Topswara.com -- Peneliti Fiqih Ustaz Irfan Abu Naveed mengatakan, suatu hal yang diambil dari ajaran-ajaran kufur akan rusak dan menyebabkan kemurtadan.
“Jadi kalau misal dia mengambil agama dari pemahamannnya Karl Mark tentang ekonomi lalu Sigmund Freud tentang pergaulan hubungan relasi laki-laki, perempuan, ia pasti akan rusak dan bisa menjadi penyebab kemurtadan," terangnya dalam Kajian Tafsir Hadis dan Al Quran Inspiratif: Waspada Kemungkaran, Ahad (27/10/2021) di kanal YouTube Cinta Qur'an TV.
Menurutnya, dikatakan rusak, kalau sudah sampai taraf meyakini kebenaran ajaran-ajaran kufur tadi. "Bahkan, katakanlah sudah sampai mengingkari dan merendahkan ajaran syariat Islam tentang masalah ekonomi, tentang masalah pergaulan pria dan wanita. Model seperti ini wal-iyadzubillah (Maka Allah pun menimpakan bencana dan malapetaka akan tingkah laku kita yang telah tersesat sejauh-jauhnya) itu bisa menjadi sebab kemurtadan,” bebernya.
“Kalau dzahirnya dia shalat yang saya khawatirkan dia termasuk orang munafik itu asfala safilin wal-iyadzubillah, tidak sembarangan ini. Makanya para ulama, semisal Imamuna Syafi’i, atau Imamuna An-Nawawi As-Syafi’i, Imam An-Nawawi As- Syafi’i itu termasuk juga gurunya Al Hafiz Ibnu Sholah itu termasuk ulama yang mengharamkan kita mempelajari mantiq Illiyuna di dalam Kitab Mantiq Illiyuna, saya pernah ngajar mantiq itu di dalam kitab Nadhom Sulamun Munauroh itu menggambarkan bahwa kedua ulama ini secara tegas mengharamkan mantiq Illiyuna, mempelajari logika filsafat Yunani, terlebih bagi orang yang masih lemah dan masih perlu banyak kemudian mempelajari bab-bab Akidah Islamiyah. Tapi bedanya Arab tusarru lissatu li tauhid. Tidak sembarangan wal-iyadzubillah,” lanjutnya.
Ia menambahkan, jangan sampai seorang Muslim salah gaul dan salah baca referensi kehidupan.
“Maka tadi yang saya katakan jangan salah gaul, jangan salah baca. Jadi seandainya kita masih lemah pemahaman terhadap syariat islamiyah, lemah pula pemahaman tentang akidah, lemah pemahaman tentang syariat, jangan kemudian sembarangan membaca pemikiran-pemikiran, racun-racun itu sendiri karena ada juga orang yang tadinya beriman, berislam, tapi karena dia salah baca dan yang dia baca buku-buku filsafat, orang- orang yang bingung sehingga dia jadi orang bingung juga,” tambahnya.
Ia menjelaskan terkait dengan bahayanya mengadopsi pemikiran-pemikiran Barat.
“Kalau seandainya apa yang kemudian dia adopsi itu dari pemikiran–pemikiran Barat berkaitan dengan keyakinan, berkaitan dengan pardigma tentang kehidupan. Contoh orang dia sangat total katakanlah suka dengan pemikiran-pemikiran Karl Mark tentang ekonomi, dia sampai-sampai total mengadopsi pemikiran sosialisme, marxisme atau komunisme ala Karl Mark itu sendiri. Ketika disodorkan konsep ekonomi Islam dengan serta merta dia merendahkan, menolak. Ini bisa menjadi kemurtadan, wal-iyadzubillah,” jelasnya.
“Yang jadi masalah bukan karena akidah Islam itu lemah tapi karena dia masih lemah kemudian pemikiran atau keimanan dan juga pengamalannya tehadap Islam, wal-iyadzubillah. Maka dalam hal ini Baginda SAW sudah memperingatkan yang namanya ilmu ini agama, ilmu ini merupakan din, manhaj kehidupan yang namanya pengetahuan agama, yang namanya ilmu merupakan agama maka perhatikan dari siapa seseorang itu mengambil agamanya,” tutupnya. [] Vyana
0 Komentar