Topswara.com -- Dalam rangka menyambut tahun baru Islam 1 Muharram 1443 H, Ulama Nasional Ustaz Adi Hidayat Lc.,M.A. (UAH) mengatakan, hijrah adalah komitmen mendekatkan diri kepada Allah SWT.
“Hijrah bukan sekadar berpindah, hijrah bukan sekadar beralih tempat, tapi hijrah adalah sebuah komitmen yang dibangun oleh kesadaran nurani kita, spiritual kita, untuk berpindah kepada keadaan yang lebih baik yang mendekatkan diri kita dengan Allah SWT,” tuturnya dalam kajian bertajuk Pesan dan Hikmah UAH Menyambut Tahun Baru Hijriyah, di kanal YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (07/08/2021).
Menurut Ustaz Adi, Situasi Mekkah pada saat itu tidak terlampau kondusif untuk bisa beribadah dengan baik. Untuk bisa mempraktikkan nilai-nilai Islam yang luhur, untuk bisa membangun hubungan harmonis antarmasyarakat dengan nilai-nilai keislaman yang bisa dipraktikkan.
“Karena itulah Allah memerintahkan kepada Rasulullah SAW, untuk berhijrah, berpindah pada suasana yang mampu membangun kedekatan kepada Allah dengan lebih nyaman, dengan lebih baik, ibadah bisa berlangsung dengan baik, niai-nilai Islam bisa dipraktikkan dengan baik, nilai-nilai interaksi sosial bisa berlangsung secara baik,” ujarnya.
Menurutnya, spirit hijrah seakan memberikan kesan kepada umat Islam, bahwa sepanjang telah berkomitmen menjadi seorang Muslim berislam, maka buktikan komitmen itu dengan cara selalu menghadirkan suasana lebih baik, dibandingkan dengan sebelumnya.
“Maka berhijrah bukan sekadar berpindah tempat, tapi berhijrah menghadirkan suasana yang lebih mulia dibandingkan dengan sebelumnya,” ungkapnya.
“Yang belum dekat dengan Al-Qur'an, berhijrah membiasakan diri untuk berinteraksi dengan Al-Qur'an dan yang belum menampilkan ajaran Islam dengan baik, maka tampilkanlah keadaan Islam dalam setiap kehidupan kita, lisan kita berislam, mata kita berislam, telinga kita berislam sampai ke ujung kaki kita,” tambahnya.
Ia mengungkapkan, hijrah yang sesungguhnya menghadirkan tantangan tersendiri seperti umat Islam di Mekkah pada saat itu. Mereka menghadapi banyak ujian dan tantangan, cobaan yang menguji kesungguhan mereka untuk mendekatkan kepada Allah SWT.
“Bukankah setiap yang kita kerjakan, akan diukur dengan ujian untuk menuju keberhasilan dari hasil pekerjaan kita. Karena itu wajar, bila pun kita yang melekat kepada Allah pasti akan menghadapi tantangan yang sejatinya menguji kesungguhan kita apakah benar kita mendekat kepada Allah dengan serius,’’ tegasnya.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, hijrah menghasilkan interaksi sosial yang indah, yang baik membangun peradaban sampai merubah Yastrib menjadi Madinah Al-Munawarah. Menurutnya, Yastrib saat nabi datang dalam suasana yang penuh resesi ekonomi, Yastrib penuh dengan pertikaian dan konflik sosial yang belum sirna setelah 600 tahun belum berdamai Khazraj dan Aus.
Ia menambahkan, Yastrib penuh dengan persoalan, namun ketika suasana hijrah itu melekat kuat selama 13 tahun lamanya berhasil dipraktikkan, maka bisa mentransformasikan dari Yastrib yang penuh dengan ragam kesulitan, berubah menjadi suasana kota yang baik, membentuk peradaban dan memberikan inspirasi yang menyinari berbagai daerah yang bisa menjadi referensi kehidupan.
“Beragam makna tadi, maka bertransformasikan kondisinya menjadi Al-Madinah Al-Munawarah, sampai sekarang,” terangnya.
“Maka mari kita jadikan pergantian tahun ini sebagai momentum untuk mentransformasikan diri kita. Apa pun posisi kita untuk lebih baik dari sebelumnya. Kebaikan itulah yang bisa kita implementasikan dalam kehidupan berbangsa bernegara dengan penuh kebanggaan sebagai warga negara Indonesia,” pungkasnya. [] Aslan La Asamu
0 Komentar