Topswara.com -- Analis Politik Indonesia Justice Monitor (IJM) Luthfi Afandi, M.H. menyampaikan beberapa keteladanan dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq yang harus diteladani oleh pengemban dakwah.
“Ada beberapa cara dalam meneladani dakwah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Pertama, tidak menunggu alim, tidak menunggu fasih, baru menyampaikan,” ungkapnya dalam Kajian Sirah Sahabat: Dakwah, Ujian dan Pembelaan Abu Bakar ra. terhadap Rasulullah SAW, di YouTube Ngaji Shubuh, Jumat (26/11/2021).
Ia menyebutkan bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq belajar Islam cukup satu sampai dua hari saja. Setelah mengenal Islam, ia mengajak para sahabatnya untuk mengikuti jejaknya.
"Ada beberapa sahabat Abu Bakar ra. yang diajak masuk Islam setelah keislamannya, yakni Ustman bin Affan, Abu Ubaidah bin Al- Jarrah, Abdurahman bin Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, dan Sa’ad bin Abi Waqash," sebutnya.
Ia mengungkapkan, pahala jariyah yang diperoleh Abu Bakar ra. sangat besar. Hal tersebut dikarenakan Abu Bakar sebagai wasilah masuk Islamnya orang-orang yang memiliki prestasi terbaik.
“Tidak bisa dibayangkan besarnya pahala yang diperoleh. Pahala mereka (sahabat Abu Bakar), menjadi pahala Abu Bakar ra. juga,” ungkapnya.
Kedua, harus memiliki akhlak dan sifat-sifat terpuji. "Kepribadian yang mulia, menjadi faktor yang efektif, sehingga orang tertarik ketika diajak kepada Islam," katanya.
Ia menanyakan, kenapa orang tertarik ketika diajak oleh Abu Bakar. "Karena pribadinya luar biasa. Orang lebih tertarik jika diajak oleh orang yang terpercaya, ketimbang orang yang banyak cacatnya. Meskipun, ajakannya sama,” jawabnya.
Ia mengibaratkan, jika ada pengemban dakwah yang tidak menghiasi dirinya dengan akhlak dan adab yang mulia, ibarat berteriak di tengah lembah dan meniup debu.
“Dia (pengemban dakwah) berteriak kencang-kencang, tetapi akan kembali lagi pada dirinya. Jika meniup debu atau abu, debu itu akan memercik ke mukanya lagi,” tuturnya.
Hikmah
Ia menegaskan, ujian dan cobaan dalam perjuangan adalah sunatullah, yang pasti dialami dan berlaku pada semua orang.
“Tidak terkecuali, Abu Bakar ra. juga mengalami berbagai macam ujian,” tegasnya.
Ia menyampaikan, beberapa hikmah yang bisa diambil dari ujian Abu Bakar Ash-Shiddiq, ketika menyampaikan Islam.
“Pertama, adanya hasrat kuat untuk menampakkan keislamannya di hadapan orang kafir, dengan penuh keberanian, dan tidak memedulikan apa pun, selain bagaimana panji tauhid berkibar tinggi, meskipun harus dibayar mahal dengan nyawa,” katanya.
Kedua, Abu Bakar ra. mempunyai sikap yang kokoh untuk menyampaikan dakwah secara terbuka, meskipun berisiko penderitaan besar bagi diri dan sahabatnya.
“Karena ia telah melepaskan kepentingan pribadinya dan tidak memedulikannya,” tambahnya.
Ketiga, kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, mengalahkan kecintaan pada diri Abu Bakar ra. sendiri.
“Buktinya adalah, meskipun sedang mengalami penderitaan luar biasa, namun yang ditanyakan adalah keadaan Rasulullah,” paparnya.
Ia meyakinkan, dedikasi Abu Bakar ra. sangat besar dalam mendukung dakwah Rasulullah SAW.
“Selalu menganggap enteng, remeh, sepele mara bahaya yang mengancam dirinya. Namun, sekali-kali tidak rela sedikit pun, jika ada yang mengancam Rasulullah SAW,” pungkasnya.[] Mustaqfiroh
0 Komentar