Topswara.com -- Duduklah bersama anak-anak kita. Hadirkan secangkir minuman teh hangat dan panganan kesukaan bersama. Hiruplah napas dan hembuskan dengan perlahan, lalu mulailah dengan pertanyaan, "Apakah kalian tahu, siapa orang yang tidak hanya dicintai dan dikagumi oleh kawan tapi juga lawan-lawannya, dari dulu sampai hari ini, detik ini?"
Jawablah, "Lelaki itu bernama Muhammad, anakku!"
Ceritakanlah bahwa lelaki bernama Muhammad putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu telah dicintai keluarganya sejak lahir, dan dihormati semua orang di Makkah. Sebelum ia menjadi Nabi, seluruh kabilah dan para pemimpinnya memuji, menghormati dan menjulukinya al-Amin. Orang yang terpercaya karena kecerdasan dan kebijaksanaannya dalam selesaikan sengketa peletakan Hajar Aswad.
Ceritakanlah bahwa meski orang-orang Arab, khususnya suku Quraisy, mendakwahkan dinullah di muka bumi, tapi mereka tetap menyimpan kekaguman dan rasa hormat kepadanya. Salah seorang tokoh Quraisy, Abu Sufyan, menyebut sebagai " kuda jantan yang tidak terpotong hidungnya," sebagai ungkapan bahwa Muhammad Rasulullah adalah lelaki sempurna.
Ketika mendengar tentang pernikahan anaknya dengan Rasulullah SAW, Abu Sufyan berkata, "Muhammad adalah seorang yang mulia, Ummu Habibah adalah seorang yang kuat dalam keimanan terhadap Allah dan Rasul-Nya."
Katakan kepada anak-anak kita bahwa Rasulullah adalah lelaki yang tegar pantang menyerah dan tiada yang ditakuti kecuali Allah SWT. Di medan pertempuran beliau tak pernah mundur ke belakang, atau berlindung di balik sahabat-sahabatnya. Justru para sahabat yang merapat menuju Rasulullah SAW di medan pertempuran, sedangkan ia selalu berada di jarak terdekat dengan musuh.
Di Makkah ada seorang pria jago gulat yang bernama Rokan yang menantang Rasulullah SAW dan berjanji akan masuk Islam setelah Rasulullah SAW bisa mengalahkannya. Apa yang dilakukan Rasulullah? Beliau menerima tantangan tersebut dan bergulat dengan Rokan.
Yang selanjutnya terjadi berulang kali Rasulullah membanting Rokan dan membuatnya terheran-heran. Karena ia tak pernah mengira bisa dikalahkan oleh siapa pun, apalagi oleh lelaki bernama Muhammad yang tak pernah ia kenal sebagai seorang petarung. Adu gulat itu akhirnya dimenangkan oleh Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW juga tidak lari saat dikejar musuh. Dalam perang Uhud, salah satu tokoh musyrik Quraisy Ubay bin Khalaf mencari Rasulullah SAW untuk dibunuhnya. Ubay menunggangi kuda sembari berkata, "Jika Muhammad tidak dibunuh hari ini, maka aku tidak akan selamat," terus berulang-ulang. Pada akhirnya ia berhasil menemukan Nabi SAW dan berusaha menyerangnya. Para sahabat memutuskan menghadangnya sebelum ia mendekati Nabi SAW, tetapi dicegah oleh beliau.
Ketika Ubay mendekatkan, Rasulullah lalu mengambil lembing milik Harits bin ash- Shimnah, kemudian dilempar tepat mengarah ke Ubay dan berhasil melukai lehernya. Dan jatuh dari kuda dengan luka berdarah. Lalu ia berlari menuju pasukannya, sambil menangis ia berkata, "Demi Tuhanku Muhammad telah berhasil membunuhku!" Anak buahnya menenangkannya tetapi Ubay mengatakan bahwa, "Muhammad telah berkata kepadaku di Makkah bahwa dia-lah yang akan membunuhku." Ia meraung-raung kesakitan sejadi-jadinya. Kenapa Ubay bin Khalaf sampai ketakutan akibat luka yang dideritanya? Karena di Makkah ia pernah menggertak dengan bersumpah akan membunuh Rasulullah SAW. Namun ketika itu Beliau tak takut, malah balas mengatakan, "Aku yang akan membunuhnya, in syaAllah!" Rupanya perkataan Nabi SAW diketahui Ubah bin Khalaf hingga ia ketakutan dengan luka yang dideritanya. Pada akhirnya musuh Allah itu tewas dalam perjalanan pulang ke Makkah dari Uhud.
Bersambung...
Ditulis kembali oleh: Munamah
Disadur dari buku: DNA Generasi Pejuang (Bagian Pengantar Penulis), Bogor, Cetakan ke-1, Maret 2017.
0 Komentar