Topswara.com-- Menanggapi kasus narkoba selebriti Nia Ramadhani dan suaminya yang kepergok mengonsumsi sabu, Muslim Youth Inspirator Ustaz Ageng Budiansyah mengatakan, miris seorang public figure menjadi contoh tidak baik.
“Ini amat disayangkan ya. Dan kalau saya melihatnya ini sesuatu yang amat miris. Seorang public figure yang dikenal masyarakat luas, bisa sampai menjadi contoh yang tidak baik untuk masyarakat luas, khususnya untuk para pemuda,” katanya kepada Topswara, Sabtu (17/7/2021).
Ia menunjukkan, kedua orang tersebut dikenal oleh masyarakat memiliki perusahaan, banyak uang, atau kekayaan. ”Ini amat disayangkan dan ini saya lihat memang di zaman yang mengedepankan, apa namanya hedonisme. Ini menjadi sesuatu yang seharusnya tidak terjadi,” tuturnya.
Ia menyayangkan mengapa hal itu bisa terjadi adalah faktor diri pribadi yang kurang paham terkait dengan agama, berkaitan dengan Islamnya. “Padahal sudah jelas yang namanya narkoba itu haram dalam Islam dan kita kenal kedua orang ini adalah orang Muslim,” jelasnya.
“Maka, seharusnya ini yang dihindari oleh seorang yang mengaku-aku dirinya sebagai seorang Muslim. Jadi ketika pemahamannya tidak ada, ketika dia tidak paham berkaitan dengan narkoba ini, sehingga dia melakukan hal ini,” imbuhnya.
Ia menambahkan, seharusnya ketika stres, banyak tuntutan atau tekanan pekerjaan, bukan larinya ke narkoba. “Padahal seharusnya bagi seorang Muslim, ketika ada cobaan, musibah atau kesulitan, itu seharusnya larinya kepada Rabbnya, Tuhannya, mendekat kepada Rabbnya, Allah SWT bukan ke narkoba,” tambahnya.
Dan kemudian yang kedua adalah mengapa hal ini bisa terjadi, karena seakan-akan tidak ada peraturan yang tegas berkaitan dengan barang haram ini. “Apalagi di dunia artis, ketika mereka punya uang untuk membeli barang haram ini, mudah saja untuk mendapatkan. Bukan hanya ketika seorang itu bebas, di penjara pun masih ada yang berani menjual bebas,” tegasnya.
Ia menunjukkan, hal tersebut juga terjadi karena abainya peran negara. Tidak ada peraturan tegas berkaitan dengan larangan penggunaan narkoba ini. Juga, jika dikaitkan dengan kebahagiaan, bahwa kekayaan itu bukan segala-galanya.
"Kekayaan itu bukan sumber kebahagiaan. Kebahagiaan itu bisa dicapai, bisa diraih, ketika apa? Ketika seharusnya kita aktivitas sesuai dengan apa yang Allah ridhai. Ketika Allah memberikan aturan bahwa narkoba, miras, berzina itu adalah sesuatu yang haram maka kita tinggalkan semua itu. Karena itu bersumber dari Allah SWT yang menciptakan kita, yang tahu apa yang terbaik dan cocok untuk diri kita sebagai manusia,” terangnya.
Ia pun memberikan catatan penting, bahwa materi itu bukan segala-galanya, harta kekayaan dan jabatan itu bukan segala-galanya. “Semua itu hanyalah titipan yang seharusnya dipakai untuk yang sesuai dengan jalan yang diridhai oleh Allah SWT,” tandasnya. [] Sri Nova Sagita.
0 Komentar