Topswara.com -- Tokoh Muslimah Ustazah Iffah Ainur Rochmah mengungkapkan bahwa cita-cita besar umat Rasulullah SAW adalah ikut berkontribusi mewujudkan janji Allah.
"Hari ini cita-cita besar umat Rasulullah SAW harusnya kita mencita-citakan diri kita menjadi orang-orang yang berkontribusi sebesar-besarnya mewujudkan janji Allah menjemput bisyaroh Rasulullah SAW," tuturnya dalam Rubrik Muslimah Negarawan: Cita-cita Besar vs Cita-cita Pragmatis, di kanal YouTube Peradaban Islam ID, Senin (28/06/2021).
Menurutnya, berbicara cita-cita itu pasti sesuatu yang tinggi, bukan sesuatu yang rendah, sesuatu yang sangat bagus yang diinginkan.
"Hari ini kita saksikan lebih banyak orang yang pragmatis, bahkan dalam menyusun atau menetapkan cita-cita bagi dirinya, karena sistem kehidupan hari ini memang men-setting demikian, sehingga hampir-hampir umat Rasulullah SAW ini diarahkan, didorong bahkan diseret-seret menuju pada cita-cita yang pragmatis," terangnya.
Lebih lanjut menurutnya, kalau kita ambil ilustrasi, misalnya seorang idealis meskipun perawakannya kecil tidak punya apa-apa secara fisik, tidak punya sesuatu yang membanggakan tetapi dia idealis yang punya cita-cita besar mestinya dia berani mengatakan saya punya banyak sekali ide-ide yang ide-ide saya itu pasti akan bisa membuat kehidupan ini berubah.
"Bahkan perubahan yang sangat besar di muka bumi dan itu bisa membawa sesuatu yang luar biasa, sesuatu yang menakjubkan bagi umat manusia," tegasnya.
Pragmatis menurutnya, kalau digambarkan dalam ilustrasi yang sarkas misalnya, bagaimana kalau kamu buang saja sampah lakukan segera, itu lebih realistis, ini sampah berserakan buang sana kamu akan saya acungi jempol, kamu benar-benar membuat action yang luar biasa karena sebal juga melihat banyak sampah.
"Orang yang pragmatis selalu berpikir apa yang ada di hadapannya adalah sesuatu yang paling penting untuk diwujudkan, diselesaikan. Sehingga ketika ada ide-ide besar yang dimiliki oleh orang-orang idealis, oleh mereka yang pragmatis akan dikatakan itu sesuatu yang terlalu melangit, mengawang-awang yang lebih realistis Anda lakukan sesuatu, Anda menghasilkan sesuatu, maka Anda akan dinilai bermanfaat," bebernya.
Ustazah Iffah mengatakan, umat ini bisa mempunyai cita-cita besar dan bisa menghindar dari jebakan langkah-langkah pragmatis yang bisa mengalihkannya dari cita-cita besar kalau umat ini paham betul identitasnya. Identitasnya secara utuh, sebagai seorang Muslim kita paham betul, kita ini khaira ummah, kita ini Ssyuhadaa'a 'ala annas wa yakuuna ar rasuulu 'alaykum syahiidaa. Kita ini umat yang memiliki tanggung jawab mewujudkan rahmatan lil 'alamiin yang ada pada ajaran Islam itu benar-benar nyata. Kita ini umat yang dulu memiliki sejarah disegani oleh lawan.
"Lawan tidak hanya melihatnya sebagai musuh tetapi juga respek dengan cara-cara yang dipakai kaum Muslimin dalam mewujudkan cita-citanya, mewujudkan tujuan-tujuannya," ungkapnya.
Ia melanjutkan, cita-cita itu dibentuk selain oleh identitas juga oleh makna kesuksesan. Jadi kombinasi antara identitas dengan makna kesuksesan inilah yang hari ini mulai menggerus cita-cita besar yang dimiliki oleh umat Rasulullah SAW. Kalau kita punya identitas seorang Muslim, mestinya ukuran kesuksesan kita juga ukuran kesuksesan yang ditentukan oleh Islam.
"Ukuran kesuksesan dalam Islam kalau seseorang itu identitasnya seorang Muslim, maka dia harus menjalankan semua yang diperintahkan oleh Allah dan meninggalkan semua larangan-Nya, tujuan hidupnya untuk mendapatkan ridha Allah, maka dia disebut sebagai seorang Muslim yang sukses," imbuhnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, cita-cita besar umat Rasulullah SAW adalah menjadi para pemimpin. Pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.
"Sebagaimana para pemimpin di masa lalu yang menempatkan dirinya sebagai orang yang bisa memastikan pemenuhan kebutuhan kaum Muslimin, memastikan terlaksananya ibadah dan terlaksananya kewajiban-kewajiban kaum Muslimin," pungkasnya.[] Faizah
0 Komentar