Topswara.com -- Gunung Semeru, baru saja mengalami erupsi besar dengan mengeluarkan material batu, kerikil, abu vulkanik, lava pijar, dan awan panas. Tidak disangka Erupsi tersebut akhirnya menelan korban jiwa maupun materi. Puluhan warga telah ditemukan meninggal, rumah tertimbun abu vulkanik, dan hewan ternak pun tersapu awan panas dan mati.
Dari kejadian tersebut banyak hal pelajaran bagi manusia. Minimal tentang kematian dan hari kiamat. Sebuah kejadian yang telah Allah SWT tetapkan. Sesuatu yang tidak bisa ditawar atau dimundurkan.
Dua peristiwa di antara peristiwa yang Allah SWT tentukan tersebut pasti terjadi. Namun manusia tidak ada yang tahu, karena hal itu hak Allah SWT. Entah kita dalam keadaan taat atau kufur, sedang di mana dan sedang apa Kita semua tidak ada yang tahu. Hal ini sebagai ujian yang Allah SWT berikan kepada setiap hamba.
Dan sebaik-baik hamba adalah yang menyiapkan atas apa yang Allah SWT tetapkan dan pasti terjadi. Hal ini dilakukan sebagai wujud kesiapan datangnya ketetapan tersebut dengan memantaskan diri sebagai hamba yang sepantasnya untuk menghamba kepada Allah SWT.
Ibnu Umar meriwayatkan, bahwa Rasulullah SAW suatu ketika beliau ditanya, “Siapakah mukmin yang paling cerdas? Beliau menjawab:
“Mereka yang paling banyak mengingat maut dan paling baik persiapannya untuk menghadapi maut itu sebelum turun kepada mereka. Mereka itulah yang termasuk mukmin yang paling cerdas.” (HR ibn Majah Al-Hakim Al-Baihaqi Abu Nu’aim dan Ath-Thabrani)
Memantaskan diri dengan menyiapkan diri terhadap akhir hidup bukan berarti mengesampingkan kehidupan dunia. Dunia tetaplah dilakukan, Namun dunia menjadi wasilah untuk taat kepada Allah SWT. Segala aktivitas senantiasa terikat dengan Syariat Islam, sehingga mendapatkan pahala yang menjadi wasilah untuk mempersiapkan sesuatu yang pasti.
Mempersiapkan sesuatu yang pasti dan telah ditetapkan oleh Allah SWT menjadi suatu kewajiban bagi setiap manusia. Sebab Secara fitrah manusia diciptakan di dunia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT. Maka persiapkan diri dengan memantaskan sebagai insan yang penuh taqwa.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
ÙŠٰۤـاَÙŠُّÙ‡َا الَّØ°ِÙŠْÙ†َ اٰÙ…َÙ†ُÙˆْا اتَّÙ‚ُوا اللّٰÙ‡َ ØَÙ‚َّ تُÙ‚ٰتِÙ‡ٖ ÙˆَÙ„َا تَÙ…ُÙˆْتُÙ†َّ اِÙ„َّا Ùˆَاَ Ù†ْـتُÙ…ْ Ù…ُّسْÙ„ِÙ…ُÙˆْÙ†َ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim." (QS. Ali 'Imran 3: Ayat 102)
Muhasabah adalah cara jitu untuk memantaskan diri. Introspeksi baik ibadah maupun muamalah, berikutnya untuk memperbaiki baik niat maupun cara. Renungkan amal apa yang sekiranya pantas kau bawa untuk menghadapi hari sakaratul maut yang begitu cepat merenggut nyawa.
Dan lakukan setiap saat dengan penuh istiqomah agar selalu terjaga ghiroh dan ibadahnya.
Akhir kata Mari kita sama-sama bermuhasabah, sudahkah kita siap untuk menghadapi akhir dari hidup yang pasti datang. Semoga Allah SWT menjadikan kita semua sebagai hamba-hambaNya yang senantiasa mendekatkan diri padaNya. Aamiin ya Rabb.[]
Oleh: M Azzam Al Fatih
Sahabat Topswara
0 Komentar