Topswara.com -- Mendampingi anak saat sekolah dari rumah secara daring menjadi tugas baru bagi orang tua sejak pandemi Covid-19. Tak sedikit yang merasa ini sebagai beban sehingga menimbulkan stres bahkan sampai ada yang tega membunuh anaknya karena sangat kesal lantaran korban susah diajari saat belajar. Bagi Anda yang ingin menghindari atau mengatasi stres saat mendampingi anak belajar secara daring, tips di bawah ini semoga dapat membantu.
Pertama, sadarilah anak itu karunia dan titipan dari Allah. Maka bagaimanapun kondisi anak yang dititipkan Allah itu merupakan karunia. Jangan dianggap beban. Harus dirawat baik-baik, termasuk ketika mendampinginya belajar daring di tengah pandemi Covid-19 ini. Bila merawatnya baik-baik, berbuah pahala sebagai bekal masuk surga. Sebaliknya, bila menzaliminya menjadi dosa dan menjermuskan pelakunya ke neraka.
Kedua, mendoakan anak. Doakan agar Allah SWT memudahkan orang tua mengajari anak dan anak mudah memahami pelajaran yang dijelaskan orang tua. Doa bisa dilakukan kapan saja terbaik tentu saja pas waktu-waktu mustajabnya doa.
Ketiga, buang rasa gengsi. Berusaha menanggung beban sendirian dalam mengajari anak sekolah daring dapat menimbulkan stres. Maka, akui saja dengan jujur bila ada materi pelajaran anak yang tidak dipahami. Jangan sungkan bertanya kepada pasangan atau orang lain yang mengerti materi tersebut. Buang jauh-jauh rasa gengsi.
Keempat, komunikatif. Jalinlah komunikasi yang lebih komunikatif dengan anak terlebih saat belajar daring. Salah satunya dengan memahami ekspresi wajah anak yang tampak senang atau tidak ketika Anda menjelaskan materi. Tanyakan kepada anak cara belajar yang diinginkannya agar buah hati senang dalam belajar.
Kelima, jangan marah-marah. Bila anak tidak mengerti materi yang dijelaskan. Jelaskan ulang dengan cara yang berbeda. Tetapi janganlah dengan sambil marah-marah. Karena itu akan membuat Anda dan anak menjadi stres.
Keenam, terima dengan lapang dada. Bila anak tetap tidak mengerti dengan materi yang dijelaskan padahal semua kiat di atas sudah dilakukan. Maka terimalah dengan lapang dada. Sadari daya tangkap anak memang beda-beda, tak bisa dipaksakan. Yang penting orang tua sudah berdoa dan berusaha.[]
Oleh: Joko Prasetyo (Jurnalis)
Dimuat pada rubrik TIPS Newsletter Badan Wakaf Al-Qur’an (BWA) edisi 104 (Oktober 2020).
0 Komentar