Topswara.com-- Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharam 1443 Hijriyah dan mengenang hijrahnya Rasulullah SAW ke Madinah, Ulama Nasional KH Rokhmat S Labib mengatakan, sejak saat itu umat Islam menjadi umat yang besar, mulia, dan memiliki kejayaan.
"Begitu umat Islam hijrah dari Mekah ke Madinah yang kemudian di saat itu punya negara sendiri, mengatur dunia umat ini dengan Islam, maka umat Islam menjadi umat adhimah, umat yang besar, umat yang mulia, umat yang memiliki kekuatan dan kejayaan," ujarnya dalam acara Komunitas Pecinta Hijrah: Hijrah Bareng-Bareng, Rabu (12/8/2021) di Nimo TV.
Menurutnya, peringatan hijrah yang seperti itu harus dihidupkan. "Ketika kita melihat realitas yang ada di tengah umat Islam. Meski kondisi umat Islam sekarang tidak seratus persen sama dengan kondisi umat Islam yang ada di Mekah dahulu," katanya.
Tetapi, ia melihat, umat Islam yang ada sekarang, umat Islam yang tertindas, umat Islam yang tercerai berai, umat Islam yang tak mampu menerapkan syariat-Nya, syariat Allah SWT. "Bahkan, untuk membela suadaranya, membela agamanya yang dinista, umat Islam tak mampu," ujarnya.
"Umat Islam sekarang berada dalam kondisi yang lemah dan kita sekarang tahu pangkal penyebabnya adalah hilangnya daulah yang dulu ditegakkan oleh Rasulullah SAW," tambahnya.
Ia menjelaskan, peringatan-peringatan hijrah seperti ini, mengingatkan dan memberikan semangat kepada kepada umat Islam, untuk kembali menegakkan daulah yang dulu pernah ditegakkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Tetapi dari sekian banyak peristiwa itu yang dipilih adalah peristiwa hijrah, tentu sekali lagi bukan tanpa alasan, terdapat banyak alasan dan di antara yang sangat penting hijrah adalah tonggak pertama berdirinya sebuah negara (daulah Islam)," paparnya.
Ia membeberkan, negara yang menerapkan Islam secara kaffah, negara yang memiliki bentuk sistem pemerintahan yang berbeda dengan semua bentuk sistem pemerintahan yang lain, ada pemerintahan republik, kekaisaran, dan seterusnya.
"Dari semua sistem pemerintahan yang ada, as siyadah (kedaulatan) adalah di tangan manusia. Dalam pengertian seluruh hukum yang diterapkan di dalam semua sistem pemerintahan itu lahir dari akal dan hawa nafsu manusia," jelasnya.
Berbeda dengan daulah yang diterapkan dan ditegakkan oleh Rasulullah SAW, ia menjelaskan, daulah yang berdiri atas asy shiyadatu li syariah kedaulatan ada di tangan syara. Yang artinya, seluruh coraknya berbeda dengan sistem pemerintahan yang dahulunya pernah ada.
"Dan faktanya sejak saat itu, fakta dari manusia berubah, umat Islam yang sebelumnya tertindas, umat Islam yang sebelumnya ada di Mekah mereka tak berdaya," tuntasnya.[] Ika Mawarningtyas
0 Komentar