Topswara.com -- Founder Kajian Syameela Ustaz Oemar Mita mengatakan, masalah keluarga merupakan masalah penting dalam episode kehidupan sehingga Muslim harus betul-betul menggali bagaimana bisa memiliki keluarga qurrota a’yun.
“Keluarga itu masalah penting, dan inilah yang menjadikan kita harus betul-betul menggali bagaimana kita bisa memiliki keluarga yang qurrota a’yun dalam kehidupan kita,” tuturnya dalam Video Kajian Pendek: Penyejuk Mata Abu Bassam Oemar Mita, Jum’at (18/06/2021).
Ia mengatakan, ada doa yang familiar betul rabbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrota a’yun waj’alna lil muttaqina imama. “Kalau kita perhatikan di dalam doa ini ada dua permohonan yang kita minta,” imbuhnya.
Permohonan pertama, meminta supaya diberikan oleh Allah istri dan pasangan-pasangan, anak-anak yang qurrota a’yun. Kedua, memohon untuk dijadikan imam bagi orang yang bertakwa atau menjadi pemimpin bagi orang yang bertakwa.
“Kenapa ada kata permohonan supaya (keluarga) menjadi pemimpin bagi orang yang bertakwa setelah kata qurrota a’yun? ternyata pada ahlul ilmi mengatakan, karena pemimpin-pemimpin di agama ini atau pemimpin keimanan tidak akan pernah didapatkan kecuali dilahirkan dari keluarga yang qurrota a’yun.
Ia menambahkan, di dalam sejarah para pahlawan Islam tidak akan dijumpai kecuali mereka lahir dari keluarga yang benar-benar qurrota a’yun. “Akhirnya keturunan-keturunannya menjadi imam bagi orang yang bertakwa dan itu menunjukkan bahwasanya urusan keluarga itu urusan besar dalam kehidupan iman,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, qurrota a’yun adalah sesuatu yang menenangkan apapun yang terjadi di luar sana. Meski badai di luar, petir, halilintar bersahut-sahutan tetapi setelah membuka gagang pintu masuk ke rumah maka semua petir, halilintar yang didengarkan begitu memekakkan telinga ketika di luar rumah, ketika masuk ke rumah tidak lagi merasakan petir dan halilintar. Itulah yang dimaksud dengan qurrota a’yun.
"Makanya inilah yang menjadikan kita betul-betul berharap bukan hanya bagaimana shalat kita benar, bagaimana amal kita diterima, tapi ketika kita mendapatkan keluarga yang bersifat dengan qurrota a’yun," ungkapnya.
Ia menjelaskan, dengan adanya keluarga qurrota a’yun bisa menambah ketaatan, bisa memberikan kedamaian, dan keberkahan dalam segala urusan yang dilakukan. “Sehingga kita bisa melangkah menuju kepada ridhanya Allah dan menuju kepada surganya Allah secara bersama-sama. Inilah yang menjadikan kita akhirnya memahami itulah keluarga,” terangnya.
Ia menjelaskan, posisi keluarga sangatlah besar dalam kehidupan iman. Tentunya ada perkara yang harus disadari membentuk keluarga yakni harus memiliki ilmu supaya menjadi keluarga qurrota a’yun.
“Sering kita dengarkan tapi praktiknya tidaklah mudah. Mengambil sebuah analogi yang sederhana memahami istri yang mereka itu bergejolak dan memahami suami yang mereka memiliki logika yang panjang itu. Kalau tanpa ilmu tidak akan pernah kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan dalam sebuah konsep rumah tangga,” tegasnya.
“Apapun yang sedang kita rasakan pada saat ini bersama keluarga, pastikan bahwasanya keluarga itu menempati posisi yang paling dalam, dalam kehidupan sanubari dan kalbu kita. Dan itu tidak akan mungkin dihilangkan dengan apapun sampai kematian pun tidak bisa menghapus memori seseorang bersama dengan keluarga,” pungkasnya.[] Alfia Purwanti
0 Komentar