Topswara.com -- Menanggapi maraknya penyimpangan seksual, Pakar Parenting Islami Ustaz Iwan Januar mengatakan, prinsip My Body My Pride merupakan sebuah kesombongan dan kebohongan.
“Ketika mengerjakan sesuatu bukan cuma sekadar prinsipnya My Body My Pride, Badan Saya Hak Saya, seperti itu. Tidak demikian, badan kita bukan punya kita. Badan kita semua dari Allah, jadi merupakan sebuah kesombongan dan kebohongan kalau orang mengatakan badan saya hak saya,” tuturnya di Channel Amazing People dalam acara Rumahku Surgaku: Kok Marak Penyimpangan Seksual? Senin (6/9/2021).
Ia menjelaskan pandangan Islam tentang hal ini, bahwa di dalam Islam namanya kehidupan laki-laki dengan perempuan itu memang diciptakan untuk hidup bersama, berdampingan. Bahwa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan ada satu tujuan untuk berkembang biak.
“Allah ciptakan laki-laki perempuan, itulah tujuannya untuk melestarikan keturunan. Jadi bukan cuman sekadar untuk memenuhi kebutuhan biologis. Insyaallah, orang yang menikah kemudian akan dapat melakukan hubungan suami istri, juga akan mendapatkan kelezatan secara biologis, itu memang natural,” jelasnya.
Menurutnya, tujuan dari adanya pernikahan agar bisa mendapatkan keturunan bukan sekadar pemenuhan kebutuhan biologis. Bisa saja nanti kebutuhan biologis itu dipenuhi bukan dengan lawan jenis.
“Mereka bisa juga mendapatkan pemenuhan kebutuhan biologis seperti itu merasa senang dengan lesbian, pedofil, juga sama binatang. Tapi, mereka enggak bisa mendapatkan keturunan,” bebernya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, gaya hidup mereka yang serba bebas ini merupakan penyimpangan dari fitrah, penyimpangan perilaku seksual. Jelas bahwa laki-laki perempuan punya alat kelamin yang berbeda, punya organ reproduksi yang tidak sama dan itu ada fungsi dan tujuannya.
“Nah, mending sewa rahim aja, soalnya itu kan biar gak mahal cuma sekadar hamil, gak perlu kemudian dia ngurus bayinya, nggak perlu dia juga kemudian nyuci ngepel. Jadi betul kata ulama, perbuatan dosa itu kalau dikerjakan maka biasanya dia akan kemudian meminta tambahan dosa yang lainnya,” imbuhnya.
Ia menyimpulkan, pertama, Islam memandang bahwa manusia itu punya dorongan seksual, punya alat kelamin bukan cuman sekadar untuk pemenuhan kebutuhan biologis yang didapat di dalam pernikahan.
“Suami menggauli istrinya, nanti mendapatkan kelezatan secara biologis. Tapi hal yang lebih utama yaitu mendapatkan keturunan. Enggak mungkin didapat di luar hubungan pria dengan wanita, enggak mungkin kalau laki dengan laki, perempuan dengan perempuan seperti itu,” terangnya.
Yang kedua, bahwa Allah memberikan batasan mana yang namanya perilaku seksual itu yang disyariatkan, yang halal dalam pandangan agama di hadapan Allah ta'ala.
“Enggak mungkin manusia bisa menciptakan matanya sendiri, hidungnya sendiri, kelamin sendiri. Selama dia nggak bisa mencipta itu semua, jangan coba-coba mengklaim badan saya hak saya,” tegasnya.
Selanjutnya, dalam Islam ada syariatnya bahwa manusia itu punya hawa nafsu, punya alat kelamin, maka ketika itu akan digunakan ada tuntunannya. Apa itu, ada pernikahan ,ada hukum-hukum nikah, ada kemudian adab-adab hubungan suami-istri, dan ada tujuan hubungan suami-istri.
“Kemudian, bahwa manusia diciptakan laki-laki perempuan itu untuk menikah. Makanya ketika manusia punya dorongan libido seksual, punya dorongan hawa nafsu maka pembunuhnya cuman satu. Apa itu menikah dengan lawan jenis, bukan nikah sama gedebog pisang atau nikah sama kambing, bukan begitu,” tandasnya. [] Sri Nova Sagita
0 Komentar