Topswara.com-- Dosen Online (Dosol) Universitas Online (Uniol) 4.0 Diponorogo, Dewi Srimurtiningsih mengatakan, kenikmatan atau pun kesedihan, keduanya adalah ujian dari Allah SWT.
"Kenikmatan atau pun kesedihan, keduanya merupakan ujian dari Allah SWT bagi setiap hamba-Nya yang masih hidup di dunia ini. Keduanya akan selalu datang silih berganti menyapa setiap manusia," tuturnya dalam Kuliah Online Uniol 4.0 Diponorogo bertajuk Sabar dan Syukur: Kunci Sukses Ikhlas Menjalani Hidup di WhatsApp Group Uniol 4.0 Diponorogo, Rabu (14/07/2021).
Ia menjelaskan, sebagai seorang mukmin sejati akan bersabar saat masa sulit dan bersyukur saat dilapangkan. Oleh karena itu, Islam mengajarkan kepada kita tentang keutamaan sikap sabar dan syukur.
"Ketika dalam masa sulit, kita diharapkan agar bersikap sabar. Kesabaran ini diperlukan agar seseorang mempunyai kesiapan mental dalam menghadapi kesulitan tersebut," imbuhnya.
Oleh karena itu, sikap sabar juga bukan sikap lemah dan menyerah kepada musuh. Allah SWT berfirman, "Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar." (QS. Ali 'Imran 3: 146)
"Namun, sikap sabar yang diajarkan Al-Qur'an bukanlah sikap menerima kehinaan. Yang diupayakan hendaknya azimah, yakni komitmen yang kuat untuk mencapai cita-cita," terangnya.
Ia mengatakan, saat dalam keadaan lapang dan senang, kita diperintah agar memiliki sikap bersyukur.
"Menurut Imam Ghazali, syukur itu pertama, syukur berarti menyadari secara sungguh-sungguh besarnya nikmat Allah. Kesadaran ini, kata Ghazali, akan menghindarkan manusia dari sikap sombong. Kedua, syukur berarti mempergunakan semua nikmat Allah sesuai dengan maksud yang Dia inginkan. Dengan begitu, nikmat tidak saja akan bertambah, seperti dijanjikan Allah SWT dalam Al-Qur'an, tetapi juga akan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia," paparnya.
Ia mengungkapkan, pemahaman yang benar terkait ujian, baik ujian berupa kenikmatan maupun ujian berupa musibah kesedihan, akan memunculkan penyikapan yang tepat dari diri seorang Muslim.
"Baik itu sikap sabar ataupun sikap syukur, akan memunculkan ketenangan diri dan jiwa, serta memunculkan rasa ikhlas berserah diri kepada Allah SWT dalam menjalani kehidupannya," tandasnya. [] Alfia Purwanti
0 Komentar