Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Delapan Sebab dan Hikmah Doa Belum Dikabulkan


Topswara.com -- Mudir Ma’had Inhadul Fikri Ustaz Wandra Irvandi, M.Sc. membeberkan delapan sebab dan hikmah doa belum dikabulkan. “Apa-apa saja sebabnya dan mungkin apa saja hikmahnya doa itu belum dikabulkan. Belum itu artinya bisa jadi ditunda, bisa juga diganti dalam bentuk yang lain,” tuturnya dalam Kajian Nafsiyah Islamiyyah: Mengapa Doa Tidak Segera Terkabul? di saluran YouTube Ngaji Shubuh, Ahad (08/11/2021).

“Pertama, belum memenuhi syarat-syarat diterimanya doa, tidak menghadirkan kalbu saat berdoa, dan waktu berdoa tidak di waktu-waktu dikabulkannya doa. Berdoa tanpa kekhusyuan, merendahkan diri, dan sikap pasrah total kepada Allah” ujarnya

Kedua, boleh jadi tidak dikabulkan doa karena sebab tertentu, misalnya dosa yang belum ditobati, dosa yang tidak ditobati dengan jujur, memakan makanan mengundang syubhat, dan ada hak milik orang lain yang belum dikembalikan.

Ustaz Wandra mengutip hadis yang diriwayatkan Imam At-Tabrani يا سعد ، أطب مطعمك تكن مستجاب الدعوة 

“Hai Sa’ad (bin Abu Waqqash), makanlah makanan yang baik-baik, niscaya engkau menjadi orang yang doanya dikabulkan.”

“Ketiga, boleh jadi Allah SWT sengaja menyimpan pahala dan balasan doa di akhirat kelak atau Allah menghilangkan keburukan dari diri kita. Karena, disimpannya pahala doa di akhirat untuk mengangkat derajat dan martabat,” terangnya.

Ia menukil hadis Riwayat Imam Ahmad, dari Abu Sa’id, Nabi SAW bersabda:

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ « اللَّهُ أَكْثَرُ »

“Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi (antar kerabat, pen) melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: [1] Allah akan segera mengabulkan do’anya, [2] Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan [3] Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdo’a.” Nabi SAW lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.”

”Keempat, penundaan terkabulnya doa merupakan ujian dari Allah kepada hamba-Nya. Setan selalu menggoda ketika doa tidak dikabukan dengan membisikkan pikiran jahat. ‘Kemuliaan itu luas sementara kebakhilan telah ditutup. Lalu apa faedahnya doa tidak segera dikabulkan?’,” urainya.
 
Kelima, harus menyadari bahwa kita adalah hamba Allah. “Allah adalah pemilik segala-galanya. Pemilik memiliki hak untuk memberi atau tidak. Sikap mukmin sejati, semakin giat dan rajin ibadah serta berdoa ketika doa tidak segera dikabulkan,” ucapnya.

Ia membacakan Qs. Yusuf : 83 sebagai penguat:

قَالَ بَلْ سَوَّلَتْ لَكُمْ أَنفُسُكُمْ أَمْرًا ۖ فَصَبْرٌ جَمِيلٌ ۖ عَسَى ٱللَّهُ أَن يَأْتِيَنِى بِهِمْ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلْعَلِيمُ ٱلْحَكِيمُ 

Ya'qub berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".

“Keenam, kadang doa belum dikabulkan agar kita senantiasa berdiri di hadapan Allah SWT, selalu merendahkan, dan berlindung kepada-Nya. 

Lebih lanjut, ia mengingatkan, jika permintaan manusia dikabulkan, biasanya akan lebih sibuk, dan melupakan Allah SWT serts enggan lagi untuk berdoa. “Kadang-kadang, cobaan itu sendiri karena demikian beratnya, membuat kita lupa kepada Allah. Jika ada sesuatu yang menguatkan posisi kita di hadapan Allah SWT maka itu lebih baik,” tuturnya.

“Ketujuh, boleh jadi ketika doa dikabulkan segera, kita malah terjatuh dalam perbuatan dosa, atau menimbulkan mudarat agama, atau munculnya fitnah. Bisa jadi apa yang kita minta sekilas tampak baik padahal sebetulnya buruk,” ungkapnya.

Kedelapan, setiap doa memiliki ketentuan dan takaran. “Doa agar tegaknya sistem Islam, lalu kita menunggu dengan harapan besok pagi terwujud. Padahal doa yang agung ini tentu mempunyai ketentuan. Diperlukan sebab, kerja keras, dan pengorbanan besar serta kaderisasi generasi terbaik yang dididik oleh Allah SWT untuk siap berkuasa,” urainya.

“Alhasil, mari kita merenungkan perkara tersebut. Nabi Musa as adalah seorang nabi dan rasul yang diberi gelar Ulul Azmi. Nabi Harus as adalah yang mengaminkan doa dan nabi yang mulia. Keduanya telah memenuhi semua syarat dan ketentuan doa. Bahkan, yang didoakan adalah pihak yang celaka, zalim, serta kufur kepada Allah ,yaitu Fir’aun dan kroninya. Meski begitu doa Nabi Musa as tidak segera dikabulkan,” pungkasnya.[] Reni Tri Yuli Setiawati
Baca Juga

Posting Komentar

0 Komentar