Topswara.com-- Merespons karut marutnya ekonomi, Millenialpreneur Owner Ozie Cafe Jember Helmiyatul Hidayati, S. I. Kom. mengatakan, pandemi bukan akar penyebab krisis, namun hanya memperparah krisis ekonomi.
"Pandemi bukan akar penyebab krisis ekonomi, namun adanya pandemi memperparah krisis ekonomi," ujarnya dalam acara Back to Muslim Identity yang bertajuk Millenialpreneur: Prepare your Self, Get Ready for Your Future, Ahad (27/06/2021) di Zoom meeting room.
Ia memaparkan, sudah sejak lama sebenarnya terjadi keterpurukuan ekonomi. Mulai pada tahun 1907, ia memaparkan, jatuhnya pasar saham yang memicu kepanikan bank dan menyebabkan bangkrutnya Bank Amerika Utara. Di Indonesia sendiri krisis ekonomi dimulai pada tahun 1998, ia ungkap, saat itu rupiah terdevaluasi hingga 90 persen yang dipicu krisis moneter Asia pada tahun 1997.
"Jadi, pandemi bukanlah satu-satunya faktor yang menghempas perekonomian saat ini, bahkan jauh sebelum pandemi, perekonomian sudah terpuruk. Lalu apa sebenaranya yang menyebabkan keterpurukan ekonomi dan mengapa hal ini bisa terjadi?" tanyanya.
Ia mengatakan, di dalam Al-Qur'an, telah dijelaskan bahwa adanya krisis ekonomi terjadi akibat praktik-praktik ribawi yang telah dilakulan dengan berbagai macam bentuknya. Terutama, ia kemukakan dalam wujud peebankam ribawi, mata uang kertas, pasar saham dan sektor ekonomi non-riil.
"Praktik riba akan selalu menimbulkan kegoncangan ekonomi, inilah aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilakukan oleh kapitalisme," katanya.
Menurutnya, dalam situasi yang normal saja, penerapan sistem ekonomi kapitalis sudah rentan krisis. "Apalagi jika terjadi situasi extraordinary," imbuhnya.
Terpuruknya perekonimian saat ini, ia nilai, adalah problem klasik dari penerpan sistem ekonomi kapitalis hari ini yang sudah terjadi kesekian kalinya. "Dengan kondisi ekonomi yang terpuruk saat ini, bisakah Indonesia dapat bangkit?" lugasnya.
Dengan banyaknya potensi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, ia mencontohkan, seperti sumber daya air, api, dan vegetasi, akan sangat disayangkan, jika tidak dimanfaatkan dengan benar. "Apalagi jika diserahkan ke pasar bebas, kita akan terjerat lagi dalam lingkaran kapitalisme, hal ini tidak bisa lagi diharapkan," bebernya.
Dalam mengelola semua potensi yang dimiliki oleh Indonesia, ia mengatakan, sangat tidak mungkin untuk menggunakan sistem kapitalisme. "Karena sudah jelas akan menimbulkan resesi dan krisis ekonomi yang tentunya akan berdampak pada diri kita," katanya.
Oleh karena itu, ia katakan, harus diserahkan pada mekanisme yang baru. "Dengan adanya kondisi perekonomian sekarang yang semakin terpuruk, tentu kita tidak menginginkan untuk terus berada dalam sistem ekonomi kapitalis," tegasnya.
Ia menjelaskan, tidak ada pilihan lain, selain kembali pada syariah Islam. "Karena Islam tidak sekadar mengatur tentang ritual, tetapi juga mengatur kehidupan, khususnya dalam permasalahan perekonomian saat ini," tandasnya.[] Usi
0 Komentar