosankan lagi. Tujuan dari
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan
metode bernyanyi dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Al-Qur’an di SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu. Penelitian ini
berfokus pada penerapan metode bernyanyi dalam menumbuhkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan AL-Qur’an, tetapi pada penelitian lain
metode ini mampu meningkatkan daya ingat anak. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif, dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi, serta menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini diperoleh
kesimpulan yaitu metode bernyanyi merupakan salah satu variasi metode belajar
yang dapat digunakan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an, penerapan
dari metode bernyanyi ini dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik dan lebih
fokus selama pembelajaran berlangsung, hal ini memudahkan siswa untuk menangkap
materi yang dibahas dan juga memudahkan siswa dalam menghapal materi. Karena siswa
merasa materi menjadi lebih mudah saat dipelajari, hal ini menumbuhkan motivasi
siswa untuk belajar lebih giat lagi.
Kata kunci: Metode Bernyanyi, Motivasi Belajar,
Pendidikan Al-Qur’an
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses belajar mengajar
yang dilalui oleh seseorang atau sekelompok orang untuk menambah ilmu
pengetahuan, keterampilan, bakat dan etika yang dimilikinya ke arah yang lebih
baik dengan tujuan agar semua hal itu berguna di masa yang akan datang. Menurut
Sugihartono, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun
kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan
pelatihan.[1]
Pasal
40 ayat (2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
berisi:
Pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban[2]:
a.
Menciptakan suasana Pendidikan
yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;
b.
Mempunyai komitmen secara
profesional untuk meningkatkan mutu Pendidikan; dan
c.
Memberi teladan dan menjaga
nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang
diberikan kepadanya.
Berdasarkan pasal Pasal 40 ayat (2) UU No 20 Tahun 2003 seorang guru
diharapkan dapat menciptakan dan
melaksanakan pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, logis dan menyenangkan karena dengan pembelajaran yang demikian sajian
dari materi pelajaran akan semakin menarik.
Pada Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 27 ayat (1) dinyatakan bahwa: “Standar pengelolaan merupakan
kriteria minimal mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan oleh Satuan Pendidikan agar penyelenggaraan
Pendidikan efisien dan efektif.”.[3]
Berdasarkan pasal tersebut untuk melaksanakan pendidikan memang diperlukan
pengelolaan yang matang dan pengelolaan tersebut minimal terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan, hal ini dilakukan
dengan tujuan agar pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Hal
tersebut sesuai dengan ketentuan yang dinyatakan pada pasal 3 UU Nomor 20 Tahun
2003, yakni: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab”.[4]
Dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan
seperti itu kita membutuhkan metode belajar yang bervariasi agar bisa
membangkitkan suasana menyenangkan pada tiap jam pelajaran. Metode
belajar merupakan suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang
bertujuan agar anak didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan dan
menguasai bahan pelajaran tertentu.[5]
Metode
belajar yang bervariasi juga bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Motivasi belajar adalah segala sesuatu yang dapat memotivasi peserta
didik atau individu untuk belajar.[6]
Tanpa adanya motivasi seorang siswa menjadi kurang bersemangat selama proses
belajar mengajar. Mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an seringkali terlihat tidak
menarik dan dipandang tidak terlalu penting oleh siswa, hanya karena
pelajarannya seputar menghafal saja.
Salah
satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan menggunakan metode
bernyanyi pada mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an khususnya pada saat
menghafalkan kosa kata terjemahan dari surah yang pada materi yang dibahas.
Bernyanyi
merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan dan sangat disukai terutama oleh
anak anak, dalam pembahasan ini lebih khususnya adalah pada anak anak di
tingkat Sekolah Dasar. Menyanyi atau bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada,
berlagu (dengan lirik atau tidak).[7]
Jadi menyanyi atau bernyanyi adalah wahana atau metode pembelajaran yang
menggunakan nyanyian sebagai wahana belajar anak.[8] Oleh
karena itu metode bernyanyi ini merupakan salah satu solusi yang tepat untuk
membangkitkan motivasi belajar siswa SD pada mata pelajaran Pendidikan
Al-Qur’an.
Berhubungan
dengan motivasi belajar, Allah SWT. Telah menurunkan ayat-ayat Al-Qur’an
tentang motivasi belajar contohnya terdapat pada Surah Al-Mujadalah ayat 11:
يَا اَيُّهَا
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِيْ المجَاَلِسِ
فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَ اِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ
اللهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوْاالْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
وَ اللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ
“Hai orang-orang beriman apabila kamu
dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka
lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila
dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”[9](QS. Al-Mujadalah
[58] : 11)
Ayat di atas menegaskan
bahwa orang yang berilmu memiliki derajat-derajat yang lebih tinggi daripada
yang sekedar beriman. Tidak disebutnya kata meninggikan itu sebagai isyarat
bahwa sebenarnya ilmu yang dimilikinya itulah yang berpenerapan besar dalam
ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar itu.
Tentu saja, yang dimaksud dengan ( اُوْتُوْاالّْعِلْمَ
دَرَجَاتٍ
) adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri
mereka dengan pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman kepada
dua kelompok besar, yang pertama sekadar beriman dan beramal saleh dan yang
kedua beriman dan beramal saleh serta memiliki pengetahuan. Derajat kelompok
kedua ini mejadi lebih tinggi, bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya,
tetapi juga amal dan pengajarannya kepada pihak lain, baik secara lisan, atau
tulisan, maupun dengan keteladanan.[10]
Manfaat
dari penerapan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan dalam mata pelajaran
Pendidikan Al-Qur’an akan membantu mewujudkan misi yang ada di SD Islam
Al-Azhar diantaranya: melaksanakan proses pembelajaran
terintegrasi antara IMTAQ (iman dan taqwa) dan IPTEK (ilmu pengetahuan dan
teknologi) dan mengembangkan kreativitas dan keterampilan murid sesuai dengan
bakat dan minatnya.
Berdasarkan
hal-hal di atas, peneliti berinisiatif untuk mengkaji permasalahan tersebut
yang berjudul “Penerapan
Metode Bernyanyi dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Pendidikan Al-Qur’an di SD Islam Al-Azhar 2 Pasar Minggu”
METODE
PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
termasuk ke dalam penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan
kualitatif deskriptif, yang secara langsung meneliti tentang penerapan metode
bernyanyi dalam menumbuhkan motivasi belajar ke SD Islam Al-Azhar 2 Pasar
Minggu. Suharsimi Arikunto
berpendapat bahwa penelitian deskriptif kualitatif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat
dilakukannya penelitian.[11]
Sumber
data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data primer melalui
wawancara terhadap Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran, dan 3 siswa/siswi SD
Islam Al-Azhar 2 Pasar Minggu, dan data sekunder melalui buku-buku, jurnal, dan
majalah, maupun catatan pribadi, disertasi atau tesis, dan dokumen resmi.
Teknik
pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Kemudian data dianalisis menggunakan teknik analisis data yang dikemukakan oleh
Miles dan Huberman, sebagaimana yang dikutip oleh Muhamad Idrus yaitu model
interaktif yang terdiri dari tigal hal utama yaitu data reduction, data
display, dan conclusion drawing.[12].
Analisis
data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
1. Reduksi
data (data reduction)
Data yang dikumpulkan
kemudian diuraikan menjadi laporan yang rinci. Dari laporan-laporan itu
kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dicari mana yang
sesuai dengan permasalahan penelitian.[13]
2. Penyajian
data (data display)
Penyajian data
merupakan tahap lanjutan setelah tahap kodifikasi, dimana peneliti menyajikan
temuan penelitian yang berupa kategori atau pengelompokan. Peneliti menyajikan
data dalam bentuk teks yang bersifat naratif serta mengandung informasi
penyajian data yang jelas, mudah dipahami dan berdasarkan fakta. Dalam
penyajian data peneliti memaparkan hasil observasi setelah menganalisis data
yang valid.
3. Penarikan
kesimpulan (conclusion drawing)
Penarikan kesimpulan adalah interpretasi
peneliti atas temuan sebagai hasil wawancara atau dari dokumen. Dalam proses
penarikan kesimpulan, peneliti harus melakukan pengecekan ulang memeriksa
kembali validitas datanya, kemudian data data tersebut dibandingkan,
dihubungkan dan disusun menjadi susunan yang mudah dipahami agar pembaca tidak
merasa kesulitan dalam memahami hasil penelitian.
TEORI
PENERAPAN METODE BERNYANYI DALAM MENUMBUHKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN
Metode
pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh para pendidik
agar proses belajar mengajar pada siswa tercapai sesuai dengan tujuan. Metode
pembelajaran sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar terlihat
menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk dan dapat menyerap
pelajaran dengan baik.[14]
Dari penjelasan mengenai metode pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa
melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat semua proses belajar mengajar
bisa berlangsung lebih lancar, efektif dan efisien.
Menyanyi merupakan suatu kegiatan
yang disukai anak. Dengan menyanyi menirukan suara guru didepan kelas bersama
teman-temannya, anak akan semakin senang terhadap apa yang dipelajarinya,
terutama dilingkungan sekolah.[15]
Bernyanyi bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai yang diharapkan melalui senandung
nada/musik yang bernuansa anak-anak.[16]
Metode belajar bernyanyi atau
singkatnya disebut sebagai metode bernyanyi adalah sebuah metode belajar yang
menggunakan syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair disesuaikan dengan
materi yang akan diajarkan dalam materi pelajaran yang akan diajarkan oleh
pendidik.[17]
Dalam pembelajaran menggunakan metode bernyanyi berarti menciptakan
pembelajaran yang menggunakan syair yang dilagukan dan sesuai dengan materi
yang diajarkan. Menurut Purwanto, bernyanyi dapat menciptakan suasana belajar
menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan anak dapat terstimulasi
secara lebih optimal.[18]
Motivasi pada dasarnya adalah suatu
usaha untuk meningkatkan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan tertentu,
termasuk di dalamnya terdapat kegiatan belajar. Secara lebih khusus jika orang
menyebutkan motivasi belajar yang dimaksudkan tentu segala sesuatu yang
ditujukan untuk mendorong atau memberikan semangat kepada seseorang yang
melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya untuk
memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.[19] Jadi dengan adanya motivasi
belajar, seorang siswa akan menjadi lebih semangat dan lebih giat lagi dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran, ketika siswa sudah lebih semangat dan giat
dalam belajar karena adanya motivasi belajar, diharapkan siswa tersebut dapat
memperoleh hasil yang maksimal pada saat proses evaluasi belajar berlangsung.
‘Ulum Al-Qur’an adalah
sekumpulan ilmu yang membahas tentang berbagai segi dari Al-Qur’an. Ilmu ini
juga disebut sebagai ushul at-tafsir, sebab cakupan pembahasan dalam ‘Ulum
Al-Qur’an mutlak dikuasai oleh seorang mufassir.[20] Munculnya ilmu tentang
Al-Qur’an merupakan sarana untuk memahami Al-Qur’an merupakan bukti bahwa
kajian tentang Al-Qur’an bukanlah hal sepele yang dapat dipahami dengan metode
yang asal.Meskipun istilah Ulumul Qur’an baru muncul pada abad V
Hijriyah, namun benih-benih itu telah muncul sejak masa Nabi SAW. Hal tersebut
dapat dibuktikan dengan gairah para sahabat untuk mengkaji Al-Qur’an dengan
bersungguh-sungguh.[21]
Dengan demikian dapat diketahui
bahwa pengertian dari Pendidikan Al-Qur’an adalah suatu ilmu pengetahuan yang
mempelajari berbagai bidang keilmuan yang ada pada Al-Qur’an, beberapa
diantaranya yaitu tentang mempelajari cara membaca Al-Qur’an yang baik dan
benar, mempelajari ilmu tajwid, serta mempelajari tafsir Al’Qur’an. Dengan mempelajari Pendidikan Al-Qur’an sejak
dini, anak-anak akan memahami bagaimana membaca Al-Qur’an yang baik dan benar,
dengan mempelajari Al-Qur’an sejak usia dini anak-anak juga dapat menghafal
ayat-ayat di dalam Al-Qur’an lebih cepat, karena di usia belia akan lebih mudah
untuk menghafal sesuatu.
HASIL
PENELITIAN
Hasil
penelitian ini bersifat kualitatif sehingga data yang disajikan berupa narasi
yang dijabarkan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada responden yang berbeda-beda.
Mengenai pelaksanaan wawancara yang dilakukan kepada Kepala Sekolah SD Islam Al
Azhar 2, Pasar Minggu, Guru Pendidikan Al-Qur’an, dan 3 orang siswa SD Islam
Al-Azhar 2 Pasar Minggu, adalah sebagai berikut:
Analisis
Penerapan Metode Bernyanyi di SD Islam Al-Azhar 2 Pasar Minggu
Metode belajar bernyanyi atau singkatnya
disebut sebagai metode bernyanyi adalah sebuah metode belajar yang menggunakan
syair-syair yang dilagukan. Biasanya syair-syair disesuaikan dengan materi yang
akan diajarkan dalam materi pelajaran yang akan diajarkan oleh pendidik.[22]
Penerapan
metode bernyanyi pada mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an di SD Islam Al Azhar
2, Pasar Minggu sudah berlangsung sejak tahun 2010, metode bernyanyi dalam mata
pelajaran Pendidikan Al-Qur’an ini dibuat dan dibawa ke SD Islam Al Azhar 2
oleh guru mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an, ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag,
beliau sudah banyak menciptakan nyanyian-nyanyian yang berhubungan dengan huruf
tajwid sejak mengajar di SD Islam Al Azhar 1 dan sudah merilis album mengenai
nyanyian tentang huru-huruf tajwid yang kemudian album tentang nyanyian itu
disebarluaskan ke berbagai cabang di SD Islam Al Azhar dengan harapan bisa diterapkan
nyanyian tersebut untuk membantu siswa siswi dalam mengingat huruf-huruf
tajwid. Selain itu, selama mengajar di SD Islam Al Azhar 2 beliau juga
menciptakan nyanyian lain yang bisa membantu siswa dalam menghafal arti kosa
kata saat materi memahami terjemahan ayat Al-Qur’an yang mengharuskan siswa
hafal terjemahan ayat secara keseluruhan dan per-kata.
Penerapan
metode bernyanyi dalam proses belajar mengajar sudah banyak digunakan dan
disesuaikan oleh guru-guru sebagai pilihan variasi metode belajar Menurut teori
yang dijelaskan oleh Sabil Risaldy dalam bukunya yang
berjudul Bermain, Bercerita dan Bernyanyi bagi Anak Usia Dini, dalam
menerapkan metode benyanyi sebagai variasi metode belajar pada pembelajaran
sehari-hari terdapat tiga indikator, ketiga indikator tersebut adalah perencanaan,
pelaksanaan dan penilaian.
1.
Perencanaan
Menurut teori yang ditulis oleh Sabil Risaldy dalam
bukunya yang berjudul Bermain, Bercerita dan Bernyanyi bagi Anak Usia Dini
dalam menerapkan metode bernyanyi kita harus menetapkan perencanaan
pembelajaran berupa perencanaan metode belajar, tujuan dari penggunaan metode
bernyanyi dan menetapkan alat penilaian pembelajaran.[23]
Sehubungan dengan pernyataan dari Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd mengenai
pendekatan saintifik, menurut Yunus Abidin pendekatan pembelajaran saintifik
memiliki karakteristik khusus berupa sifat pendekatan yang objektif, faktual,
sistematis, bermetode, cermat, tepat dan aktual.[24]
Beberapa karakteristik khusus yang ada di dalam pendekatan pembelajaran
saintifik sangat sesuai apabila pembelajaran disampaikan dengan menggunakan
metode bernyanyi, karena metode bernyanyi ini bersifat sistematis, sudah teruji
keefektifan metodenya, tepat dan bisa membuat pembelajaran menjadi bermakna
bagi anak-anak karena nyanyian yang digunakan bisa menggunakan lagu-lagu yang
sudah mereka kenal dari kecil kemudian diberi muatan materi pelajaran di dalam
lagu-lagu tersebut.
Mengenai tujuan dari pemilihan metode bernyanyi ini
juga sangatlah jelas seperti yang disampaikan oleh Ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag.
“Tujuannya agar murid-murid dapat menyerap dari ilmu
yang kita sampaikan karena mereka merasa enjoy dengan bernyanyi dan banyak
materi yang bisa disampaikan dengan metode bernyanyi sehingga mudah diingat
sama anak.”[25]
Sesuai
dengan penjabaran mengenai tujuan dari diterapkannya metode bernyanyi dalam
pembelajaran Pendidikan Al-Qur’an oleh Ibu Rina Marsanti, S.Ag. tujuan tersebut
telah tercapai dengan baik didasarkan atas pernyataan dari siswa yaitu:
“Saya merasa
lebih mudah menghafal materi”[26]
“Hasil nilai
yang saya peroleh lebih bagus”[27]
“Saya merasa
lebih gampang mengahafalkan materi tersebut dan mengulang kembali materi
tersebut.”[28]
Materi
pelajaran dapat tersampaikan dengan baik karena dengan menggunakan metode
bernyanyi pembelajaran akan terasa menyenangkan dan tidak memberatkan bagi
siswa. Berdasarkan fakta di lapangan, mayoritas siswa SD Islam Al Azhar 2 dapat
menyerap materi dengan lebih baik dibandingkan tanpa menggunakan metode
bernyanyi, siswa juga menjadi lebih mudah dalam mengingat materi dan mengulang
kembali materi secara mandiri menggunakan nyanyian yang di ajarkan oleh guru
Pendidikan Al-Qur’an.
Selanjutnya
mengenai alat penilaian yang dibutuhkan pada saat evaluasi pembelajaran yaitu
dengan meniru dan menyanyikan lagu yang dipakai dalam materi yang menggunakan
metode bernyanyi. Apabila anak bisa hafal dan menyanyikannya dengan baik, maka
hasil yang didapat akan baik pada saat evaluasi pembelajaran. Seperti
pernyataan yang disampaikan oleh Ibu Hj. Rina Marsanti selaku guru mata pelajaran
Pendidikan Al-Qur’an:
“Evaluasi yang
sesuai tentu saja mereka harus meniru dan menyanyikan lagu yang diberikan,
dimana lagu itu sudah dikemas materi yang disampaikan, jadi anak mudah
menguasai dan otomatis disitu evaluasi menunjukkan kalau dia bisa berarti
evaluasinya bagus.”[29]
Berdasarkan
hasil wawancara yang dilakukan dengan Ibu kepala sekolah, Ibu guru mata
pelajaran Pendidikan Al-Qur’an dan siswa di SD Islam Al Azhar 2, dapat
disimpulkan mengenai perencanaan dalam menggunakan metode bernyanyi yaitu pertama,
mengenai alasan dipilihnya metode bernyanyi adalah sebagai salah satu variasi
metode belajar agar pembelajaran tidak monoton, adanya pembebasan dalam
penerapan metode belajar yang tepat dan sesuai dengan materi yang dipelajari
dan penerapan metode bernyanyi ini juga sesuai dengan pendekatan saintifik yang
mana pendekatan ini bersifat objektif, faktual, bermetode, cermat, tepat dan
aktual. Kedua, mengenai tujuan dari diterapkannya metode bernyanyi di
dalam pembelajaran Pendidikan Al-Qur’an adalah agar materi tersampaikan dengan
baik, dapat diterima dengan mudah oleh siswa dan dapat diulang-ulang kembali
secara mandiri, karena metode bernyanyi ini menggunakan nyanyian, tentu sangat
memudahkan siswa dalam menghafal pokok-pokok materi yang terkandung di dalamnya.
2. Pelaksanaan
Mengenai
penguasaan materi oleh siswa yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
bernyanyi, mayoritas siswa mampu menguasai materi dengan baik, karena
pembelajaran disampaikan dengan suasana yang lebih riang dan tidak monoton sehingga
siswa dapat menangkap pelajaran lebih cepat dan mampu menguasainya dengan baik
dibandingkan tidak menggunakan metode bernyanyi.
Hal
ini didasarkan atas pernyataan guru Pendidikan Al-Qur’an di SD Islam Al Azhar 2
Pasar Minggu, Ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag.:
“Selama ibu mengajar dengan menerapkan metode
bernyanyi itu bisa dipastikan minimal 80% anak dapat menguasai materi yang
disampaikan.”[30]
Pernyataan tersebut didukung dengan pendapat yang
disampaikan oleh beberapa murid-murid di SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, yang
berbunyi:
“Sebagian besar saya menguasainya”[31]
“Ya, saya lebih menguasai materi setelah
menggunakan metode bernyanyi”[32]
“Iya saya menguasai, tetapi tidak 100%”[33]
Berdasarkan hasil wawancara yang
dilakukan dengan guru dan siswa, dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan
metode bernyanyi tentu dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menguasai
materi yang dipelajari, meskipun tidak sampai seluruh siswa mengalami
peningkatan kemampuan penguasaan materi, namun mayoritas siswa yang belajar menggunakan
metode bernyanyi memiliki peluang lebih besar untuk menguasai materi lebih
mudah.
3. Penilaian
Dalam penilaian yang dilakukan untuk
mencapai hasil penilaian yang baik secara merata, SD Islam Al Azhar 2 membuat
beberapa ketetapan berupa pembentukan suasana belajar yang menyenangkan,
pemberian latihan yang berulang sampai siswa menjadi terbiasa dengan materi
tersebut, pemberian PR agar siswa mengulang kembali pelajaran tersebut di
rumahnya, selain itu juga dilakukan tes praktek agar siswa tidak hanya memahami
materi secara konsepnya saja namun siswa juga mampu memahami materi saat
praktek langsung. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ibu Hj. Yulna
Cahyani, M.Pd. dalam wawancara dengan penulis:
“Dengan
mengupayakan pembelajaran yang
menyenangkan, sehingga materi bisa sampai kepada siswa. Pemberian latihan yang
berulang, adanya PR (pekerjaan rumah), penugasan, adanya tes pada setiap akhir
materi pembahasan baik tes praktek, lisan maupun tertulis.”[34]
Di SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu
penilaian dilakukan secara tertulis dan lisan, hal ini disampaikan langsung
oleh Ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag.:
“Penilaian
di sekolah dilakukan secara tertulis dan lisan, mengenai penilaian tertulis
dilakukan bisa pada saat ulangan harian, pengerjaan latihan, PTS dan PAT, penilaian
PTS dan PAT di SD Islam Al Azhar dilaksanakan melalui LMS (learning
management system), yang sistem pusatnya itu di SD Islam Al Azhar 1 yaitu
di Jalan Sisingamangaraja”
Hasil penilaian yang diperoleh oleh siswa adalah
baik secara merata, disini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Ibu Hj.
Rina Marsanti, S.Ag. selaku guru Pendidikan Al-Qur’an, beliau menjelaskan bahwa
setelah menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan ketetapan dari sekolah,
rata-rata hasil evaluasi siswa apabila menggunakan metode bernyanyi itu dapat
berhasil dengan baik dan dipastikan sebanyak 80% dari siswa yang mengikuti
evaluasi dalam mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an dapat mencapai hasil yang
sesuai dengan target evaluasi.[35]
Analisis Motivasi Belajar Siswa di SD
Islam Al Azhar 2, Pasar Minggu
Motivasi adalah dorongan untuk melakukan melakukan
suatu kegiatan tertentu, dan motivasi belajar adalah dorongan bagi seseorang
atau sekelompok orang untuk melakukan kegiatan belajar, dorongan ini bisa
membuat seseorang menjadi lebih semangat dan lebih giat lagi dalam belajar.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang bersumber dari buku
karya Hamzah B. Uno dengan judul Belajar dengan Pendekatan PAILKEM
(Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif dan Menarik).
1. Hasrat
dan Keinginan untuk Berhasil
Hasrat dan
keinginan untuk berhasil merupakan bagian dari indikator motivasi belajar,
dalam hal ini seseorang yang memiliki motivasi belajar pasti ia juga memiliki
hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam suatu mata pelajaran yang telah ia
pelajari. Seseorang yang memiliki motivasi belajar tentu ingin menguasai materi
dan memiliki nilai yang bagus dalam mata pelajarannya.
Untuk mewujudkan
keberhasilan siswa dalam proses belajar, sekolah mengambil langkah-langkah
berikut ini yang disampaikan oleh Ibu Hj. Yuna Cahyani, M.Pd.:
“Rancangan RPP atau
rancangan pembelajaran yang baik, kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan,
menumbuhkan ahklakul karimah, melakukan ibadah dengan rajin (solat serta
mengaji) ada buku pemantauannya, kemudian selalu berdoa dan berusaha yang
terbaik.”[36]
Gambar 1. RPP Nun Sukun atau Tanwin
Dengan
terciptanya suasana belajar yang menyenangkan maka siswa-siswi secara tidak
langsung akan menjadi lebih giat dan tekun dalam mengikuti pelajaran Pendidikan
Al-Qur’an, karena mereka tahu disaat pembelajaran berlangsung materi yang
disampaikan tidak hanya lewat penyampaian biasa namun ada nyanyian-nyanyiannya,
hal ini disampaikan langsung oleh Ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag. di dalam
wawancaranya:
“Bisa dipastikan iya, yang tadinya malas mengikuti
pelajaran Pendidikan Al-Qur’an bila dikemas dengan lagu atau nyanyian itu murid
akan bersemangat, yang biasanya males-malesan masuk zoom saat pembelajaran
jarak jauh ini mereka akan semangat dan tidak mau ketinggalan materi dari teman-temannya.
Misalkan kita menyampaikan materi tajwid qolqolah, itu anak-anak akan semangat
menghafal dan lebih cepat menghafalkan huruf-hurufnya”
Siswa-siswa
yang memiliki hasrat dalam mengikuti pembelajaran akan menjadi lebih giat dan
tekun, karena mereka merasa senang dengan pembelajaran tersebut, tingkat
kehadiran dan ketepatan waktu mereka dalam mengikuti pelajaran di kelas juga
akan lebih meningkat. Selain itu karena siswa merasakan peningkatan hasrat
untuk belajar dan juga meningkatnya keinginan untuk berhasil dalam
pelajarannya, siswa pun menjadi tidak mudah menyerah sekalipun menemukan materi
yang lebih susah daripada materi biasanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan
siswa-siswa dalam menjawab pertanyaan wawancara mengenai kesulitan.
“Tidak, saya
akan mencoba lagi agar mendapat hasil yang baik.”[37]
“Tidak, saya akan belajar kembali.”[38]
“Saya akan mempelajari ulang sendiri pelajaran yang
belum saya kuasai.”[39]
Berdasarkan hasil wawancara
yang telah dilakukan oleh penulis kepada kepala sekolah, guru mata pelajaran
dan 3 orang siswa di SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, didapatkan kesimpulan
mengenai hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil yaitu dengan disusunnya RPP
yang berisi rancangan kegiatan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa,
rancangan pembelajaran yang menyenangkan yang diberikan variasi dan inovasi
oleh guru akan membuat siswa menjadi lebih semangat dalam mengikuti
pembelajaran, hal tersebut meningkatkan hasratnya dalam belajar. Dari hasrat
belajar yang sudah meningkat karena adanya pembelajaran yang menyenangkan
pastinya siswa juga ingin berhasil dalam suatu pembelajaran dan karena
keinginan untuk berhasil itu maka ketika siswa mendapatkan nilai yang kurang
bagus mereka akan berusaha kembali dan mempelajari kembali agar nilai mereka
bisa menjadi lebih bagus.
2.
Dorongan
dan Kebutuhan dalam Belajar
Dalam
hal ini ditandai dengan adanya rasa ingin tahu dan minat belajar yang dalam. Mengenai
cara meningkatkan rasa ingin tahu pada siswa Ibu Hj. Rina Marsanti, S.Ag.
menjabarkannya dengan jawaban berikut:
“Untuk meningkatkan
rasa ingin tahu bisa dengan mengajukan pertanyaan dari suatu yang mereka belum
tahu, mereka antusias ingin tahu lebih lanjut dengan mengajukan pertanyaan
tersebut.”[40]
Dengan
mengajukan pertanyaan kepada siswa di kelas sebelum mulai membahas materi baru
dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap isi suatu materi pelajaran
dan Ibu Hj. Rina Marsanti mengenai minat belajar siswa, beliau juga
menjabarkannya sebagai berikut:
“Iya tentu saja, biasanya murid-murid memiliki minat belajar Al-Qur’an yang tinggi
apabila guru mampu mengemas materi dengan baik, diantara contohnya yaitu dengan
lagu. Jadi anak-anak sangat antusias”[41]
Jawaban
dari Ibu Hj. Rina Marsanti S.Ag. sesuai dengan jawaban dari siswa mengenai
minat belajar mereka selama mengikuti pmbelajaran Pendidikan Al-Qur’an yang
menggunakan variasi metode yang dipilih dan diterapkan di kelas. Berikut ini
adalah jawaban dari siswa-siswa mengenai minat belajar mereka:
“Iya saya memiliki minat belajar yang tinggi dalam belajar mapel itu.”[42]
“Tidak, namun apabila guru menggunakan cara belajar
yang bervariasi barulah saya berminat.”[43]
“Tidak terlalu, namun apabila materinya disampaikan
dengan menyenangkan dan mudah dihapalkan baru dapat membuat saya lebih minat
dalam mengikutinya.”[44]
Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa di SD Islam Al Azhar,
untuk meningkatkan rasa ingin tahu pada siswa dibutuhkan metode tanya jawab di
awal pembelajaran untuk memancing keingintahuan siswa dan antusiasme dalam diri
siswa terhadap suatu materi baru.
Kemudian untuk
menumbuhkan minat belajar pada siswa adalah dengan menggunakan pembelajaran
yang variatif dan kreatif dengan mengemas materi sebaik mungkin menggunakan
variasi metode serta media yang mampu membuat suasana belajar menyenangkan, dengan
suasana belajar yang menyenangkan maka dapat membangkitkan dorongan dan
kebutuhan dalam belajar yaitu berupa minat belajar di dalam diri siswa.
3.
Harapan
dan Cita-Cita Masa Depan
Dengan memiliki
harapan dan cita-cita di masa depan, seseorang tentu akan memiliki upaya untuk
meraih cita-cita masa depannya dan memiliki ketekukan dalam belajar, karena
salah satu cara mewujudkan cita-cita seorang anak adalah dengan rajin belajar.
Dalam hal ini,
Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd. menyampaikan cara untuk menumbuhkan ketekunan
belajar pada diri siswa agar bisa mencapai cita-cita mereka:
“Dengan memberikan pengertian kepada murid bahwa
kewajiban murid adalah belajar,
kemudian memberikan juga pengertian bahwa menuntut ilmu itu adalah wajib dan
menuntut ilmu itu dari buaian hingga liang lahat.”[45]
Selain itu,
mengenai upaya untuk membantu mewujudkan cita-cita para siswa di SD Islam Al
Azhar 2, Ibu Hj. Rina Marsanti sebagai guru mata pelajaran juga memberi jawaban
sebagai berikut:
“Dalam meraih cita-citanya kita memberikan semua materi yang memang masuk dalam standar yang
harus dikuasai oleh murid dan kita kemas materinya agar mereka menguasai dengan
baik, diharapkan dengan hal tersebut bisa mengantarkan anak didik ke jenjang
berikutnya dan mengantarkan mereka kepada cita-cita mereka.”[46]
Dan untuk
menumbuhkan ketekunan pada siswa dapat dilakukan dengan pemberian motivasi di
setiap awal pembelajaran. Hal ini disampaikan langsung oleh Ibu Hj. Rina
Marsanti, S.Ag.:
“Setiap proses belajar mengajar kita ada waktu
untuk memberikan motivasi, kita ada waktu di awal pembelajaran mengenai
motivasi sehingga anak dapat terus memiliki minat dan ketekunan yang tinggi
untuk belajar.”[47]
Berdasarkan
penjabaran mengenai harapan dan cita cita masa depan dapat disimpulkan bahwa
dengan adanya cita-cita yang ada pada setiap siswa, maka siswa akan memiliki
keinginan untuk belajar, selain dengan belajar dalam meraih cita-cita dan
harapan siswa, ketekunan belajar juga diperlukan untuk membantu mewujudkan
cita-cita para siswa.
4.
Penghargaan
dalam Belajar
Salah satu
indikator dari motivasi belajar adalah adanya penghargaan dalam belajar berupa
pemberian pujian atau hadiah kepada siswa yang melaksanakan tugasnya dengan
baik maupun kepada siswa yang berprestasi, selain adanya pemberian penghargaan
juga adanya pemberian sanksi atau punishment kepada siswa yang tidak
mengerjakan tugas maupun terlambat dalam mengumpulkan tugas ataupun saat
terlambat datang ke sekolah. Dalam penerapannya di SD Islam Al Azhar 2, Ibu Hj.
Yulna Cahyani, M.Pd. menyampaikan hal berikut ini:
“Untuk punishment dan reward boleh saja
dilakukan. Punishment diterapkan untuk mendidik siswa sehingga siswa
menyadari yang salah dan benar atau yang baik dan buruk. Reward
diberikan untuk mendidik dan memotivasi siswa, sehingga siswa dapat melakukan hal-hal yang baik dan terbaik.”[48]
Penerapan punishment
dan reward juga boleh saja diterapkan kepada siswa dan siswi di SD Islam
Al Azhar, penerapannya diharapkan bisa membawa perbaikan bagi siswa, memotivasi
siswa agar menjadi lebih baik lagi, serta memberikan dampak jera bagi siswa
yang melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan ketetapan sekolah.
Menurut Ibu Hj. Rina Marsanti pemberian punishment
yang dilakukan untuk kelas Pendidikan Al Qur’an diberikan punishment
yang tidak hanya sekedar hukuman fisik saja, namun punishment yang
diberikan kepada siswa masih mengandung nilai-nilai pendidikan, yaitu punishment
tersebut berupa hafalan surat-surat pendek, dalam punishment tersebut
siswa juga sekalian belajar menghafalkan surah baru. Namun sedikit berbeda
dengan pendapat dari Zahra, karena menurutnya punishment kepada siswa
yang melanggar sesuatu dirasa kurang efektif.
5.
Kegiatan yang Menarik
dalam Belajar
Dalam menciptakan kegiatan yang menarik
dalam belajar diperlukan penyampaian dan penyajian materi secara kreatif oleh
guru mata pelajaran. Untuk menjadi guru yang kreatif yang mampu menyajikan
materi kepada siswa secara variatif dan kreatif, seorang guru tidak boleh
bersikap lekas puas akan apa yang sudah dikuasainya, namun pada hakikatnya
seorang guru harus terus belajar lagi menambah dan mempelajari ilmu-ilmu yang
belum dikuasainya sehingga dari ilmu-ilmu yang baru dipelajari tersebut akan
timbul ide-ide baru mengenai cara menyajikan materi secara kreatif, inovatif
dan tidak monoton kepada siswa, dengan penyajian materi yang kreatif ini
guru-guru akan mampu membuat pelajaran terasa menyenangkan dan menarik bagi
siswa di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah
penulis lakukan dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran serta siswa di SD
Islam Al Azhar mengenai kegiatan yang menarik dalam belajar dapat ditarik
kesimpulan yaitu dengan membangun kegiatan yang menarik dalam belajar melaui
metode belajar yang kreatif dan variatif serta diimbangi dengan media
pembelajaran yang mendukung akan menumbuhkan semangat siswa untuk mengikuti
pelajaran dengan baik, hal ini berdampak pada hasil pembelajaran yang dicapai
oleh siswa yang merasa bahwa pembelajaran tersebut menarik dan menyenangkan.
Gambar 2.
Materi Hafalan Kosa Kata Surah Al-Lahab Menggunakan Metode Bernyanyi
6.
Lingkungan
Belajar yang Aktif
Suasana belajar yang kondusif memungkinkan siswa
untuk fokus lebih dalam terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Tingkat
kefokusan ini membuat siswa dapat menyerap materi yang disampaikan oleh guru
secara lebih baik. Hal ini disampaikan langsung oleh Kepala Sekolah SD Islam AL
Azhar 2, Ibu Yulna Cahyani, M.Pd.:
“Ya
kami menciptakan SD Islam Al Azhar 2 ini menjadi sekolah yang aman, nyaman,
tentram, indah dan bersih. Orang-orang dewasanya bersikap ramah-ramah terhadap siswanya, sehingga insya Allah
dapat menjadi tempat belajar yang kondusif.”[49]
Berdasarkan penjabaran dari analisis wawancara yang
dilakukan oleh penulis mengenai motivasi bahwa adanya hasrat dan keinginan
untuk berhasil, dorongan dan kebutuha dalam belajar, harapan dan cita-cita masa
depan, kegiatan yang menarik dalam belajar, penghargaan dalam belajar dan
lingkungan belajar yang kondusif memiliki pengaruh dalam menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Dengan adanya berbagai indikator tersebut siswa menjadi berusaha
lebih baik lagi dalam belajarnya, berusaha untuk lebih fokus dan juga
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa penerapan metode bernyanyi dalam mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an
dapat berjalan dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan urutan yang ada
dalam indikator metode bernyanyi yaitu adanya
persiapan dan perencanaan materi yang matang sebelum dimulainya pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran yang baik dengan membangun dan menerapkan suasana
belajar yang menyenangkan dan mengenai penilaian setelah menggunakan metode
bernyanyi diambil dengan kelancaran siswa saat tes hapalan untuk mengulang
materi dengan nyanyian yang telah diajarkan di kelas.
Mengenai
motivasi belajar dapat diketahui bahwa motivasi belajar dalam diri siswa bisa
tumbuh apabila terdapat hasrat dan keinginan untuk berhasil di dalam diri siswa,
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, siswa memiliki harapan dan
cita-cita masa depan, pembelajaran dikemas dalam bentuk yang lebih menarik, adanya
pemberian penghargaan atau reward bagi siswa yang memiliki nilai ataupun
prestasi yang baik dan hal terakhir yang dapat menumbuhkan motivasi dalam diri
siswa adalah adanya lingkungan belajar yang kondusif, dalam hal ini pihak sekolah
dan setiap siswa berperan untuk membentuk suasana belajar yang kondusif di
rumahnya masing-masing selama pembelajaran jarak jauh berlangsung. Dengan
adanya berbagai indikator dalam motivasi belajar tersebut siswa menjadi
berusaha lebih baik lagi dalam belajarnya, berusaha untuk lebih fokus dan juga
bersemangat dalam mengikuti pembelajaran.
Selanjutnya
berdasarkan kedua kesimpulan mengenai analisis dari indikator yang ada di
variabel x dan y dapat disimpulkan bahwa
hasil dari penelitian ini diperoleh kesimpulan yaitu
metode bernyanyi merupakan salah satu variasi metode belajar yang dapat
digunakan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Al-Qur’an, penerapan dari metode
bernyanyi ini dapat membuat siswa menjadi lebih tertarik dan lebih fokus selama
pembelajaran berlangsung, hal ini memudahkan siswa untuk menangkap materi yang
dibahas dan juga memudahkan siswa dalam menghapal materi. Karena siswa merasa
materi menjadi lebih mudah saat dipelajari,
hal ini menumbuhkan motivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Sani, Ridwan, Strategi
Belajar Mengajar, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2019.
Agus Pahrudin dan Dona
Dina Pratiwi, Pendekatan Saintifik dalam Implementasi Kurikulum 2013 dan
dampaknya terhadap kualitas proses dan Hasil Pembelajaran pada MAN di Provinsi
Lampung, Lampung Selatan: Pustaka Ali Imron, 2019.
Arikunto,
Suharsimi, Manajemen
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009.
Depdiknas, Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2011.
Fadlillah, Muhammad, Desain
Pembelajaran PAUD, Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2012.
Idrus, Muhammad, Metode
Penelitian Ilmu Sosial, Jakarta: Erlangga, 2009.
Jasa Ungguh Muliawan,
Manajemen Play Group Dan Taman Kanak-kanak, Yogyakarta: Diva Press, 2009.
Nasution, Metode
Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2003.
Quraish Shihab,
Muhammad, Tafsir Al-Misbah, Tangerang, Lentera Hati, 2009.
Republik Indonesia, Undang-undang R.I
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Risaldy, Sabil, Bermain,
Bercerita dan Menyanyi bagi Anak Usia Dini, Jakarta: Luxima, 2014.
Triyanto, Teguh, Pengantar
Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014.
Wawancara
dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu,
Muhammad Dzaky Aushaf.,
wawancara oleh penulis di Jakarta
Selatan, 30 Juli 2021
Wawancara
dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu,
Atalia Keano Witjaksono,
wawancara oleh penulis di Jakarta
Selatan, 30 Juli 2021.
Wawancara
dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu,
Zahra Aqila Widyastuti.,
wawancara oleh penulis di Jakarta
Selatan, 30 Juli 2021.
Wawancara
dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD
Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina
Marsanti, S.Ag.,
wawancara oleh penulis di Jakarta
Selatan, 29 Juli 2021.
Wawancara
dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 2
Pasar Minggu, Ibu Hj.
Yulna Cahyani, M.Pd., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 1 Agustus
2021.
[2] Republik Indonesia, Undang-undang R.I Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, hlm. 21
[3] Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan Indonesia, Pasal 27 ayat 1.
[8] Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group Dan Taman Kanak-kanak, (Yogyakarta: Diva Press, 2009), hlm.257.
[9] Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Tafsirnya jilid x, (Jakarta, Percetakan Ikrar Mandiri abadi, 2010), hlm.25
[11] Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm: 182.
[14] Nurrohmatul Amaliyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jogjakarta: Gosyen Publishing, 2020), hlm. 93.
[15] Ma’rifah, I., Strategi Pembelajaran BCM (Bermain, Cerita, Menyanyi) dalam Membina akhlak Anak Usia Dini, Skripsi, (Malang: UIN Maulana Malik Ibrahim Malang 2009), hlm. 25
[16] Sabil Risaldy, Bermain, Bercerita dan Menyanyi bagi Anak Usia Dini, (Jakarta: Luxima, 2014), hlm. 30.
[18] Setyoadi Purwanto, Pengembangan Lagu Model sebagai Media Pendidikan Karakter bagi Anak Usia Dini, (Yogyakarta:Tesis Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga, 2011), hlm.2-3.
[19] Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2014), hlm.320.
[20] Manna Khalil al-Qaththan, Mabahits fi Ulum Al-Qur’an, (Riyadh: Mansyurat al-‘Ashr al-Hadits, 1973) hlm.9.
[23] Sabil Risaldy, Bermain, Bercerita dan Bernyanyi Bagi Anak Usia Dini, (Jakarta: PT Luxima Metro Media, 2014), hlm.91.
[24] Agus Pahrudin dan Dona Dina Pratiwi, Pendekatan Saintifik dalam Implementasi Kurikulum 2013 dan dampaknya terhadap kualitas proses dan Hasil Pembelajaran pada MAN di Provinsi Lampung, (Lampung Selatan: Pustaka Ali Imron, 2019), hlm. 44.
[25] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[26] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Muhammad Dzaky Aushaf., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[27] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Atalia Keano Witjaksono, wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[28] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Zahra Aqila Widyastuti., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[29] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[30] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[31] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Muhammad Dzaky Aushaf., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021
[32] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Atalia Keano Witjaksono, wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[33] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Zahra Aqila Widyastuti., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[34] Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 1 Agustus 2021.
[35] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[36] Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 1 Agustus 2021.
[37] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Muhammad Dzaky Aushaf., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021
[38] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Atalia Keano Witjaksono, wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[39] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Zahra Aqila Widyastuti., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[40] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[41] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[42] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Muhammad Dzaky Aushaf., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021
[43]Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Atalia Keano Witjaksono, wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[44] Wawancara dengan Siswa SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Zahra Aqila Widyastuti., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 30 Juli 2021.
[45] Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 1 Agustus 2021.
[46] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[47] Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Pendidikan Al-Qur’an SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Rina Marsanti, S.Ag., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 29 Juli 2021.
[48] Wawancara dengan Kepala Sekolah SD Islam Al Azhar 2 Pasar Minggu, Ibu Hj. Yulna Cahyani, M.Pd., wawancara oleh penulis di Jakarta Selatan, 1 Agustus 2021.
0 Komentar