Topswara.com -- Lagi-lagi kita digemparkan dengan kasus penyerangan terhadap relawan kemanusian yang bertugas di Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang. Sembilan di antara nakes yang bertugas menjadi korban KKB yang saat ini masih dalam masa pengobatan dan pemulihan akibat trauma tersebut.
Dikabarkan salah seorang suster bernama Gabriella Meilani tewas usai jatuh dari jurang setelah berusaha meyelamatkan diri dari KKB. Sejak kejadian ini aktivitas rumah sakit sementara waktu jam operasionalnya dihentikan sambil menunggu jaminan keamanan operasional di daerah konflik tersebut oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah setempat.
Kecaman dari berbagai pihak atas perbuatan biadab, serta perbuatan yang merendahkan martabat manusia berseliweran di media sosial. Seolah meminta kepastian hukum dan menanyakan KKB serang nakes di Papua, tanggung jawab siapa?
Serangan tehadap tenaga kesehatan di Papua seharusnya menampar pemerintah untuk bertindak tegas dalam memberantas kelompok separatis. Agar pemerintah lebih mandiri dalam bertindak serta terlepas dari intervensi internasional dalam membuat dan menentukan kebijakan terkait kasus Papua ini.
Kalau kita mengamati dengan seksama, serangan ini merupakan isyarat kelompok ini benar-benar mengancam keselamatan rakyat. Mengganggu aktivitas-aktivitas vital masyarakat dan merusak persatuan serta mengancam kedaulatan negeri. Siapa pun yang berada atau bertugas di sana pasti akan merasakan ketidakamanan dalam menjalankan tugasnya. Maka di sinilah peran pemerintah dibutuhkan untuk menumpas segala bentuk separatisme yang terjadi.
Kalau kita berharap dengan pemerintahan yang sekuler tidak akan menemukan titik temu permasalahan. Jangankan mendapatkan solusi, bertambah masalah mungkin itu yang terjadi. Ketika kita berharap pada kebijakan yang tak pasti ini.
Maka, kasus Papua butuh solusi dari institusi yang mampu memberikan solusi pasti. Terjaminnya keamanan dan terjaganya harga diri hanya mampu diberikan oleh pemerintah yang menerapkan sistem Islam hakiki.
Solusi ini hanya datang dari Islam. Karena Islam mewajibkan negara menjamin keselamatan rakyat dan memberantas tuntas setiap tindakan separatisme. Sistem Islam juga mampu menghasilkan tata kehidupan yang menutup munculnya benih disintegrasi. Sejatinya dalam sistem kapitalistik hari ini pintu disintegrasi separatisme dibuka lebar dengan bermacam ketidakadilan yang dihadapi masyarakat Papua.
Sistem ekonomi yang tumpang tindih, tidak ada pemerataan. Juga karena masuknya asing melalui media-NGO dan lainnya memprovokasi rasa kecewa masyarakat terhadap pemerintah dan mengarahkan menjadi gerakan separatisme ini. Oleh karena itu, saatnya kita mencampakkan jauh-jauh sistem sekuler ini dan kembali mengambil solusi Islam, yakni satu-satunya solusi yang paling sesui dengan fitrah manusia.
Wallahu a'lam bishawwab
Oleh: Devi , S.E.
Sahabat Topswara
0 Komentar