Topswara.com-- Untuk mengelola emosi dalam pernikahan, Cendekiawan Muslim dan Pakar Parenting Islam Ustaz Iwan Januar memaparkan tuntunan agama agar bisa sabar menghadapi pasangan.
“Banyak tuntunan dalam agama yang meminta kita untuk sabar dalam menghadapi pasangan. Pertama, bagi para suami jangan suka menyusahkan istri, mencari-cari kesalahan istri. Jangan suka mencela kekurangan istri,” tuturnya dalam Kajian Kelola Emosi di Awal Pernikahan Rumahku Surgaku bersama Ustaz Fatih Karim dan Ustaz Iwan Januar, di kanal YouTube Cinta Quran TV, Senin (7/6/ 2021).
Ia juga mengingatkan kepada para suami sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. an-Nisa’ ayat 19:
فَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّيَجْعَلَ اللّٰهُ فِيْهِ خَيْرًا كَثِيْرًا
“Boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.”
Menurutnya, bisa jadi seorang suami tidak menyukai sesuatu dari tabiat istri. Namun, di balik istri yang dibenci itu, Allah jadikan kebaikan yang banyak.
Ia juga berpesan kepada para istri agar tidak melupakan kebaikan suami dan menerima pemberian suami. "Sebab Baginda Nabi SAW telah mengabarkan bahwa kebanyakan penghuni neraka adalah perempuan yang suka mengingkari kebaikan suami," ungkapnya.
“Ketika Baginda Nabi melihat neraka, yang paling banyak penghuninya adalah perempuan. ‘Yakfurna,’ kata Nabi. Karena mereka (para perempuan, red) itu kufur. Ada yang nanya, 'Apa kufur kepada Allah?' Bukan, kufur pada suaminya. Maksudnya, suka mengingkari kebaikan suami. Ingat sih suaminya baik, tapi yang lebih dia ingat keburukan-keburukannya," ujarnya.
Tuntunan kedua, menurutnya, baik suami maupun istri harus bisa menjaga hal-hal yang dapat memancing emosi dan memicu konflik dengan pasangan, terlebih jika menyangkut syariah.
"Misalnya jika suami sedang tidak ada di rumah, istri tidak boleh membuka dan mempersilakan laki-laki lain masuk ke dalam rumah, apalagi jika bukan mahram. Karena suami yang beriman, tidak ridha dengan itu," ujarnya
Ia menjelaskan, istri keluar rumah juga harus dengan izin suami. Suami juga harus bisa menjaga perasaan istri, sehingga jangan sampai mengambil tindakan, ucapan, atau perbuatan yang bisa menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara suami-istri.
“Kedua, ini harus hindari ha-hal yang bisa memicu konflik antara suami dan istri. Kalau kita sudah hapal perkara-perkara yang tidak disukai pasangan, maka jangan kemudian itu dilanggar,” paparnya.
Ketiga, lanjutnya, ketika marah, maka suami dan istri harus berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan emosi.
Menurutnya, tips yang diberikan Islam dalam mengendalikan emosi dan agar terhindar dari melakukan tindakan fisik antara lain: membaca ta'awudz. Jika marah dalam kondisi berdiri, maka harus duduk. Jika duduk masih marah, maka berbaring dan dianjurkan mendekati air (berwudlu, mandi).
“Rahasianya, kalau marah dalam posisi berdiri, maka gampang melakukan tindakan fisik, misal memukul istrinya. Kalau duduk, itu enggak gampang,” jelasnya.
Keempat, lanjutnya, ketika marah harus menghindari beberapa hal seperti mengucapkan kata talak dan melakukan kekerasan, baik fisik maupun verbal. Sebab, ucapan talak yang diucapkan suami, baik secara jelas/ surohatan atau secara kinayah/kiasan, akan tetap jatuh talak meski diucapkan dalam keadaan marah.
Ia juga mengingatkan suami-istri untuk tidak melakukan kekerasan fisik maupun verbal kepada pasangan. Karena Baginda Nabi telah mengingatkan bahwa mencela Muslim itu ciri orang fasik.
"Jangan mengucap talak meski istri nantangin," ujarnya.
Ia juga mengatakan bahwa konflik antara suami-istri istri adalah hal yang biasa terjadi. Namun yang luar biasa adalah upaya dalam mengendalikan marah ketika sedang konflik. Selain itu, orang yang mampu mengendalikan marah adalah orang yang bertakwa dan pantas mendapatkan surga.
"Jadi ciri orang yang bertakwa, yang pantas mendapatkan jannah (surga) Allah adalah orang-orang yang kadziminal ghoits (yaitu) yang mereka bisa memendam, menyembunyikan marah," tutupnya. []Nurwati
0 Komentar