Topswara.com -- Arus moderasi beragama belakangan ini kian deras terasa. Mulai dari level masyarakat, hingga pendidikan tinggi. Bahkan opini moderasi beragama saat ini sudah mulai menyentuh level terendah yaitu anak usia dini.
Dilansir dari Kumparan.com, (3/11/2021), sebagai salah satu upaya untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dalam diri anak sejak dini, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta mengenalkan pola asuh kebangsaan.
"Dari survei kecil-kecilan yang kami lakukan, peran keluarga untuk mengenalkan wawasan kebangsaan masih perlu ditingkatkan,” ujar Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta, Budi Santosa.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Yogyakarta menggandeng kampung KB di tiap kelurahan untuk mengenalkan Parenting Kebangsaan ini. Segala hal yang diperlukan pun telah disiapkaan seperti modul yang disusun oleh akademisi dan psikolog.
Untuk evaluasi Parenting Kebangsaan, pihaknya telah menyiapkan Kartu Menuju Kebangsaan alias Si Kumbang. Selain itu, untuk Membangun moderasi beragama sejak dini juga dibuat program parenting wasathiyah dan perpustakaan Qur’ani di Taman Pendidikan Al-Qur’an.
Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah membangun pemahaman keagamaan masyarakat TPQ menjadi lebih moderat, atau paling tidak, bisa lebih memperkuat moderasi beragama yang sudah mereka yakini. Mereka menyadari bahwa harus adanya kecintaan terhadap Indonesia dan adanya kesadaran bahwa perbuatan radikalisme dan terorisme merupakan perbuatan yang keji. (Dikutip dari TRANSFORMASI Jurnal Pengabdian Masyarakat December 2020).
Program moderasi beragama memang sangat terasa di tahun 2021 ini. Moderasi beragama dijadikan sebagai opini tandingan terhadap Islam yang dianggap radikal. Dari program moderasi beragama ini mereka menginginkan terbentuknya Muslim yang moderat. Yaitu umat Islam yang tidak ekstrem serta mengambil jalan tengah dalam bertindak dan berfikir.
Sedangkan Islam radikal adalah umat Islam yang ingin menerapkan Islam secara keseluruhan baik dari sisi pemikirannya ataupun perbuatannya dalam kehidupan. Dengan kata lain, moderasi beragama ini adalah salah satu program bentukan atas reaksi ketakutan orang-orang tertentu terhadap tegaknya syariat Islam.
Untuk itu, berbagai program untuk mensukseskan proyek moderasi beragama inipun telah dirancang. Mulai dari kurikulum moderasi beragama demi hapus intoleransi disekolah, duta moderasi, hingga pola asuh anak usia dini juga dicanangkan berbasis moderasi.
Untuk mendukung berbagai program tersebut, dana besar juga sudah disiapkan. Ketua Komisi VIII DPR RI, Yandri Susanto, mengatakan, anggaran moderasi beragama lintas direktorat jenderal tahun ini sebesar Rp 3,2 Triliun. Hal itu disampaikannya saat Malam Peluncuran Aksi Moderasi Beragama yang diselenggarakan Kementerian Agama (Kemenag) secara daring dan luring, Rabu (22/9) malam. (republika.co., 23 Sep 2021)
Betapa massifnya arus moderasi ini di opinikan di tengah masyarakat. Hingga anak usia dini pun harus mendapatkan pola pengasuhan berbasis moderasi. Padahal sejatinya anak usia dini dikenalkan dan diajarkan dasar-dasar tauhid yang bersih dan jauh dari unsur mengotori ajaran yang sebenarnya.
Bagaimana jadinya pemahaman Islam anak-anak kaum Muslim jika dari dasar mereka sudah terpahamkan dengan Islam moderat yang sebenarnya justru menjauhkan anak-anak dan kaum Muslim pada umumnya dari Islam yang sebenarnya.
Padahal ajaran Islam berupa syariat yang paripurna allah berikan kepada kita untuk kita amalkan dalam kehidupan secara keseluruhan. Bukan malah mengambil ajaran islam sebagian-sebagian bahkan sesuai selera kita. Dalam firman Allah SWT: “Wahai orang-orang yang beriman masuklah kamu kedalam islam secara kaffah (keseluruhan) dan janganlah kamu mengikuti Langkah-langkah syaitan sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”. (TQS. Al- Baqarahrah [2] : 208)
Untuk itu sebagai umat Islam yang beriman kepada Allah, marilah kita pahamkan anak-anak dan keluarga kita dengan akidah Islam yang kokoh. Memahami syariat Islam yang murni dan tidak kompromi dengan nilai-nilai yang berasal dari asing. Kita bentengi diri kita dan generasi Islam dengan tsaqafah Islam dan membuang jauh-jauh racun moderasi yang disebarkan.
Saat nya kita mengambil dan menerapkan Islam kaffah dalam kehidupan kita.
Wallahu a'lam bisshawab
Oleh: Pipit Ayu
(Sahabat Topswara)
0 Komentar