Topswara.com-- Founder Majelis Qonitaat, Sleman, DIY, Ustazah Puspita Satyawati, mengungkapkan tujuh kiat sebagai ikhtiar menjemput jodoh impian.
"Setidaknya ada tujuh kiat bagi para single lillah sebagai ikhtiar menjemput jodoh impian," tuturnya dalam Kajian Pekanan Ladies First, "Menjemput Jodoh Impian," di Masjid Muslim United, Ring Road Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY, Jumat (29/10/2021).
Puspita yang juga da'iyah dan penulis ini menjelaskan kiat pertama, yaitu meyakini bahwa perempuan shalihah akan berjodoh dengan lelaki shalih. Sebagaimana firman Allah Ta'ala, “Wanita-wanita yang keji untuk laki-laki yang keji. Dan laki-laki yang keji untuk wanita-wanita yang keji pula. Wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula.” (QS. An Nur: 26)
"Sebagai orang beriman, tentu kita meyakini firman Allah ini. Ketika diri kita shalihah, maka insya Allah akan dipertemukan dengan laki-laki shalih. Sudah hukum alamnya seperti itu. Namun, jika ada perempuan shalihah bersuamikan lelaki tidak shalih, ini adalah ujian dari-Nya. Seperti kisah Asiyah dengan Fir'aun. Asiyah itu shalihahnya kayak apa, Fir'aun itu kejam, zalimnya seperti apa," ujarnya.
Kiat kedua, adalah terus melayakkan diri, berproses menjadi pribadi lebih baik.
"Jika telah yakin perempuan shalihah itu jodohnya dengan lelaki shalih, maka shalihahkan diri. Jangan pengen dapat yang shalih tapi enggak mau menshalihahkan diri. Standar shalih sudah ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Apalagi sebagai Muslim kita punya prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dan masa depan harus lebih baik dari hari ini," ucap Puspita.
Adapun yang ketiga, Puspita mengimbau agar menekuni ilmu khususnya ilmu agama dan ilmu lain sebagai pendukung.
"Sebagai upaya memperbaiki diri, perbanyaklah mengikuti kajian keislaman, membaca buku pernikahan islami. Selain itu, mempelajari ilmu praktis lainnya sebagai bekal menjadi ibu dan pengatur rumah tangga," jelasnya.
Kiat keempat, adalah mempelajari kisah Rasulullah SAW, para sahabat, serta salafus shalih dalam membina rumah tangga. Dengan mengetahui kisah mereka, menurut Puspita, ada banyak hal yang bisa dipelajari, khususnya rumah tangga Rasulullah SAW. Di mana beliau telah menyatakan dalam sebuah hadis bahwa beliau adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya.
Yang kelima, setelah memiliki ilmu pernikahan, kiat selanjutnya adalah menentukan goal dan poin-poin yang akan dilakukan dalam pernikahan.
"Termasuk menentukan visi misi pernikahan. Visi itu apa? Dalam KBBI, visi adalah kemampuan untuk memahami inti persoalan. Atau secara umum, visi merupakan gambaran tentang sesuatu yang akan dituju. Maka tetapkanlah visi yang akan diraih dalam pernikahan. Misalnya, menjadi keluarga Muslim yang menegakkan agama Allah dan memberikan manfaat bagi umat Islam. Dari visi ini lantas dibuatlah misi yang bersifat lebih operasional," terangnya.
Pasca menetapkan visi, maka kiat keenam, adalah mencari calon pasangan sevisi. Puspita mengingatkan, bukanlah hal tabu jika akhwat berinisiatif untuk mencari jodoh. Tentu lewat orang yang ia kenal dan terpercaya.
"Seperti kisah Bunda Khadijah ra saat beliau mengutarakan kepada orang kepercayaannya untuk menjadikan Nabi SAW sebagai pendamping beliau. Meski akhirnya Rasulullah SAW yang melamar beliau," bebernya.
Adapun kiat ketujuh, ialah mohon bimbingan Allah agar mempertemukan dengan jodoh idaman.
"Segala ikhtiar manusia enggak akan ada nilainya ketika tidak dibarengi dengan berdoa, mohon pertolongan dari Allah SWT. Maka, dekati Allah, minta petunjuk dan bimbingan-Nya. Dan kedekatan dengan Allah inilah kunci kekuatan seorang hamba. The power of ruhiyah, saya menyebutnya. Dengan kekuatan ruhiyah, manusia akan punya semangat dan motivasi untuk beramal baik. Demikian pula, ini menjadi kekuatan saat ia tertimpa masalah atau kesulitan," pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar