Topswara.com -- Lelah adalah suatu kondisi ketika seseorang kekurangan energi baik secara fisik maupun pikiran. Lelah bisa menimpa saja tanpa memandang usia, tingkat pendidikan maupun jenis aktivitas yang dikerjakan.
Ketika lelah terjadi dalam aktivitas dakwah wajar kah? Tentu saja wajar karena aktivitas dakwah bukanlah aktivitas yang penuh dengan sorak sorai dari para fans berat. Medannya bukan panggung bertabur kerlap-kerlip lampu yang menyemarakan suasana. Aktivitas dakwah adalah aktivitas yang memerlukan kesabaran, keikhlasan, keistiqamahan, bahkan hati yang luas seluas samudera.
Aktivitas dakwah sejatinya bukan hanya memperbaiki individu, namun juga seluruh aturan yang diterapkan dalam kehidupan. Manakala aturan yang digunakan belum sesuai dengan aturan yang telah Allah tetapkan maka menjadi kewajiban seorang pengemban dakwah untuk memperjuangan sampai bisa diterapkan sesuai dengan yang telah Allah tetapkan.
Dalam perjalanannya aktivitas dakwah tidak semulus jalan tol, banyak sekali rintangannya. Cibiran, pengucilan, fitnah, bahkan ancaman terhadap harta dan jiwa ikut mewarnai setiap episodenya. Hingga kadang menghadirkan rasa lelah, jenuh karena perjuangan tak kunjung terasa hasilnya.
Ketika lelah menyapa, maka beristirahatlah sejenak, lakukan muhasabah untuk menemukan sumber kelelahan dan untuk dicarikan solusinya. Renungkan kembali mengapa kita dulu memilih jalan ini, dan mengapa bisa bertahan sampai sejauh ini, ketika telah ketemu jawabannya, maka lelah perlahan menghilang.
Namun satu hal yang harus kita ingat, dakwah adalah kewajiban yang Allah tetapkan bagi laki-laki dan perempuan. Dakwah adalah jalan kemuliaan, sehingga ketika lelah menerpa harus segera bangkit kembali. Karena lelahnya seorang pengemban dakwah adalah lelah bermakna dan bernilai di hadapan Sang Pencipta.
Lillah Sedang Diuji
Hidup pasti penuh ujian, jika tidak mau diuji berarti sudah usai hidup ini alias sudah terbujur kaku berkalang tanah. Di kala hidup terasa banyak masalah, sungguh keikhlasan kita sedang diuji. Akan dibawa ke mana arah jawaban masalah yang terjadi, sungguh niatan lillah (karena Allah) sedang diuji.
Seberat apapun ujian, jika semua dikembalikan kepada Allah SWT, pasti akan terasa ringan. Ridha akan solusinya dan melepaskan hati untuk diatur syariat-Nya. Terkadang, hati sudah menerima aturan-Nya, tapi ujian ada dalam penerimaan kita terhadap qada-Nya.
Proses yang indah tetapi berakhir dengan qada yang tidak sesuai harapan. Sungguh di saat inilah keikhlasan dalam beramal sedang diuji. Jika niatan tulus karena-Nya, insyaAllah apa pun qada-Nya bisa diterima dengan baik. Tetapi, jika niatan sudah oleng untuk mencari keridhaan manusia, tentu ini yang akan membuat berat beban hidup.
Lelah dalam beraktivitas apalagi dakwah itu sunnatullah, yang penting lelahnya lillah. Jika, lelah, payah, menguras energi bukan untuk mencari keridhaan Allah SWT, sungguh betapa sia-sianya lelah kita. Oleh karena itu, luruskan niat setiap beramal, kita mau mencari apa? Untuk siapa? Jika memang hanya bersandar untuk Allah SWT, selelah apa pun tentu akan berbuah manis di akhirat kelak. Berbeda dengan yang lelahnya sudah tidak tulus lagi, hanya mendapat capek dan di akhirat tak menuai apa saja. Astaghfirullahal'adzim, na'uzubillah.
Istiqamah dan Sabar
Orang-orang yang istiqamah dan bersabar dalam dakwah akan mendapatkan keutamaan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Fusilat ayat 30.
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
Artinya: ”Sesungguhnya orang-orang yang berkata: Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Seorang pengemban dakwah harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Agar motivasinya semakin kuat. Dengan motivasi seperti ini, bisa membuat tantangan dan rintangan yang datang akan terasa mudah untuk dihadapi.
Menyadari bahwa Allah hanya memerintahkan kepada kita untuk menyampaikan kepada manusia dan tidak membebankan kita agar mereka semua menerima dakwah kita karena urusan hati manusia berada di dalam genggaman Allah SWT.
Senantiasa menjaga ketulusan ketika berdakwah, karena ketulusan ini yang akan membuat amanah semakin ringan untuk dijalankan dan hati mudah terpaut kepada-Nya. Karena sejatinya, seberat apapun beban, jika dilakukan dengan tulus, pasti akan terasa ringan. Sebaliknya, seringan apa pun pekerjaan jika dilakukan tidak tulus karena-Nya akan terasa berat.
Seorang pengemban dakwah juga harus senantiasa mengingat dari mana dia berasal, untuk apa diciptakan ke dunia, dan mau kemana setelah kematian datang. Menanamkan kembali keiklasan yang sempat pudar. Menghadirkan kembali kesabaran yang sempat terkikis Dengan begitu rasa lelah yang menyapa akan segera sirna.
Berusaha senantiasa menyelesaikan masalah pribadi dengan tuntas dan tidak menyimpannya terlalu lama, karena masalah yang belum terpecahkan berpotensi untuk menguras energi dan bisa menjadi beben dendam yang tak sengaja tersimpan.
Cari tahu, masalah apa saja yang menghimpit jiwa dan membuat tertekan. Oleh karenanya, diselesaikan dulu. Istirahat sejenak untuk muhasabah dan menyelesaikan masalah dan menghadapinya. Bukan malah lari dari masalah.
Jangan sampai masalah pribadi yang berlarut-larut tidak diselesaikan menghambat diri untuk menyelesaikan masalah umat. Bagaimana pengemban dakwah mampu menyelesaikan masalah umat, jika masalah pribadi yang ada dalam dirinya tidak sigap untuk diselesaikan. Nah, oleh karena itu, jangan terlalu larut dan segera kembali untuk ambil fokus.
Pusatkan fokus hanya untuk meraih ridha Allah untuk semua aktivitas yang dilakukan. Dengan begitu tidak akan mudah tumbang manakala cacian ataupun fitnah menghampiri.
Senantiasa berdoa kepada Allah supaya memberikan keteguhan dalam iman dan Islam, memberikan kekuatan untuk menghadapi segala rintanagn yang menghadang jalan dakwah. InsyaAllah, Allah SWT senantiasa bersama hamba-Nya yang sabar dan istiqamah di dalam kebaikan.
Semoga Allah SWT senantiasa mengistiqamahkan kita di jalan Islam, hingga ajal datang dan Allah SWT mengumpulkan kita semua di jannah-Nya. Al Fatihah. Aamiin. Wallahu alam bishawab.
Oleh: Sri Purwanti
(Analis Mutiara Umat) dan Ika Mawarningtyas (Analis Muslimah Voice)
0 Komentar