Topswara.com -- Pakar Riset Bidang Sistem Informasi Spasial dan Peminat Sejarah Militer Islam Prof. Dr-Ing. Fahmi Amhar mengimbau untuk mengembalikan peradaban dunia yang diridhai Allah.
“Mari gunakan otak kita untuk cerdas menghadapi dunia ini, supaya menjadi agen yang berhasil mengembalikan peradaban dunia ini pada yang diridhai Allah dan mendapat barokah,” tuturnya dalam acara Islamic Nan Java Ngrinengga Abdi Ilmu “Mencetak Generasi Cemerlang sebagai Peyangga Peradaban Gemilang,” Ahad (27/06/2021).
Menurutnya, pemuda saat ini khususnya mahasiswa, jadilah “aktor’ dalam rencana Allah dan harus tau rencana Allah, oleh karenanya yang terpenting harus mengetahui syariat Allah.
“Kita memiliki majikan Allah, kepada tuan sikap yang terbaik adalah teguh, pegang erat-erat Allah dunia ini lahan tempat kita bekerja,” imbuhnya.
Ia mencontohkan ilmuwan terdahulu yang karyanya sampai sekarang masih digunakan seperti rumus aljabar karya Al Khawarizmi, ilmu geografi yang ditemukan Abu Raihan Al Biruni, ilmu bedah yang ditemukan Abu Qasim Az Zahrawi. Mereka adalah ilmuwan hebat yang mana keilmuwan mereka bukan sekadar urusan dunia, bukan sekadar urusan akhirat, tetapi dunia dan akhirat seimbang.
“Jadi keimanan mereka dibuktikan dengan karyanya, karya di dunia ini menambah dekat, menambah tebal keimanan seperti dua sisi mata uang. Pembuktian ilmu mereka lewat amal untuk memenuhi perintah Allah,” tuturnya.
Ia menjelaskan bahwa mahasiswa hari ini harus memiliki strong why yakni visi, yang mana telah dijelaskan dalam firman Allah كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ Muslim adalah umat terbaik. Tolok ukurnya dari kemampuan تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ menggiring menusia kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.
“Bisa tidak sih mahasiswa melakukan hal yang sama sebagaimaan para ilmuwan Muslim dulu? Bisa, asal kaidah kausalitasnya diperhatikan. Resepnya perbaiki akidah dulu, pelajari betul ilmu yang ditekuni, niatkan untuk Allah semata, persembahkan untuk kemaslahatan umat. bangun jejaring (ukhuwah) karena tugas besar dan panjang ini tidak bisa dilakukan sendirian,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, mahasiswa memiliki peran yakni sebagai iron stock, problem solver, social control, sebagai agent of change.
“Mahasiswa dididik untuk menjadi probelm solver bukan victim player, kita harus memberikan solusi. Kekuatan dari cendekiawan itu yang pertama kekuatan lidah mereka itu harus mengucapkan ketika yang lain tidak berani mengucapkan, sebagai agent of change mahasiswa agen merubah masyarakat dimulai dari merubah pemikiran teman-teman, merubah pemikiran opini umum,” bebernya.
Ia menyatakan, kontribusi yang saat ini mahasiswa lakukan yakni menyampaikan Islam, sedangkan karya paling besar adalah ketakwaan kepada Allah.
“Jadi kalau kita di dunia ini tidak berhasil sementara teguh kepada Allah, kita menjadi agen yang setia,” pungkasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar