Topswara.com -- Jurnalis Joko Prasetyo memaparkan kiat-kiat membangun jiwa kepemimpinan Islam dalam diri.
Pertama, harus diketahui terlebih dahulu, sebagai apa si diri Muslim tersebut.
“Misal, sebagai kepala rumah tangga. Maka harus diketahui dahulu tugas kepala rumah tangga itu apa saja. Misal: mencari nafkah, mengurus (istri-)istrinya, dan mengurus (anak-)anaknya,” tuturnya kepada Topswara.com, Jumat (10/12/2021).
Kedua, mengetahui hukum Islam terkait perkara yang akan diurusi tersebut. “Misal ketika hendak mencari nafkah sebagai kasir bank yang menerapkan bunga. Pelajari, oh ternyata haram. Ya sudah, tinggalkan. Cari pekerjaan lain yang tidak diharamkan Islam” ujarnya.
Ketiga, mengurusi semua urusan yang menjadi kewajibannya sesuai dengan hukum Islam.
“Jangan coba-coba mengurusinya pakai aturan lain selain Islam. Mengapa? Karena pasti akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah di akhirat kelak. Maka jangan sampai kepala rumah tangga dalam mengurusi keluarganya melanggar perintah Allah SWT. Karena pelanggaran itu menjadi kredit poin untuk masuk ke neraka,” tegasnya.
Keempat, tetap istikamah. “Artinya, sekali pakai hukum Islam dalam mengurusi urusannya, pakai terus sampai urusan tersebut selesai. Begitu juga sebagai kepala rumah tangga. Selama jadi kepala rumah tangga ya harus istiqamah pakai hukum Islam sebagai kepala rumah tangga sampai tidak berumah tangga lagi atau sampai meninggal. Jangan tergoda untuk menggunakan aturan lain dalam mengurus rumah tangga karena itu termasuk melampaui batas. Karena itu semua Allah SWT lihat dan akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat,” tegasnya.
Ia juga mengutip surah Hud ayat 112 Allah SWT berfirman, ‘Maka istiqamahlah (tetaplah kamu pada jalan yang benar), sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah tobat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.’
Kelima, mengedukasi dengan baik semua orang yang di bawah kepemimpinannya memahami tugas seorang pemimpin.
“Sebagaimana yang sudah disebut pada poin pertama sampai poin keempat. Hal itu penting dilakukan agar semua pihak yang dipimpinnya misal dalam rumah tangga itu (istri-)istrinya dan (anak-)anaknya jadi paham mengapa mereka semua harus menuruti kepala rumah tangga, lebih dari itu menurutinya hanya dengan aturan Islam saja,” imbuhnya.
"Bila sang pemimpin melanggar aturan Islam dalam kepemimpinannya, yang dipimpinnya dalam contoh ini anggota keluarganya wajib mengoreksi sang pemimpin tentu saja dengan cara-cara yang dibenarkan oleh Islam. Sehingga semua tetap terjaga dalam aturan Islam dan semoga sama-sama masuk surga," pungkasnya []Wiji Lestari
0 Komentar